Yaya banyak bercerita tentang kehidupannya kepada Ming Yue. Entah ilmu pengasih apa yang di miliki gadis di depannya, Ming Yue sudah sangat klepek-klepek dengan Yaya. Seketika dirinya sangat menyayangi gadis di depannya. Tanpa diragukan lagi, jika Yaya menghadapi kesulitan, ia orang pertama yang membantunya.
Kedekatan Yaya dan Ming Yue membuat ketiga pria yang kembali berkumpul di aula keluarga pun mendadak menjadi perbincangan hangat di antara mereka. Ayah dari dua anak yang sedang mendebatkan keberadaan gadis aneh itu sangat senang karena mimpi istrinya untuk memiliki putri terwujud.
"Ayah, apakah gadis aneh itu tidak berbahaya?" Ling Joon memulai perbincangannya dengan ayahnya.
Ling Shunghin menatap kedua putra nya. Putra yang sangat ia banggakan dengan prestasi yang mereka dapatkan dari kaisar. Dirinya sangat mengharapkan bahwa posisi Jendral utama dari kekaisaran Han dapat diduduki oleh salah satu dari mereka.
"Apakah kalian ingin membuktikan keyakinan dari ibu kalian?" Jendral Ling kembali bertanya kepada kedua anaknya. Ling Joon memang sosok orang yang sangat hati-hati dalam mempercayai orang lain selain keluarganya.
"Adik! Bagaimana kau akan membuktikan bahwa gadis itu berbahaya?" Tanya Ling Jin pada adiknya.
"Saya punya ide ayah, gege!" Seru Ling Joon.
Ling Joon menjelaskan kepada ayah dan kakaknya bagaimana ia akan membuktikan bahwa ucapannya benar.
"Aku akan mengikutinya diam-diam!""Huh? Saat dia membersihkan diri?" Ejek Ling Jin.
"Persetan!"
Ling Jin dan jendral utama Ling tertawa akan tingkah Ling Joon.
"Aku berharap kalian tidak terlalu berlebihan. Lihat ibu kalian sangat menyukainya." Nasehat dari ayah beranak 2 itu.
Ling Joon dan Ling Jin mengangguk setuju.
"Ayah.. kami ingin berlatih pedang!" Pamit Ling Jin"En baiklah. Nanti kembalilah saat makan malam!"
Setelah kepergian Ming Yue, Yaya kembali memepelajari cara kerja sistem dalam tubuhnya. Tidak begitu rumit dalam kerja sistem, Yaya hanya perlu melaksanakan apa misi kemudian akan mendapatkan koin. Setiap koin dapat ia tukar dengan barang yang ia butuhkan. Namun, jika ia tidak mengindahkan misi yang ditujukan ia akan mendapat hukuman, tubuh Yaya akan kesakitan berasa terbakar.
Tok tok tok..
"Masuk!" Teriak Yaya dari dalam kamar.
"Salam nona muda. Nubi Bin Cha, nubi yang akan membantu anda membersihkan diri" Yaya memperhatikan seorang gadis di depannya. Gadis yang kelihatan lebih muda dari dirinya.
"Berapa umur mu?" Yaya bertanya dengan sungguh-sungguh.
"17 tahun bulan ini Nona" jawab Bin Cha dengan kepala yang menunduk. Bagaimana bisa dirinya menyuruh-menyuruh orang yang lebih cocok menjadi adiknya?
Yaya mengangguk untuk menanggapi jawaban Bin Cha "Duduklah sini, aku akan membersihkan diri sendiri. Jangan pergi!" Yaya menyuruh Bin Cha untuk duduk di kursi dekat tempat tidurnya. Gadis yang disuruhnya hanya pasrah apa kata nona muda itu.
Tidak butuh waktu lama Yaya menyelesaikan mandinya. Yaya keluar dari ruangan pemandian dengan memakain hanfu merah muda yang sudah melekat di tubuh mungilnya. Rambut pendeknya yang basah ia gerai seperti biasa.
Melihat nona muda nya keluar, Bin Cha berdiri dari duduknya. Melangkahkan kakinya untuk membantu Yaya bersiap.
"Nubi.."
"Jangan memanggil diri sendiri dengan sebutan Nubi jika denganku. Aku tidak pernah memiliki pelayan. Jadi cukup panggil dirimu dengan nama. Satu lagi!" Yaya memegang pundak gadis muda di depannya. "Jangan panggil aku dengan sebutan nona muda. Panggil jiejie oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
General's Daughter from Future
Historical Fiction[bukan novel terjemahan] AWAS YA KALAU PLAGIAT. ANE SANTET ONLINE NIH :) Maria Su Han. Keluarga dan teman dekat biasanya sering memanggilnya Yaya, seorang anak perempuan keturunan China-Indonesia yang merupakan mahasiswa Jurusan Ekonomi di Universi...