Hamparan laut di depan sana menjadi pemandangan yang memenuhi netra Yumna. Telinganya juga mendengar alunan lagu-lagu bahagia yang diputar di hari spesial ini. Hanya saja, suara lalu lalang orang di sekitarnya tidak mengusik Yumna sama sekali. Ia terlalu hanyut menikmati deburan ombak untuk menyejukkan sedikit perasannya dengan mata yang sendu itu.
"Kapan mau salaman sama pengantinnya?" Teguran lelaki di sampingnya menyadarkan Yumna dari lamunan panjangnya.
Ia menolehkan kepala, ada Jordy yang mengenakan batik cokelat. Cowok itu ternyata masih menunggunya berdiam diri di dekat meja tamu ini. "Tunggu sepi."
"Masa sedih di hari bahagianya Key?"
Hari ini Key melangsungkan pernikahan di hotel yang view-nya langsung ke pantai. Warna putih mendominasi acara ini dengan diberi sentuhan merah muda dari bunga-bunga yang menghiasi pelaminan, memberikan kesan romansa yang begitu kuat.
Tanpa diduga, kota yang dipilih Key dan pasangannya untuk mengikat janji suci adalah tempat di mana Jordy tumbuh. Iya, Bali. Key bersikeras memaksa mereka untuk datang. Selain mengundang, Key juga memesankan tiket pesawat pulang-pergi untuk satu hari perjalanan.
Jordy menyadari Yumna berubah sejak berangkat. Gadis itu tampak tak bergairah, bahkan tidak marah-marah saat Jordy menjahilinya. Jordy duga, alasannya karena ditinggal nikah oleh orang yang Yumna sayangi itu.
Key mengisi setengah waktu Yumna dan paling banyak membantunya. Jika sekarang Key sudah menempuh hidup baru, Yumna khawatir dia nggak bisa sebebas dulu bermain dengan Key. Sebetulnya Yumna nggak punya hak untuk menghalangi mimpi Key. Bukankah bagus jika Key sudah menemukan pasangan hidup?
"Itu udah sepi." Jordy mengarahkan jari telunjuk ke pelaminan yang sudah nggak seramai tadi. "Masa lo mau Key jadi jomblo seumur hidup?"
"Bukan gitu," sanggah Yumna dengan lesu, bahkan menekuk wajah. "Belom siap aja."
"Key pasti berusaha selalu ada buat lo. Lo itu kayak adeknya tau."
"Kalo suaminya nggak kasih izin?"
"Ada gue yang juga selalu ada buat lo."
Fakta memang jika Jordy yang juga selalu menemani Yumna sampai sekarang. Seharusnya Yumna biasa saja, kan? Tetapi, Yumna merasakan gemuruh aneh lagi di sekujur tubuhnya.
"Hai, udah lama nggak ketemu mantan karyawan!" Seruan dari belakang membuat mereka segera membalik badan. "Apa kabar?"
"Baik, Bang Evan gimana?" Yumna tersenyum sopan, bagaimana pun Evan pernah menjadi atasannya dan merupakan kakak Key.
Yumna sedikit lega karena tidak harus merespons Jordy.
Evan membalasnya bahwa kabarnya baik. "Nggak mau ke Key? Dia udah nunggu daritadi." Perhatian Evan tertuju ke cowok di samping Yumna. "Oh ini temen Yumna, ya? Gue Evan, kakaknya Key juga atasannya Yumna, juga yang pernah digosipin di sekolah kalian." Evan mengulurkan tangan dengan ramah.
Jordy menerimanya, pantas saja seperti nggak asing dengan wajahnya. "Iya, Bang. Gue dari tadi juga udah ngajak Yumna ke sana, tapi dia masih mau menikmati angin pantai."
Evan tertawa ringan, "Sana, nanti keburu bubaran acaranya."
Setelah mendapat dorongan dari dua cowok ini, akhirnya Yumna bergegas bersama Jordy. Key yang melihat orang yang ia tunggu-tunggu, langsung sumringah. Wajahnya semakin cantik setelah dirias ala pengantin dan juga gaun putih yang memperhatikan lekuk tubuh Key yang indah. Cewek itu bagaikan dewi di hari spesialnya ini.
"Kirain nggak dateng, rugi banget gue udah bayarin tiket buat kalian," canda Key sembari menerima uluran tangan dari Yumna dan Jordy.
"Selamat, Key! Sekarang tidurnya udah bukan meluk guling lagi, tapi meluk pak suami." Jordy cengengesan membuat lengannya ditabok Key. "Dih, nggak usah marah dong. Nanti juga langsung malam pertama abis ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
N O R M A L ✓
Dla nastolatków[LENGKAP] Yumna itu cewek cantik dan pintar dari SMA Mentari. Beberapa cowok pun berusaha mendekat, tetapi hatinya sudah sekeras batu yang nggak mudah dilunakin begitu saja. Akhirnya, semua orang menyebutnya 'Tidak normal', hanya karena dirinya yang...