"Bujum! air putih anget 1"
Genta selalu datang dengan wajah datar dan penampilan acak-acakannya, ya..seperti biasa lah. Seragam dikeluarin, tidak memakai dasi dan ikat pinggang, dua kancing di atas dibuka serta celana yang agak ketat.
Yang berbeda adalah pandangan matanya yang kosong hari ini. Jelas sekali bahwa ada yang sedang dipikirkan oleh cowok itu. Terlihat dari keningnya yang sedikit mengkerut.
"Ta? " panggil Ijo —sahabat dekat sekaligus teman sekelasnya.
Karena tak kunjung menjawab, ditepuklah pundaknya.
"Hm? " respon Genta.
"Kenapa lo? " Seperti bukan Genta yang cowok itu kenal, kata Ijo. "Ada masalah? "
"Iya, dikit. "
Jawaban seadanya Genta membuat Ijo mendecak cukup keras, "Cerita lah, jangan diem-diem aja. Bisa gila lo lama-lama kalau dipendem terus. "
"Lagi stress gua,
udah deh lu diem aja dulu. ""Ta, biasanya cerita sama gua. Oh ayolah! Masalah cewek? " Cowok itu tak kunjung menjawab, "Cewek lo?"
Genta menggertakan giginya, rahangnya mengeras seketika. "Gua lagi gak mikirin dia anjing! Kalau gua bilang diem, ya diem! " jawabnya.
Ijo menepuk pundaknya sekali dengan tujuan menenangkan emosi sahabatnya itu.
"Gua paham. Tapi kalau lu lagi ada masalah, cerita sama gua. Gak usah kebanyakan gengsinya, gua gak mau lu mati gara-gara banyak yang dipikirin. "
"Ck! bacot banget si?"
"Tapi bener kan mikirin Jiaya?"
Genta menoleh,
"Gua bilang enggak ya enggak! Sekali lagi ngomongin dia gua tonjok." Seketika itu juga Ijo terdiam."Ngeri bener... "
Tapi tiba-tiba Genta bicara lagi, "Lagipula, semalem gua telfone juga gak di angkat. "
Ijo semakin penasaran tentang apa yang sedang dipikiri oleh sahabatnya itu. Baru mau bertanya lagi, eh sekumpulan kampret dateng.
"Yo! Watsup swadikap skidipapap aselole jos ah mantap! Yoks kita dateng kesini untuk skidipapaps!"ucap Cayo dengan nada rap ngaco buatannya.
Pletak
Jentulan manja berlabuh di kepala nya. "Skidipapap apaan si bangsatt, orang mau makan. Minggir lo! " titah Jevan.
"Tau! Di warung bujum itu kan isinya anak alim semua. Skidipapap skidipapap.. apa itu skidipappap? " gerutu Kuta sok polos.
"Pret!" ejek bujum yang baru saja meletakkan beberapa lauk di etalase nya. "Alim ceunah? bawa barudak awewe saminggu beda-beda, ka hotel, naon anu? Ah! sering ka klub malam kan? Alim..alim!"sindir bujum disauti kekehan mereka.
Genta yang sedang menatap mereka baru menyadari kalau ada yang kurang, "bertiga doang?".
"Si Haje lagi gak kesini katanya. Pfft! Mungkin dia lagi diawasin anak osis biar gak cabut" kekeh Jevan.
"Lah si-cepu mana?"tanya Ijo. Cepu adalah panggilan dari Ijo buat Eja, karena Eja adalah orang yang blak-blak an dan jujur.
"Ntar juga dateng, kayak gak tau dia aja lu Jo..jo. Lu gimana sih! Kembaran sendiri masa gak tau," kata Cayo.
"Berisik, lu" sinis Ijo.
Benar saja, gak lama Eja datang dengan santainya. "Assalamualaikum ya ahli neraka!"
"Babi..babi." damprat Ijo. Eja dengan santai duduk di sampingnya, dan menatap Ijo. Begitupun sebaliknya.
Eja, ini telepati dari gua. Jangan kasih tau Genta dulu deh, ya? Kayaknya lagi banyak pikiran tuh anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXICLOVE (REVISI)
ChickLit"Kamu pukul aku, kamu jepit aku, kamu jambak aku. Apa itu yang kamu bilang sayang? Tubuh aku, mental aku..kamu rusak." "Aku capek." Hubungan yang biasa kita sebut toxic relationship berakar pada permasalahan di masa lalu. Trauma yang membuatnya mela...