Chapter 22 : The Snowman's Wu Yang

8.5K 1.5K 385
                                    

"Wu Yang, Do You wanna build snowman~" Yaya bernyanyi dengan suara sumbangnya walaupun sebenarnya ia bisa menyanyi dengan suara merdunya.

Brukk

Suara tanah yang diloncati dari arah atas terdengar di telinga Yaya, seketika wajahnya menoleh ke arah suara itu berasal dan tersenyum.

"Apakah kau merasa kesakitan?" Tanya Wu Yang sedikit dengan ekspresi khawatir.

"Sakit? Aku tidak sakit." Yaya menampilkan wajah bingungnya. Apa yang sebenarnya di otak laki-laki ini?

"Kau baru saja berteriak, itu seperti suara kesakitan." Balas Wu Yang. Heh? Kau bercanda ngab? Dirinya baru saja bernyanyi!

"Maaf tuan, itu suara nyanyian bukan teriakan." Balas Yaya yang langsung berdiri dari tempatnya duduk.

"Bernyanyi? Aku belum pernah mendengar suara itu." Yaya yang sebenarnya ingin marah karena merasa diejek, memutuskan untuk meredam amarahnya.

"Okey, mari kita berteman. Nanti kau akan ku dengarkan suara yang lebih indah lagi."

"Apakah kau seorang Geji* disini?" Tanya Wu Yang dengan tangan yang bertumpang tindih pada tongkat yang dibawanya.

*Fyi : Geji buat istilah biduan wanita ya (sing song girl)

"Bukan. Aku hanya fans." Saat ini dirinya terpesona dengan diri Wu Yang. Lihat wajah itu, dia begitu tampan dan beraura positif. Yaya ingin memegang mata laki-laki itu yang terbalut kain, namun segera tangan Wu Yang menghentikannya.

"Apa yang ingin kau lakukan?!" Wu Yang bersiap dengan sikap waspadanya.

Yaya dengan tingkah yang gelagapan langsung menarik tangannya menjauh. "Maaf aku hanya ingin mengambil daun yang ada di rambutmu." Balas Yaya berbohong. Ah bagaimana dirinya bisa seperti ini?

Wu Yang menggerayangi seluruh permukaan rambutnya, dan menjumpai daun yang Yaya katakan.

"Kau ingin pergi bersamaku?"

"Tidak." Singkat, padat, jelas. Yaya menarik nafasnya panjang-panjang. Bahkan meluluhkan hati Wu Yang lebih sulit dari pangeran Han Yu Xia.

Setelah itu tidak ada percakapan dari Yaya. Dirinya hanya diam menatap kosong wajah pria itu.

"Baiklah, maaf jika mengganggu mu." Balas Yaya. Sekarang ia menggunakan taktik dari ibu-ibu yang menawar sayur di pasar, pura-pura meninggalkan penjual namun berharap setelah pergi namanya dipanggil.

Yaya berjalan pelan dan perlahan menjauhi Wu Yang.

"Nona Ling!" Panggil Wu Yang. Yaya membalikkan badannya dengan wajah yang penuh harap.
"Aku tidak bisa ikut bersamamu, namun aku berjanji akan menemui mu untuk mendengarkan nyanyianmu." Lanjut Wu Yang setelahnya.

Yaya berjalan mendekati Wu Yang lagi, kedua tangannya ia tautkan ke belakang dan berjalan riang.
"Janji ya! Kau harus menemui ku! Kau bisa menemui ku di kediaman Jendral Utama Ling." Jari kelingking Yaya sudah berada di depan wajah Wu Yang, namun tidak ada sambutan dari jari lawannya.
Yaya segera menurunkan tangannya, dan tersenyum canggung. Orang di depannya ini tidak bisa melihat, bagaimana bisa ia berharap sambutan dari uluran tangannya.

"Aku akan pergi. Ku harap kau menepati janjimu." Balas Yaya dan langsung berbalik dari hadapan Wu Yang. Senyuman samar tergambar di bibir Wu Yang. Laki-laki itu seakan tidak pernah menjumpai orang yang mau berteman dengannya seperti gadis yang baru saja pergi dari hadapannya, tangannya memegang dada di sebelah kirinya. Sebelumnya benda yang bersemayam di dada kirinya ini tidak pernah berdetak dengan cepat seperti ini.

Yaya berjalan pelan menuju aula istana tempat pertama kali dirinya masuk ke istana ini, sekarang ia berharap ibunya tidak cemas mencari keberadaannya.

General's Daughter from FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang