Nyatanya

1.8K 168 6
                                    

No one can replace her figure,
including you.

Keesokan harinya, ramai perbincangan mengenai siswa ips bernama Ijo yang mengalami kecelakaan, tapi masih belum jelas detail tentang apa penyebabnya jadi, opini-opini orang disekitar pun beredar sehingga membuat beberapa pernyataan yang kurang mengenakan . Seperti saat ini, keadaan di kelas Jiaya cukup ricuh karena beberapa ada yang menggosipi kejadian itu. Ia pun hanya bisa mendengarkan tanpa ingin ikut beropini, karena takut menimbulkan opini lain.

"Gue rasa dia mabok, deh. Anak bandel kayak dia kan emang kerjaannya mabok, terus kalau udah kecelakaan nyusahin orang lagi! "

"Tapi, katanya dia bukan kecelakaan tunggal. Gue denger dari kelas sebelah sih katanya ada yang nabrak gitu. Tapi gue gatau ah, takut salah. "

"Alah! Udah biasa kali dia begitu. Sama tuh kayak temen-temennya, tukang rusuh. Gua mah aminin aja kalau dia bonyok-bonyok, biar kapok sekalian! "

"Padahal ganteng loh, tapi sial akhlaknya minus."

"Iya bener banget! Tapi gue denger-denger dia belum pernah pacaran."

"Yah elah! Paling belum pernah pacaran tapi cewekan nya banyak. Apalagi gue denger dia pernah ons beberapa kali. Katanya si dari sekolah lain gitu."

"Ah hoax lo!"

"Serah lo dah, bukan urusan gue juga sih."

Sebenarnya Jiaya sedikit terkejut tapi, kalau dipikir-pikir Ijo yang ia kenal tidak seperti itu. Entah dia yang baru kenal luarnya saja tapi pastinya, Dia adalah anak yang tegas, tidak suka basa-basi, bijak dan peduli banget sama temennya.

Tidak mungkin kan seperti itu?

Atau mungkin?

"DOR!"

Ia terperanjat pelan ketika dikagetkan oleh sahabatnya, Risa. Gadis berambut lurus panjang itu duduk di bangkunya, tepat disebelah Jiaya.

"Astaga, kaget! " pekiknya.


Risa terkekeh, "mikirin apa si lo?". Jiaya memangku dagunya sambil menghembuskan nafasnya kasar.

"Ini Sa, gue salah ambil langkah."

"Maksudnya? Langkah kaki? "

"Bukan gitu. Salah ambil langkah buat nanganin Genta, seharusnya gue gak diem aja digituin sama dia."

"Jadi lo mau putus?"potong Risa penasaran.

"Bukan, makanya dengerin dulu!" Risa mengangguk. "Ya..seharusnya gue bimbing dia. Seharusnya gue..

"Bikin dia percaya kalau lu ada. Kasih dia perhatian lebih."

"..seharusnya gue bikin dia percaya kalau ada gue yang bisa dijadiin tempat curhat dia. Bukannya malah.."

"..bukanya malah mikirin perasaan gue sendiri. Gue selalu buat diri gue sendiri sebagai korban. Tanpa tau dia kenapa, sebenernya dia itu kayak gimana dan bodohnya gue malah minta putus sama dia pas lagi berantem.."

TOXICLOVE (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang