Chapter 4: Yaya Dan Adudu

11.7K 1.8K 215
                                    


Pada akhirnya Yaya menuangkan 4 cangkir teh mawar untuk dirinya, Bin Cha dan kedua saudara Ling. Mereka menikmati nikmatnya teh yang berbeda dari biasanya. Aroma wangi dari bunga mawar dan manisnya madu beradu menjadi satu dan menciptakan ketenangan.

Tidak ketinggalan Yaya mengeluarkan snack yang kemarin ia bawa ditasnya untuk pendamping cemilan mereka.

"Wow aku tidak menyangka kau bisa membuat minuman seenak ini!" Semangat Ling Joon. Yaya memutar bola matanya jengah. Apakah dirinya semanja itu sehingga minuman segampang ini ia tidak bisa membuatnya.

"Benar Jie.. orang lain harus merasakan teh mawar ini! Jiejie akan terkenal di seluruh kekaisaran karena penemuan teh baru ini!" Bin Cha tak kalah dengan Ling Joon. Yaya cukup senang jika Ling bersaudara tidak merendahkan Bin Cha sebagai pelayan.

Yaya menatap ketiga orang itu bergantian. Apakah dirinya harus mengatakan bahwa bukan dirinya yang menemukan teh mawar ini? Teh mawar ini sudah lama menjadi minuman yang dikonsumsi oleh masyarakat China. Toh ia suka dengan minuman ini karena setiap ia berlibur ke tempat neneknya, Yaya selalu diberi minuman ini untuk mengurangi nyeri haid dan manfaat lainnya adalah antioksidan.

"Aku berharap ketika aku memiliki toko, kalian akan membantuku" Yaya bermaksud bercanda jika dirinya akan memiliki toko. Tapi itu tidak mungkin. Ia tidak memiliki mata uang di dunia ini.

"Apakah kamu menginginkan sebuah toko? Ya'er?" Tanya Ming Yue dari arah belakangnya. Mereka sekarang berada di halaman Lily Paviliun, duduk di bawah pohon buah persik yang masih berbunga.

"Ibu?" Yaya dan Ling bersaudara kompak menyapa ibunya.

"Apakah ibu boleh duduk dengan kalian? Kalian tidak mengundangku pada acara minum teh" Ming Yue menunjukkan ekspresi sedihnya.

"Kami tidak ingin mengganggu waktu intim ayah dan ibu." Ucap Yaya santai tapi hal itu membuat Ling Joon dan Ling Jin membuka lebar-lebar mulutnya. Bagaimana gadis ini mampu berkata vulgar demikian? Sebagai anaknya, mereka tidak cukup berani berkata demikian pada orangtuanya.

"Eh kenapa?" Wajah polos tanpa dandanan itu membuat orang yang melihatnya terpana tak karuan. Siapa yang membuat anak se imut ini?

"Hahahaha kamu sangat imut nak." Ming Yue mengusap sebentar rambut dora Yaya.

Yaya menuangkan teh dari teko ke dalam gelas, tangan lentiknya yang memakai nail art menyita perhatian semua orang. Sungguh orang ini seperti dewi kecantikan sesungguhnya.

"Ibu minumlah" Yaya memberikan gelas yang baru terisi ke arah Ming Yue.

"Terimakasih" dengan senang hati Ming Yue menerimanya.

"Bagaimana ibu? Itu bisa membuat ibu awet muda loh" kata Naya menirukan gaya beauty vlogger yang sering ia tonton.

"Enak dan manis seperti kamu" Ming Yue menggoda gadis kecil di depannya. Yaya hanya menunjukkan cengirannya untuk menanggapi.

Ming Yue beralih ke arah putra-putranya "apakah kalian tidak ingin makan malam?"

"Ibu kita makan disini saja oke? Kami senang disini" rengek Ling Joon pada Ming Yue.

"Woow! Sejak kapan kalian suka pada tempat ini? Bukankah kalian malas datang kesini?"

"Itu karena ibu tidak memberikan kami makanan seperti ini" Ling Jin yang sedari tadi diam membuka suaranya. Ia memamerkan kripik singkong yang merupakan salah satu snack dari dalam ransel Naya.

"Apa ini? Apakah ini dari Yaer?"

"En!" Jawab Ling bersaudara kompak. Ling Joon tanpa berhenti mengunyah keripik singkong di depannya.

General's Daughter from FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang