8. Mungkin nggak?

350 83 6
                                    

Jordy melirik ke arah samping, di mana Yumna mendengarkan dengan serius apa yang dijelaskan Bu Sonia. Mungkin, Matematika adalah pelajaran favorit gadis itu. Ralat, sepertinya Yumna suka sama semua mata pelajaran karena selalu serius mendengarkan. Terkadang, Jordy menganggap Yumna adalah orang yang ambisius karena terlalu serius dalam belajar di kelas. Diganggu sedikit pasti akan keluar tanduknya alias marah-marah.

Tapi, Jordy nggak pernah masalah toh cara belajar tiap orang berbeda-beda.

Sejak kejadian di apartemennya malam itu, tidak ada yang berubah dari keadaan keduanya. Yumna masih sering menyendiri dan jutek. Jordy masih sering iseng, bedanya Jordy telah melebarkan sayap pertemanannya di SMA ini khususnya dari jurusan IPS. Jelaslah, bergabung dengan Arvin menjadikan popularitasnya perlahan naik. Ditambah Jordy memiliki wajah yang tergolong tampan. Dengan kulit putih, postur tubuh yang sempura, rambut gondrongnya, dan jangan lupakan gigi kelinci yang membuat penampilannya terkesan lucu.

Meski nggak seganteng Arvin dan beberapa cowok most wanted lain di SMA Mentari, Jordy cukup disenangi karena sikapnya yang mudah bergaul.

Menyadari teman sebangkunya telah memiliki banyak kenalan, Yumna berusaha menjauh. Dia selalu nggak nyaman kalau ada yang dekat dengannya sejak kejadian Della, dan kawan-kawan. Namun, Jordy sepertinya bukan tipe yang mudah menyerah. Sesekali cowok itu mengikutinya pergi ke kantin atau menungguinya pulang sekolah sampai suasana sepi.

Hal itu membuat Yumna nggak punya pilihan selain menerima keberadaannya. Seperti yang Key bilang, selama Jordy nggak bicara jahat atau mau tahu tentang masalah pribadinya, tidak apa-apa berteman. Justru sekarang, Jordy sering cerita dengan Yumna.

"Na, kemaren Papi cerita kalau ada wisatawan orang bule yang marah-marah karena pelayan hotel salah bawa makanan," bisik Jordy akhirnya, sudah nggak tahan kantuk.

Yumna berdeham sebagai respons, tandanya dia mau mendengarkan Jordy.

"Padahal udah diganti sama menu yang sesuai dan minta maaf, tapi dia minta ketemu sama koki utamanya alias Papi. Padahal nggak ada hubungannya tau."

Yumna sebenarnya tertarik dengan setiap cerita berbeda yang dibawa Jordy, hanya saja terlalu gengsi untuk merespons lebih.

"Terus akhirnya dikasih bonus satu porsi sama Papi." Jordy curi-curi pandang ke Yumna dan ternyata cewek itu sedang berhenti menulis. "Gue bilang aja, itu mah bule gembel yang lagi minta gratisan!"

"Bukannya di Bali lebih banyak bule gembel?" sahut Yumna dingin.

"Iya, makanya gue sama Papi udah hafal banget sama taktik mereka yang marah-marah dan bakalan clear kalo dikasi jatah."

Perkataan Jordy diiringi dengan bel pulang yang berbunyi. Bu Sonia pergi setelah mengumumkan ada Ulangan Harian di pertemuan terakhir hari Jumat sebelum mereka melaksanakan UAS. Pelajaran matematika memang dibagi menjadi dua hari yaitu Rabu dan Jumat.

"Mentang-mentang mau UAS semua mata pelajaran seolah berlomba buat UH," keluh Jordy. Besok ada UH dua mata pelajaran, lalu lusa juga dua, dan Jumat ditutup oleh Matematika.

"Bener banget, kayaknya ide bagus ya kalo kita belajar bareng buat persiapin UAS." Tiba-tiba saja, Arvin menghampiri meja mereka dan menanggapi Jordy. "Yumna, bisa tolong ajarin gue AJP?"

"Nggak ada materi Akuntansi buat UAS," jawab Yumna nggak minat sama sekali dengan ide sekaligus kedatangan Arvin.

"Tapi lo tau sendiri, kan? Selama pelatihan gue lemah banget di materi penyesuaian." Arvin masih berusaha membujuk Yumna sedangkan Jordy hanya menjadi penonton dua temannya ini.

"Gue nggak pernah perhatiin lo selama pelatihan dan lagi, bukan urusan gue kalo lo lemah atau kuat di bagian mana," sinis Yumna langsung pergi meninggalkan mereka begitu saja.

N O R M A L ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang