Kenyataan

1.6K 147 6
                                    

Kenyataannya tak satupun dari kamu yang akan tinggal untuk ku.

06

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

06.00

Pagi ini agak berbeda. Matahari mengeluarkan sinar, tapi, tertutup awan. Langit muram gelisah berwarna gelap. Syukurlah rintik hujan belum datang.

Jeny sedang menyiapkan sarapan anaknya yang bimbang. Ia melihat anaknya sedang menangis di langit malam. Ia langsung sudah bisa menduga kalau itu ulah kekasih anaknya. Tidak mau menegur ataupun memberi nasihat tadi malam, ia memilih untuk menjauh dari pintu kamar anaknya.

Keningnya berkerut, anaknya belum juga turun?

"Aya! Turun!, nak. Buruan, sarapan yuk!"teriak Jeny. Dua menit setelahnya ia mulai gelisah.

Jeny membuka apron nya -berjalan menuju kamar Jiaya. Ia segera membuka pintu. Dan, betapa terkejutnya ia saat tahu Jiaya tidak ada di kamar.

"Aya?" Jeny memasuki kamarnya. Ia menemukan sebuah kertas kecil di meja belajar anaknya. Setelah membaca kertas itu, Jeny langsung menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya.

"Ck, pasti ada apa-apa, kan, diantara kalian berdua. Mama yakin seratus persen," gumam Jeny sambil membaca ulang surat itu.

Ma, aya mau kerjain PR di sekolah.
Sarapannya mama makan aja yah, maaf ma. Kayaknya aya juga mau pulang agak sore an. Nanti aya makan di sekolah, ILY mama!

•••

Jiaya

Aku pikir, aku berharga buat kamu. Dengan cara manis kamu memperlakukan aku dulu, -setelah kamu kasar 'pun aku tau kamu sayang sama aku. Cuma caranya aja yang salah.

Tapi, nyatanya aku cuma barang bekas yang dengan gampang nya kamu kasih ke orang lain.

Ternyata, aku cuma sebatas itu, ya, Ta?

Cuma bekasan kamu.

Dinding yang ada di hati ini, dinding yang membuat aku tetap ada di sisi kamu,
-kamu hancurin gitu aja?.

Walaupun kamu memang benar mengatakan kalau kamu gak butuh aku lagi, aku gak percaya. Seberapa jauh si kamu bisa menghindar dari aku, Ta?. Berapa lama kamu bisa biarin aku bebas gitu aja?.

Sekali lagi, Ta.

AKU GAK PERCAYA.

Keasikan mikirin dia kadang membuat gue gak sadar kalau gue juga masih butuh dia. Dan karena keasikan mikirin dia juga, gue jadi gak sadar kalau ternyata hujan sudah turun mengguyur tubuh gue.

"Yah..," keluh gue. Gue menoleh ke kanan, di sana terdapat halte bus, tempat terdekat untuk berteduh. Ya walaupun percuma karena seragam gue udah setengah basah.

TOXICLOVE (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang