Chapter 12 : Sang Naga dan Pheonix

10.2K 1.7K 206
                                    

Ruangan bernuansa megah dan mewah memasuki indera penglihatan Yaya, gadis itu tak mampu menahan air liurnya keluar akibat tergoda akan semua barang di aula istana ini untuk dibawa pulang. Ling Joon menyenggol lengan Yaya, hingga membuat gadis seperti anak kecil itu memelototkan ke arahnya.

"Usap air liur mu bodoh!" Ling Joon berbisik dengan teguran rendah.

Yaya menghentakkan kakinya marah, bukan marah tapi sebal. Dirinya selama di dunia modern tidak pernah mendapat perlakuan seperti ini, bahkan ayahnya membebaskan dirinya berbuat apa hanya dengan syarat tidak merugikan orang lain. Itu membuat Yaya murung.

"Ting. Di dunia modern manusia-manusia telah menerapkan pemikiran untuk tidak perduli terhadap apa yang dilakukan orang lain. Memiliki kebebasan dalam hak asasi. Tapi disini berbeda, apa yang anda lakukan akan mempengaruhi bukan hanya diri anda, namun juga keluarga anda." Nasehat System yang menggema di otak kecilnya.

Yaya mengangguk pelan. Benar! Sekarang dirinya harus merubah cara pemikirannya.

"Ya'er kau tidak apa?" Tanya Ming Yue.

"Tidak apa-apa bu." Yaya tersenyum lebar menutupi kesedihannya.

Semua mata memandang keluarga Ling dengan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukkan pada anggota baru dari keluarga Jendral utama tersebut.

"Bukankah itu seorang gadis? Kenapa memakai baju laki-laki?"

"Apakah keluarga Ling gila telah membawa gadis aneh itu ke istana?"

"Ah tapi gadis itu sangat cantik!"

"Lihat senyumnya, ya dewa dia sungguh seperti titisan dewi!"

"Apakah itu menantu keluarga Ling?"

Yaya mengikuti duduk dimana keluarga Ling duduk. Tangan kanannya menopang kepalanya untuk menatap Ling Joon, ah bukankah semua orang mengatakan jika dirinya menantu keluarga Ling?

"Kenapa kau tersenyum seperti itu?" Ling Joon menatap Yaya merinding.

"Kau dengar? Semua orang mengira bahwa aku calon istrimu." Ucap Yaya dengan berbisik-bisik.

Ling Joon mendadak merah, ucapan Yaya seperti makanan pedas yang membuat wajahnya seperti cabai. Interaksi keduanya terlihat jelas oleh kedua orang di sebelahnya. Ming Yue tersenyum ke arah Ling Shunghin, senyum yang di dalamnya ada kesedihan. Putranya telah menaruh hati pada gadis ini, akan tetapi gadis ini tidak diketahui sampai kapan dia di dunia ini.

"Yang mulia kaisar, Yang mulia permaisuri, yang mulia pangeran mahkota dan putri Bai memasuki aula istana!" Teriakan kasim menggelegar seperti pasukan paskib di saat upacara bendera.

Semua berdiri dan membungkuk untuk menyambut kedatangan petinggi istana kekaisaran ini. Yaya memperhatikan putri Bai Yu Yue dengan seksama, memicingkan mata untuk mengingat lebih detail lagi wajah putri yang berada di dekat Han Yu Xia.
"Ah dasar.. akan menikahiku? Membual saja!" Umpat Yaya dalam batinnya.

"Selir Terhormat, Xu Tia Rong memasuki aula istana!"

"Ah apakah kita harus duduk-berdiri-duduk selama ada anggota istana yang masuk?" Ucap Yaya menggerutu pada Ling Joon.

"Itu aturan Ya'er." Balas Ling Joon memberi pengertian.

"Jika seperti ini kita seharusnya berangkat belakangan." Gerutu Yaya lagi dan lagi.

Karena status jendral Ling memiliki kedudukan yang tertinggi diantara pejabat yang lain, tempat duduknya berdekatan dengan keluarga kekaisaran. Perkataan Yaya itu terdengar jelas di telinga permaisuri dan kaisar, mata tajam kaisar Han Xian yang mirip dengan Han Yu Xia menatap ke arah Yaya. Pria tua seumuran dengan jendral Ling itu ingin menegur dan menghukum gadis tidak tau sopan santun itu, namun tangannya seketika dipegang oleh Xu A Ning.

General's Daughter from FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang