Chapter 43 : Gadis Pemikat

2.4K 558 155
                                    

"Ibu, apakah aku boleh pergi ke istana? Ku dengar, Ya'er dan Pangeran Mahkota sudah datang dari perbatasan." Ling Joon berteriak dari ambang pintu kediaman ibunya.

"Benarkah? Ah, lebih baik kau menunggunya di sini." Ming Yue datang dengan berseri-seri.

"Tidak! Ibu, kau harus mengizinkanku." Tuan muda kedua itu memasang wajah memohon.

"En, tapi jangan membuat putri ku marah," pesan Ming Yue memperingati.

Ling Joon mengangguk dan tersenyum. Dengan kecepatan tinggi, Ling Joon naik kuda yang sudah ia siapkan dan berangkat ke istana.

Sedangkan orang yang akan dijemputnya sedang berdiri di belakang Kaisar dengan senyum yang dipaksakan.

"Hormat kepada Ayah Kaisar." Han Yu Xia membungkukkan badannya di hadapan kaisar. "Bagaimana kabar Ayah Kaisar?"

"En, baik. Bagaimana keadaan di perbatasan? Ku dengar ada pembunuh bayaran yang mengikuti mu, kau tidak apa?" Han Xian datang menepuk pundak Pangeran Mahkota.

Han Yu Xia melirik Yaya yang berada di belakang ayahnya, gadis itu tersenyum dengan bodohnya. Ah, apakah dia tidak menyesal sama sekali terhadap apa yang telah diucapkannya?

"Yang Mulia, tidak baik mengganggu pembicaraan orang lain. Aku akan pergi," kata Yaya dengan memberi hormat.

"En, baiklah." Kaisar mengiringi kepergian Yaya. Selama itu, Han Yu Xia masih diam dan menghindari untuk menatap mata dari gadis itu.

Yaya berjalan dengan riang, akhirnya pernikahan yang gila ini bisa dibatalkannya. Sekarang, ia harus lebih fokus untuk mengembangkan usahanya. Berbisnis di negara orang bukan hal yang mudah, dirinya harus mencari dan menambah relasi pertemanannya.

Hei, dirinya memiliki Permaisuri yang baik. Bukankah lebih baik memanfaatkan hal ini?

"Oke, mari kita mulai!" seru Yaya dengan tekad kuat.

"Nona Ling!" panggil seorang pria dari belakang Yaya.

Yaya menoleh, ekspresi malas sudah tercetak jelas di wajahnya.

"Hormat Pangeran Han Fu Zhu," ucap Yaya mencoba sebaik mungkin. Ia baru saja lolos dari cengkeraman Han Yu Xia, apakah akan berpindah ke tangan Han Fu Zhu?

"Nona Ling, aku memiliki hewan peliharaan. Lihat, apakah kau takut?" tanya Pangeran Kedua dengan entengnya, di tangannya membawa ular berwarna hijau daun.

Ah, ingin rasanya tangan kecil Yaya menjahit mulut cerewet itu. Apa itu tadi? Apakah kau takut? Hei, apakah dia ingin mengusirnya dari sini? Jika seperti itu, ia akan pergi segera.

"TBL TBL TBL," balas Yaya.

"Hah?"

"Takut Banget Lah!" teriak Yaya. Kaki rampingnya segera berbalik dan pergi dari hadapan pangeran aneh itu.

"Sialan, apakah kerajaan ini penuh dengan orang-orang yang aneh? Yaya, kau kesini pun sudah termasuk aneh!" perkataan random Yaya keluarkan.

Gadis itu berlari terus, tidak sadar ia sudah berada di halaman luas depan aula utama. Untuk sampai ke kediaman Permaisuri, dirinya hanya perlu berjalan beberapa menit lagi.

"Ya'er!" panggil seorang pria lagi dari arah gerbang kerajaan.

"Aih, siapa lagi yang mencegahku?" Gerutu Yaya dalam hati.

"Hei, sialan! Aku sudah jauh-jauh datang menjemputmu, kau berpura-pura tidak mendengar. Apa di perbatasan telingamu dimakan rayap?"

Yaya menoleh, wajah kakaknya yang masam terpampang jelas di depannya.

"Gege—"

"Sekarang peluk aku!" Ling Joon bersedekap, suaranya ia buat sedikit tinggi.

Yaya mengerucutkan bibirnya, namun perintah dari Ling Joon tetap ia laksanakan. Pelukan untuk gege kesayangannya, huh!

Tak!

Ling Joon menjitak pelan dahi Yaya, sehingga membuat Yaya memandang tajam ke arahnya.

"Kenapa kau menyakitiku?" protes Yaya.

"Apa? Siapa yang menyakiti siapa? Kau meninggalkanku diam-diam, kau kira kepalaku tidak sakit mencari mu kemana-mana?" Kali ini Ling Joon sudah siap untuk memarahi adik yang tidak pernah bersikap normal ini.

"Kau tidak membaca surat yang ku tulis?"

"Lalu? Apakah dengan selembar surat aku tidak akan mencari mu? Apakah aku harus percaya dengan selembar surat itu? Bahkan ayah sudah mengirim surat dan mengatakan jika aku akan kembali, tapi aku menunggumu lama di depan kediaman kau tidak juga datang?" Cercaan pertanyaan Ling Joon lontarkan untuk melampiaskan kekesalannya pada Ling Yaya.
Dirinya sangat mencintai perempuan ini. Bahkan saat mengetahui Ling Yaya pergi, hatinya takut jika perempuan ini tidak akan pernah kembali. Ini lebih sakit ketika ia mendengar dekrit kekaisaran untuk pernikahan Yaya.

"Gege, kau marah? Aku minta maaf, oke?" Yaya meraih tangan Ling Joon dan memasang mata kucing untuk merayu Ling Joon.

Hati Ling Joon bergetar. Ah, bagaimana dirinya bisa menahan godaan dari tingkah adiknya yang sangat menggoda ini?
Namun, Ling Joon tetap terdiam. Lebih tepatnya, memantapkan iman agar tidak tergoda dengan apa yang dilihatnya.

"Ya'er, sekarang katakan, bagaimana kau bisa pergi? Jika kau memberikan alasan yang tepat, aku akan memaafkan mu." Ling Joon kembali memasang wajah galaknya.

"Jika tidak?"

"Jika tidak, aku akan—"

"Aku akan pergi lagi," ejek Yaya dengan menjulurkan lidahnya.

"Kau adik yang sangat tidak berbakti," cemooh Ling Joon. "Kau tidak tau, aku datang ke Chou Fangzi menemui pria cantik itu hanya demi dirimu."

"Kau datang menemui Yuze? Apa yang dia katakan?" tanya Yaya penasaran.

"Kau nikah lari dengan Tuan Wu." Jawaban dari Ling Joon membuat wajah Yaya memerah. Ah, karena laki-laki itu, jantungnya sudah tidak aman.

Ling Joon melihat semua perubahan ekspresi di wajah adik tirinya. Hatinya kembali perih seperti sayatan luka yang ditaburi garam. Ketika ia mendengar dekrit kekaisaran yang menyatakan jika adiknya itu akan menikah dengan Han Yu Xia, hatinya tidak begitu sakit. Namun, kenapa kali ini berbeda?

"Gege, kau menggodaku!" Yaya memukul pundak Ling Joon pelan.

Di lain tempat, pria yang sedang dibicarakan sudah berada di gubuk di dalam hutan. Gubuk yang ia panggil rumah ini sudah ia tempati sedari ia kecil.

"Tuan Wu, apa yang mengganggu pikiranmu?" tanya wanita tua yang sedari kecil menemaninya di gubuk kecil itu.

Wu Yang tidak menjawab. Namun, wanita tua itu sudah tahu betul kepribadian dari majikan kecilnya ini.

"Kau memikirkan seorang gadis?" tebak wanita tua itu—Lin Su.

"Nenek, aku hanya memikirkan temanku," balas Wu Yang membela diri.

"Haha." Lin Su tertawa terbahak-bahak hingga gigi ompongnya kelihatan. "Dari kecil kau bersamaku, apakah kau ingin membohongiku?"

"Nenek, apakah aku buruk?" Wu Yang berkata dengan lembut. Hanya dengan wanita tua itu Wu Yang berkata dengan lembut. Ah, bukannya pria buta itu juga sudah memperlakukan nona dari kediaman Ling dengan lembut dan perhatian?

Lin Su tersenyum, ia tahu arah pembicaraan yang akan Wu Yang tuju.

"Menyukai dan mencintai bukan perilaku buruk, Pangeran Wu. Itu perasaan yang wajib dimiliki oleh semua orang, kau memiliki hak untuk mencintai dan dicintai. Sekarang katakan, gadis mana yang membuat pangeran kecil ini kehilangan arah?" goda dari Lin Su.

"Nona dari kediaman Jendral Ling, tunangan dari Han Yu Xia." Wu Yang berkata dengan hati-hati.

"Kau ingin berurusan dengan orang-orang itu?"

__________________________

Demi apa kita ketemu lagi, bestie!❤️
Heh, kalian besok libur, kan? Selamat begadang riang, ye!

Lopyu, Mak❤️

General's Daughter from FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang