Kejelasan

758 121 12
                                    

"Stop! Mama yang suruh Riski anterin Jiaya," ucap Gina lantang namun sedih. Satu fakta lagi yang menguatkan dugaan Genta, "Mama juga yang suruh Jiaya pulang!"

"Bener kan dugaan gua. Lu masih aja ikut campur sama urusan gua."

Gina mendekati Genta, "Karena kamu anak saya!"

Genta terkekeh kecil. Ia benar-benar tak habis pikir kenapa sih baru sekarang disebut 'anak'. Kemarin kemana saja, dimasa kecilnya ia tidak mengenal kasih sayang asli dari orangtua. Namun, baginya..kasih sayang Oma dan Opa sudah cukup menggantikan itu semua.

"Kalau gitu kenapa ninggalin gua?"tanya Genta mulai naik pitam. "Kenapa malah Oma yang ngurus gua?"tanya nya lagi.

Gina bungkam, Genta emosi dan agak membentak dan mendesak mamanya itu.

"Jawab!"

"Eh mas! gak usah bentak-bentak ibu juga, dong!"kesal Riski. Lama-lama ia juga mulai emosi melihat ibunya dikasarin oleh Genta.

"Diem! Lu lahir udah enak-enak aja. Gak usah ikut campur! Nanti ketara tololnya."

Riski hendak memajukan tubuhnya. Namun, segera ditahan oleh Gina selepas melihat gerak-gerik anaknya itu.

 Namun, segera ditahan oleh Gina selepas melihat gerak-gerik anaknya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah ki..." Gina mulai berusaha tegas kepada anak-anaknya. Ia tidak mau ada lagi pertengkaran. Gina berkata sambil menatap Genta, "Maafin mama, Ge.."

"Mama berasal dari keluarga miskin. Mama adalah perempuan yang suka mabuk, suka ke club malam. Awal pertemuan mama sama papa itu, di club. Dan singkatnya kita mabuk berat. Kita melakukan hubungan badan. Mama gak keberatan karena memang itu bukan yang pertama kalinya, tapi papamu selalu minta maaf ke mama karena merasa bersalah. Kita makin sering bertemu tentunya. Dua minggu kemudian, mama ngerasa ada yang gak bener nih. Perut mama mual, dan telat datang bulan. Bener aja, pas dicek ya positif hamil.."

Genta merasa tak kuat hati mendengarnya. Entah kenapa begitu menyakitkan baginya.

"Mama bilang ke papa, dan pastinya kaget. Maafin mama Ge.. mama juga pernah sempet terlintas mau gugurin kandungan mama.."

Begitu sakit, sakit sekali. Dan sakit yang ia rasakan membuat badannya lemas hingga terduduk di sofa. Diikuti oleh sang ibunda juga adik tirinya.

"Memang dasarnya papamu itu orang baik. Dia mencegah mama untuk mengugurkan kamu. Alhasil sebagai gantinya dia berjanji akan menikahi mama. Papamu tepati janjinya, dia bawa mama ke rumah ini dan minta izin sama oma dan opamu. Awalnya baik-baik saja, sampai saat dimana mereka menolak tegas gagasan papa untuk menikahi mama. Opa yant gak sudi menikahkan anaknya dengan seorang wanita tidak berpendidikan. Begitupun oma mu yang tidak sudi anak sulungnya menikahi wanita tidak beradab seperti mama. Mama memaklumi itu, tapi mama akui adik papamu berjasa sangat banyak dalam hubungan kami.

..Dari awal Friska selalu diam-diam membela mama. Dia mengajari mama tentang rumah ini. Dari tatakrama sampai makanan kesukaan, dia selalu cerita. Dari cerita Friska mama pun mulai tergerak untuk mengambil hati oma dan opa. Mama mulai memasak untuk mereka, bersikap sopan, dan itu semua sukses. Sukses membuat mama sedikit demi sedikit diterima oleh mereka. Sampai pada suatu hari, oma dan opa mengetahui kalau mama adalah wanita yang bekerja di sebuah club malam. Mereka mengamuk besar, pipi mama habis merah ditampar oma. Dan papamu babak belur di hantam opa. Saat itu kamu masih 4 bulan dikandungan. Mama memutuskan untuk kabur dari rumah ini. Mama kabur bersama papamu juga. Kami dikejar 'orang' nya opa.

..Ternyata, Friska ikut 'orang' nya papa untuk mengikuti kami. Namun kabar buruknya, mobil itu justru kecelakaan dan terjun ke jurang. Mama sangat menyesal dan sedih mendengarnya. Karena kami berdua, Friska harus jadi korban. Jadi, dengan pasrah kami memutuskan untuk menyerahkan diri ke oma dan opa mu setelah 4 bulan menghilang. Dikarenakan kami saat itu mengumpat atau tinggal disebuah perkampungan di kota Bali. Perekonomian kami menurun, papa mu bahkan menjual mobil demi mencukupi hidup kami, karena semua kartu kredit bahkan rekening tabungan papamu diblokir oleh opa. Kami hidup melarat, mungkin mama sudah terbiasa. Tapi papamu begitu sedih hingga amarah selalu merasukinya..

..Papamu mulai sering memarahi mama bahkan karena alasan spele. Dia mulai berubah seiring waktu, tapi dia tidak pernah melupakan kamu yang saat itu masih di dalam kandungan mama. Dia selalu membelikan susu kesehatan untuk ibu hamil, obat, vitamin, bahkan buah-buahan segar. Alasannya untuk kamu, bukan untuk mama."

Suara Gina mulai bergetar, airmatanya perlahan turun saat menceritakan kisah pilu nya. Genta hanya bisa berdiam tanpa berkomentar apapun karena ia juga penasaran dengan apa yang terjadi di masa lalu. Riski yang sudah mengetahui seluk beluk permasalahan ibu nya pun hanya bisa menenangkan Gina. Jujur, Riski lebih dewasa daripada Genta. Walaupun lebih tua Genta daripada cowok itu.

"Sampai akhirnya..di kota itu juga, mama bertemu dengan salah satu pria, yaitu Anthony—ayahnya Riski. Mama mengakui kalau mama begitu murahan dan gegabah. Mama merasa papamu sudah tidak mencintai mama dan akan membuang mama jika kamu sudah lahir nantinya. Jadi dengan bodohnya mama mencari calon pengganti papamu. Bukan mencari sebenarnya, mama tidak mencari namun sangat wellcome dengan Tony. Karena dia adalah pria yang sederhana juga pekerja keras..

..seenggaknya, derajat kami hampir sama."

Dapat Genta simpulkan kalau hubungan orangtuanya tidak direstui dan menyebabkan kesalah pahaman, keegoisan, kurangnya komunikasi, dan akhirnya kabur dari masalah.

"Papamu awalnya marah, sangatt marah. Tapi, mama rasa papamu juga sadar diri. Saat itu uang adalah hal yang sulit kami dapatkan. Sementara Tony termasuk orang yang sederhana lah, dia sering beliin mama dan papamu makan, beliin buah-buahan untuk kamu seperti yang papamu beli dulu ketika masih mampu, dan masih banyak jasa Tony yang membantu kami.

...Pada akhirnya papamu menyerah dengan keadaan, kami membuat sebuah perjanjian. Dimana diperjanjian itu tertulis kalau kamu lahir, kamu akan diambil papamu. Entah bagaimana kamu bisa dirawat oma dan opa, mama gak tau. Tapi, papamu orang yang baik, nak. Cuma karena papamu itu keturunan orang kaya, dia kaget ketika jatuh miskin. Dia memang ada salah ketika gak bisa nerima keadaan. Tapi papamu gak pernah main tangan sama mama. Gak sama sekali..

...Jadi, Mama minta Mage untuk jadi anak yang baik seperti papa yah. Mama sedih kamu kasar kayak gitu ke papa, karena mama tau bagaimana perjuangan papa untuk bisa mencukupi kamu. Mama minta Mage jadi anak baik—itu aja."

"Kenapa Jiaya dibawa-bawa?"tanya Genta. Ia hanya mengetes mamanya. Sebetulnya ia mengerti kalau Gina cemburu dengan Jiaya nya.

Gina menunduk, "Mama cemburu, Ge. Kamu bisa semanis itu, semanja itu, seperhatian itu—sama dia. Mama bener-bener gak ada maksud lain, mama cuma cemburu karena kamu gak begitu ke mama. Begitupun Riski, dia gak ada maksud apa-apa ke pacarmu. Mama bakalan jewer dia kalau berani rebut pacarmu, siapapun itu. Beneran..mama gak bohong."

Riski yang mendengar hanya tersenyum kecil, bagaimana bisa.




















TOXICLOVE (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang