Chapter 5 : My Brother

11.3K 1.8K 199
                                    

Sebelum klean baca,
berhubung tanggal 10 September kemarin hari pencegahan bunuh diri se-dunia [ World Suicide Prevention Day ]. Author mau bilang : Kuy bersama-sama mencegah diri sendiri dan orang lain dalam melakukan percobaan bunuh diri.

Kenapa sih ini penting? Faktanya menurut WHO Hampir 800.000 nyawa hilang setiap tahun, yaitu satu orang setiap 40 detik. Kemudian juga bunuh diri adalah penyebab kematian terbesar yang kedua untuk usia 15-29.
_____________________

Happy reading!

Yaya duduk di samping Ming Yue dan berhadapan dengan Ling Joon yang sedari tadi menatap sebal ke arahnya. Bukan Yaya jika dia tak menambah kekesalan orang lain, jari tengahnya ia angkat pada depan wajahnya dan ditambah menjulurkan lidah mengejek ke muka Ling Joon.

Tubuh Ling Joon bertambah memerah seperti tomat busuk. Ingin sekali dirinya mengikat tangan gadis kasar itu dan menceburkannya ke rawa-rawa. Pertengkaran kedua orang yang seperti kucing dan tikus ini berlangsung lama dan menjadi perhatian semua orang. Ling Shunghin merasa sungkan dengan panglima Dao yang notabene adalah panglima khusus dari putra mahkota. Dirinya takut jika panglima Dao akan mengatakan apa saja yang terjadi di kediamannya. Paling utama, dirinya takut jika kabar dia memiliki seorang putri akan terdengar hingga telinga permaisuri.

Yaya mengambil sebotol saus pedas yang sedari ia siapkan untuk dirinya sendiri. Dirinya adalah warga Indonesia yang baik, tidak akan merasa nikmat jika tidak ada sambal di piringnya. Jinja pedazzz!

Keluarga Ling Shunghin sudah tidak heran jika Yaya memiliki hal-hal aneh yang muncul tanpa diprediksi. Tapi berbeda dengan panglima Dao yang baru berjumpa dengan gadis aneh berambut pendek ini.

"Anda suka dengan saya?" Tanya Yaya to the point. Alasan apa untuk orang yang selalu menatapnya terus menerus jika dia tidak menyukainya?

"Hah?!" Suasana senyap menjadi gaduh seketika. Pangeran mahkota adalah manusia iblis. Lantas bukankah panglimanya juga mengikuti sifat dari tuannya?

"Apa maksud anda nona?" Panglima Dao tidak kalah bingung dengan kepede-an Yaya yang mengatakan hal itu. Dirinya juga tidak tau jika di dunia ini ada makhluk yang tidak punya malu seperti gadis ini. Walaupun seluruh hidupnya ia abdikan pada putra mahkota dan tidak pernah berhubungan dengan wanita, ia cukup tau kepribadian seperti apa yang harus wanita miliki. Lemah lembut dan pemalu memiliki rasa hormat.

"Anda dari tadi melihat ke arah saya. Berarti anda suka dengan saya hehe." Yaya berbicara dengan cengengesan, tangan kanannya memegang tengkuk berharap mengurangi kegugupannya.

Ming Yue dan Ling Shunghin menggelengkan kepala, masih takjub dengan kepribadian gadis dari abad 21 ini. Ling Jin dan Ling Joon membuka mulutnya lebar-lebar seakan tak percaya bahwa ada orang yang memiliki muka tebal.

Berbeda dari ke-empat orang itu, Panglima Dao yang mendengar ocehan tidak berpaedah Yaya mukanya mendadak merah. Dirinya malu dan dirinya tidak tau harus menanggapinya seperti apa.

Melihat tangan kanan dari pangeran mahkota yang sudah malu, Yaya merasa puas. Ah dirinya sangat suka menggoda orang lain.

"Ohhh saya tau, apakah anda penasaran dengan ini?" Yaya mengangkat botol sambelnya di depan wajahnya.

"Apa itu?" Panglima Dao akhirnya membuka suaranya.

"Saya tidak bisa menjelaskan, tapi cobalah!." Dengan mencondongkan tubuhnya ke arah tempat duduk Dao, Yaya menuangkan sambal ke piring panglima Dao.

Tubuh harum Yaya mendekatinya sehingga panglima Dao dapat mencium aroma Citrus. Saking dekatnya sampai-sampai tangan kekarnya mungkin tidak dapat digerakkan karena kaku.

General's Daughter from FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang