Chapter 38 : Lost

3.4K 768 112
                                    


Apakah kurang malam up-nya?

Selamat menikmati, sobat begadang!❤️









_____________________________

Wu Yang terus berjalan dengan menggendong Yaya. Jika ditanya lelah apa tidak, jawabannya adalah tidak. Gadis di gendongannya ini benar-benar tidak berat, apalagi ocehannya membuatnya selalu nyaman, seperti menjadi healing untuk hatinya saat ini.

Di hadapannya kini terdapat batu besar yang bertuliskan suku Barbara. Wu Yang menghentikan langkah kakinya. Di dalam hatinya saat ini tidak ada niatan untuk menurunkan gadis yang ada di gendongannya.

"Aku mau turun." Pinta Yaya. Tapi pria yang menggendongnya hanya diam seperti tak mendengar permintaannya.

"Wu Yang.."

Wu Yang langsung bersembunyi di balik batu. Pria berpakaian hitam-hitam dengan memakai topeng terbang di atas kepala Wu Yang dan Yaya.

"Mereka..."

"Tidak perlu menunggu lagi." Wu Yang memakaikan tudung kepala untuk Yaya dan memakainya untuk dirinya sendiri.

"Nona Ling, kita berpencar. Jika kau ada masalah, panggil namaku tiga kali." Kata Wu Yang memperingati.

Tapi perkataan itu, Yaya pernah mendengar kata yang serupa. Mengingat-ingat, dimana ia mendengar kalimat yang sepertinya pernah ia dengar?

"Wu Yang, kau mengikuti ku!" Hardik Yaya. Sekarang dirinya ingat, kalimat itu seperti kalimat yang ia ucapkan pada jendral Ling saat upacara perpisahan.

Wu Yang tersenyum manis, ah senyuman itu membuat diri Yaya tersenyum malu!

"Ayo!" Wu Yang lebih dulu menerobos ke perkampungan Suku Barbara dengan hati-hati. Arah yang berbeda, Yaya segera mencari keberadaan Jendral Ling.

"System! Kau bisa membantuku mencari keberadaan ayah?"

"Aku akan menuntun mu nona." Balas system.

"Belok kanan — lurus terus — di depan ada perkebunan luas, di sampingnya ada rumah besar." System memberi informasi.

"Ayah ada di rumah besar itu?"

"Bukan."

"Ha? Terus?" Tanya Yaya dongkol. Apakah system busuk ini akan memberikan informasi yang setengah-setengah?

"Jendral Ling sedang berunding dengan kepala suku di rumah yang ada di samping rumah besar itu." Jelas System dengan nada gemasnya tanpa rasa bersalah.

Yaya tersenyum miris. Jika saja dirinya bisa mengorbankan system nya, apakah ia akan mendapatkan pahala?

"Nona?"

"Diamlah, sekarang kau seperti mbak-mbak di gugelmep!"

"Huh!"

Yaya terbang dengan teknik peringan tubuhnya. Di atas bangunan yang sekarang dihuni oleh ayahnya, 5 orang mengepung dengan sigapnya. Yaya dapat merasakan jika orang-orang itu memiliki ilmu beladiri yang hebat. Pantas saja, prajurit yang berjaga tidak merasakan kedatangan orang-orang itu.

Yaya dengan perlahan mendekati rumah itu. Dua orang pembunuh tiba-tiba turun ke arah prajurit.

"Aaamh—" dibungkam dan dibunuh. Kedua prajurit yang menjaga rumah itu seketika mati dengan kepala yang sudah terpisah.

Yaya merasa takut untuk sesaat. Memakai sarung tangan, ia langsung melemparkan jarum ke arah salah satu pembunuh itu.

Bruk!

General's Daughter from FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang