Selamat bermalam minggu, Tuan dan Nona!
❤️❤️❤️
Yaya duduk di bangku panjang, di sampingnya sudah ada Yuze yang menikmati kepingan kue kering. Hei, pria ini sungguh seperti karakter-karakter di manga. Sungguh sempurna, tapi bukan kriterianya.
Perjalanan dari hutan sampai Chou Fangzi sungguh melelahkan. Benar saja, setelah kakek tua itu pergi, semua orang yang berada di luar hutan segera masuk dan mencari sumber cahaya itu. Namun, pastinya mereka tidak mendapatkan jejak apapun.
Di sinilah sekarang, karena Yaya tidak sempat menjawab perkataan Wu Yang, akhirnya pria itu selalu menggenggam tangan wanita itu untuk menanti jawaban. Apakah dengan tidak memegang tangan tidak akan menerima jawaban? Ah, Yaya tidak mengetahui isi otak pria ini.
"Huh, apakah kalian akan terus diam?" Yuze akhirnya memecahkan suasana.
"Aku merasa iri melihat kalian seperti tidak terpisahkan seperti ini," lanjutnya. Sepotong kue pun masuk ke dalam mulutnya lagi.
"Diam, aku sedang memikirkan bagaimana cara memiliki kulit yang bagus seperti dirimu?" jawab Yaya keluar dari topik pembicaraan. Suruh siapa, pria itu memiliki kulit yang glowing?
"Tentu, ini pemberian Dewa. Aku terlahir tampan dan mempesona. Siapa pun tidak luput dari aura yang hebat ini. Bahkan, kau juga terpesona denganku pertama kali," ucap Yuze dengan mengedipkan satu matanya. Sial, sungguh ganjen.
"Wu Yang, apakah benar setelah aku memiliki harimau ini, aku bisa mengontrol kekuatan binatang?" tanya Yaya pada Wu Yang. Pria itu masih menggenggam tangannya.
"En, kenapa?"
"Aku ingin mengontrol buaya. Aku ingin membuat buaya terdiam dan jinak!" Yaya berkata dengan menggebu-gebu.
"Hei, kenapa buaya?" timpal Yuze penasaran.
"Karena kau spesies dari buaya darat, sialan!" ucap Yaya menusuk hati Yuze.
"Kau perempuan, tapi bicaramu kasar."
"Lalu?"
"Perempuan itu yang sopan, lembut, dan ramah. Jika kau seperti itu, tidak akan ada yang mau." Yuze menyesap tehnya.
"Jika tidak mau ya sudah, aku hanya perlu mencari pria yang suka dengan tingkahku ini." Tangan kiri Yaya yang tidak digandeng Wu Yang digunakan untuk mengelus kepala dari harimau di pangkuannya.
"Kau tidak perlu mengubah perilaku mu," ucap Wu Yang tiba-tiba. Pandangan Yaya dan Yuze saling bertemu.
"Ah, hehe. Sepertinya aku harus membantu pekerjaan di bawah, hehe." Yuze berdiri dengan kikuk. Benar saja, tuannya menyukai Nona Ling!
"Aku akan membantu." Yaya juga berdiri dari duduknya.
"Tidak perlu, bukankah kau ingin berbicara padaku?" cegah Wu Yang mempererat genggamannya.
"Haha, Nona Ling, kau duduklah manis di sini." Yuze kembali mengedipkan satu matanya.
Setelah kepergian Yuze, tidak ada pembicaraan di antara keduanya. Bahkan suara lelehan dari lilin pun bisa saja terdengar karena kesunyian ini.
"Wu Yang, kau ingin tahu siapa yang disebutkan oleh kakek tua tadi?"
Wu Yang mengangguk antusias. Pria itu sangat penasaran, siapa tuan Dewa yang dibandingkan dengannya. Apakah kakek itu berkeinginan menjodohkan Yaya dengannya?
"Aku sudah pernah bercerita tentang hidupku, apakah kau ingat? Aku mengatakan itu di taman istana, sebelum ayahku pergi ke perbatasan. Ah, kita duduk di bawah bunga Plum yang berguguran." Yaya membayangkan guguran bunga Plum yang seperti guguran salju. Ingatkan jika dirinya harus berfoto ketika datang ke istana lagi. Mengumpulkan semua foto sejarah, wajah Han Yu Xia, wajah kaisar, wajah Ling Joon?
KAMU SEDANG MEMBACA
General's Daughter from Future
Historical Fiction[bukan novel terjemahan] AWAS YA KALAU PLAGIAT. ANE SANTET ONLINE NIH :) Maria Su Han. Keluarga dan teman dekat biasanya sering memanggilnya Yaya, seorang anak perempuan keturunan China-Indonesia yang merupakan mahasiswa Jurusan Ekonomi di Universi...