Chapter 51 : It's My Dream, Not Hers!

2.3K 493 42
                                    

Wellcome back, guys!❤️

"Kemana aja, Thor?"
"Akhirnya, keinget Up!"

Biasalah☺️


___________________________________




"Lalu?"

"Kau sudah sepakat untuk menerima tugas dariku, jadi aku hanya memberi hukuman kecil saat kau keras kepala." Suara imut nan menjengkelkan itu keluar dari mulut System tanpa rasa bersalah.

Bola kecil itu menggelinding di bawah kaki Yaya, kapan bola kastinya ini bisa mempunyai kaki? Oh, Tuan Dewa! Bisakah kau berikan kaki pada System nakal ini? Aku ingin memotong kakinya sebagai cara pembalasan dendam.

"Hei, Nona, jangan marah padaku! Jika kau ingin pulang, kau harus baik-baik padaku." System bergulir ke sana ke mari membujuk Yaya agar memaafkannya.

Yaya hanya memasang wajah illfeel-nya. "Masih bocah sudah belajar jadi buaya. Dasar bocah prik!" batin Yaya.

"Nona...., ayolah, jangan marah. Kau harus mendengarkan kakek tua itu."

"Aku tidak marah jika kau memberiku hadiah yang banyak!" ucap Yaya sekali napas.

"En...., Ongeh! Aku akan bicarakan itu pada Tuan Dewa," balas System dengan loncat ke badan Yaya.

"Sebenarnya seperti apa, sih, tuan mu itu?" kepo yang Yaya pendam selama ini, akhirnya dapat ia lontarkan juga.

"Dia sangat baik, dia sangat hebat, dia sangat tampan, dan dia sangat sempurna!" System menceritakan tuannya dengan semangat menggebu-gebu.

"Oh, ya? Aku tidak percaya," ucap Yaya santai. Tangannya sambil menggulirkan menu yang terdapat di layar besar di depannya. Ia ingin mengetahui hadiah apa yang ia peroleh.

"Kau harus percaya!"

"Jika baik, dia tidak mengirim ku ke sini. Jika hebat, dia bisa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan ku. Jika dia tampan—"

"Jika dia tampan?"

"Dia akan menciptakan kau dalam wujud tampan, bukan seperti bola pingpong ini. Apa ini? Kau ingin direbus dan menjadi bakso?" ejek Yaya sinis. Tampan, ya? Kata itu membuat bertambahnya rasa penasaran di hatinya.

"Aku akan mengadukan ejekanmu pada tuan. Aku berharap dia mengizinkanku untuk menyetrum mu lagi!"

"Ah, kerja kerasku hanya dihargai 100 poin?" protes Yaya tidak puas. Dirinya sudah menerima sengatan setrum, tapi hanya menerima ganti rugi sebanyak 100 poin?

"Kerja keras? Kau baru saja disengat sedikit sudah tidak bisa jalan. Heleh, kau hanya beralasan agar digendong oleh pria buta itu, kan?"

"Berisik!"

"Ih, lemah!"

"Aku akan merebus mu menjadi bakso, sialan!"

"Huh!"

"Ya'er!" Panggil suara dari luar pintu. Yaya yang sedari tadi memejamkan mata, akhirnya membuka matanya dan kembali ke dunia nyata.

Suara Ling Joon kembali terdengar di telinganya. Ah, dia sangat sebal dengan kakaknya itu. Akibat Ling Joon yang menceritakan tentang Wu Yang, ibunya memburu seribu pertanyaan pada pria itu. Mau ditaruh mana wajah cantiknya ini?

Duk duk duk!

Suara itu berbunyi dari balik pintu. Yaya menghentakkan kakinya kesal, apakah Joon ge ingin menghancurkan pintu kamarnya?

Krak!

Yaya membuka pintu kasar.

"Lydia Danira itu siapa, Ge? Namanya ada di mana-mana lho, ini. Kau sampai transfer berkali-kali ke dia pakai rekening yang aku sendiri nggak tahu, lho, kau punya, Ge." Tangan yang membawa kertas-kertas itu pun beberapa kali menghantam wajah tampan Ling Joon. Entah itu kertas apa, Yaya hanya mengambilnya asal dari meja belajarnya.

General's Daughter from FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang