Sepi

808 129 11
                                    

!! BANYAK PICT !!

02.02

Hari masih gelap, mata terbuka dari tidur yang lelap. Suara nyaring alarm ponselnya membuat seorang pria berahang tegas terbangun karena nya. Ia memasang alarm yang biasanya tidak pernah digunakan hanya supaya bisa tepat waktu mengantar sang pujaan hati ke penerbangan.

“Ah..” desahnya, berat untuk membuka mata. Tetapi tetap ia paksakan agar tidak terlambat. Kesempatan ini tidak boleh dilewatkan.

Bangkit dari kasur, bersiap diri untuk siap pergi. Mengambil kunci motor lalu segera melakukan perjalanan yang kira-kira satu jam lamanya.

 Mengambil kunci motor lalu segera melakukan perjalanan yang kira-kira satu jam lamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di bandara, Genta langsung memarkirkan motornya dan pergi masuk ke dalam. Mencari batang hidung gadisnya, namun belum kunjung ditemukan.

Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke area aman untuk merokok.

Berdering..

Menghubungi nya adalah salah satu cara agar bisa cepat ditemukan. Tak menunggu lama, sambungan telfone itu langsung di angkat oleh pemiliknya.

“Halo, Ta?”

“Dimana?”

“Aku lagi di tempat makan. Lagi beli roti sama teh anget. Kamu dimana emang?”

“Ruang tunggu.”

“Yaudah aku kesana ya!”

“Hm.”

Beberapa menit kemudian dari arah kanan datanglah seorang gadis cantik berwajah imut. Ia menggunakan hoodie kuning dengan sebuah jeans.

“Hai!” Dari sana Jiaya melambaikan tangan. Gadis itu berlari kecil menghampiri Genta yang berdiri.

Bruk

Dengan spontan Jiaya memeluk Genta. Sangat erat pelukannya, gadis itu tidak segan memeluk duluan karena tempatnya lumayan sepi. Dengan perlahan Genta memeluk erat pinggang ramping gadisnya.

Menghirup wangi khas Genta, ia pun bertanya, “Dari tadi yah?”.

“Hm.. Nyokap mana?”

Jiaya melepaskan pelukannya saat dirasa telah cukup puas. Ia menatap mata Genta sambil menunjuk ke arah belakang, “Masih di sana.”

“Ohh... Sini, duduk!”

Baru menyadari kalau ia membawa sebuah plastik, Jiaya segera menyodorkan isinya kepada Genta. Ia menyodorkan sebuah roti isi coklat yang sengaja ia beli untuk Genta, tadi.

 Ia menyodorkan sebuah roti isi coklat yang sengaja ia beli untuk Genta, tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TOXICLOVE (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang