Hei, selamat bermalam minggu dan selamat membaca, para kaum suka begadang!☺️💔
____________________
Kediaman Ling sudah dipenuhi lilin dan obor untuk penerangan. Yaya berjalan-jalan sebentar bersama Ming Yue. Kedua ibu dan anak itu pun banyak mengutarakan ide untuk kesuksesan kediaman Ling dikemudian hari.
"Lalu apa yang ingin kau buat?" Tanya Ming Yue. Mereka masih melanjutkan perjalanannya di tengah-tengah lorong menuju Lily Paviliun.
"Membuat klinik kecantikan, bukan hanya itu aku ingin membuat toko yang di dalamnya tersedia berbagai jenis kebutuhan sehari-hari." Yaya mengutarakan isi hatinya.
"Apakah ini bisa menarik para pembeli?" Lagi-lagi Ming Yue melihat ke arah Yaya.
"En. Semua orang ingin mempercantik tubuh, sehingga berapapun harganya mereka akan mengeluarkan uang untuk merawat dirinya. Satu lagi, para pembeli akan merasa terbantu jika kebutuhan mereka tersedia dalam satu lokasi." Ucap Yaya seyakin-yakinnya. Di dunia ini dirinyalah yang akan mencetuskan ide berdirinya supermarket, hehehe. Maaf, ia harus mencuri ide itu dari pendiri Indomber.
"Aku akan membantu, mungkin kediaman Ling akan ikut berpartisipasi. Walaupun kau akan masuk ke istana, jadi kita masih bisa leluasa berkomunikasi melalui usaha ini." Balas Ming Yue dengan tersenyum.
"Ibu, walaupun tidak ada usaha ini, aku akan selalu mengunjungi mu." Yaya mengerucutkan bibirnya. Apakah pernikahan bisa membatasi kasih sayang antara anak dan ibu?
"Tapi jangan lupa, kau akan sibuk dengan urusan harem." Ming Yue meraih tangan Yaya dengan lembut.
"Tapi ibu akan membantumu, kita akan bersama-sama membuat cita-citamu membuat usaha ini berhasil."
"Aaaaa, terima kasih ibu!" Yaya memeluk Ming Yue dengan gembira. Ah, ia akan bekerja keras untuk usaha yang akan didirikannya agar cepat sukses.
"Sekarang tidurlah, setelah Jendral Ling kembali aku akan mencari bangunan untuk dijadikan sebuah toko."
"Ibu, sekali lagi terima kasih. Aku akan selalu mengingat kebaikanmu."
"Aiya, kau putriku. Jadi aku akan senang jika kau berhasil." Tepuk ringan Ming Yue pada pundak Yaya.
Yaya masih berdiri mengiringi kepergian Ming Yue hingga keluar dari kediamannya. Senyum Yaya mengembang, sungguh dirinya saat ini bersyukur memiliki keluarga yang baik padanya.
Masuk dalam kamarnya, Yaya melihat-lihat isi dalam tasnya dan menulis suatu surat untuk berpamitan pergi.
"Nona, kau tidak perlu membawa tas. Simpanlah di ruang dimensi ini!"
"Eh? Kau beneran sistem?"
"Nona!"
"Tumben kau tidak bersuara seperti penjual bakso." Ucap Yaya jujur.
"Nona."
"Apalagi kata-katamu seperti manusia, bukan seperti robot lagi." Crocos Yaya.
"Nona, apakah kau pernah membaca novel atau komik tentang orang yang bertransmigrasi dan memiliki sistem?"
"Tidak. Aku hanya membaca novel yang menceritakan tokoh utama memiliki naga yang sangat tampan. Sayang, aku hanya memiliki system yang berbentuk seperti bola kasti." Eluh Yaya menyindir.
Tersindir akan ucapan Yaya, system menggeram pelan.
"Nona, aku punya hati. Jadi jangan mengusik ketenangan hatiku."
"Hei, kau bahkan seperti robot. Apakah kau punya hati?" Bela Yaya.
"Nona—"
"Jika kau punya hati, ayo berikan aku makanan banyak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
General's Daughter from Future
Historical Fiction[bukan novel terjemahan] AWAS YA KALAU PLAGIAT. ANE SANTET ONLINE NIH :) Maria Su Han. Keluarga dan teman dekat biasanya sering memanggilnya Yaya, seorang anak perempuan keturunan China-Indonesia yang merupakan mahasiswa Jurusan Ekonomi di Universi...