nostalgia

485 41 5
                                    

Hi,”sapa Genta kepada semuanya. Tidak. Sebenarnya hanya kepada satu wanita itu saja. Tetapi bukankah sedikit berbohong pada diri sendiri tidak apa-apa.

Ada tangan yang mengalung di lengannya, siapa lagi kalau bukan Clara. “Kamu kok ninggalin aku, sih? Udah kayak setan aja jalannya cepet banget!”  Salahkan Genta yang meninggalkan wanita itu, tadi.

“Malam semuanya!”sapa Clara.

Ijo berjalan mendekati mereka dan memberikan salam hangat kepada keduanya, “Jangan macem-macem ya, Ta.”

“Gak akan Jo, kan ada gue” ucap Clara senyum sumeringah. “Kalau perlu gue iket biar gak lepas, atau pake lem aja biar makin merekat” candanya.

Ijo terkekeh, “Bisa aja lo. Udah yuk, duduk-duduk. Lu berdua mau minuman apa?”

Sambil berjalan, mereka berdua menjawab. Clara, “Gue mau orange juice ya, Jo.” Dijawab deheman oleh pemilik rumah, “Gua air putih dingin aja.”

Mereka berdua duduk di sofa dengan sedikit canggung. Apalagi posisinya berhadap-hadapan dengan Jiaya dan Juan. Pasangan itu tengah mengobrol, tidak begitu terdengar suaranya karena jarak yang agak jauh. Tetapi melihat pergerakan Jiaya yang begitu manjanya terhadap Juan membuat Genta sedikit ke distract.

“Jevan mana?”tanya Genta.

“Jevan lagi on the way sama Rosi nih, katanya. Tuh anak berdua emang telat mulu kalau janjian,” ungkap Eja.

Genta baru menotice Eja membawa wanita, “Ohh ini Ja, yang lu ceritain?”sindirnya. Baru-baru ini Eja baru terbuka soal kedekatannya dengan seorang wanita. Padahal dekatnya sudah lama.

Terlihat wanita itu menoleh ke arah Eja dengan saltingnya, “Ceritain apa emang?”.

“Ya- ya ceritain kamu. Kalau aku lagi deket sama seorang wanita cantik, udah gitu aja. Dan cuma minta arahan dikit aja, gak cerita yang gimana-gimana, kok!” klarifikasi Eja pada wanitanya.

“Gak cuma itu. Asal lo tau aja Sev, dia ini cemburu pas lo jalan sama mantan lo itu. Sorry to say, tapi ini demi kebaikan lo, Bang” ungkap Haje yang membuat wanita itu merasa bersalah kepada Reza.

Severia, wanita yang sudah lama dekat dengan Eja. Bahkan sedari masa kuliah, baru diceritakan sekarang. Entah apa yang membuat Eja menahan cerita nya itu, yang pasti kini keduanya sudah mulai menjalin hubungan yang serius. Reza Jahesa kini berprofesi sebagai co-pilot pesawat Sanja Indonesia. Mungkin dua tahun ke depan baru bisa mengajukan diri sebagai captain pilot, karena ia pun baru bekerja sekitar empat tahun.

Genta melirik ke arah Jiaya dan Juan. Lalu ia mulai berbicara dengan bahasa inggris,
“Hallo, Mr. Juan, gimana kabarnya?”.

“Baik. Anda sendiri bagaimana?”

“Cukup baik.” Genta menyadari kalau baju sepasang kekasih itu memiliki warna yang senada. “Pasangan manis, ya. Warna pakaian saja sampai couple-an.”

Juan hanya terkekeh menanggapinya, sementara Jiaya sudah keringat dingin melihat interaksi mereka berdua.

“Ge, di samping kamu ada bantal gak?”

“Ck! Lagian siapa suruh kamu pakai rok mini kayak gitu. Mau pamer tubuh apa gimana sih?”

“Ya udah iya, maaf.”

Tanpa Clara sadari Genta agak kesal dengan pakaiannya yang terbuka, tetapi Clara malah menganggap Genta hanya sekedar mengomelinya saja.

Beberapa menit kemudian, Rosi dan Jevan datang. Bersamaan dengan Juan yang hendak keluar karena ada urusan mendadak. Ada perdebatan kecil antara Juan dan kekasihnya.

TOXICLOVE (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang