Hallo teteh-teteh! Berapa lama tidak berjumpa? Hahahaha lama-nya dah kek perjalanan Kera Sakti mencari kitab suci ke barat ya?
Tapi terima kasih sudah menunggu author yang sok sibuk ini ya. Terima kasih juga sudah setia vote dan komen. Lop lop deh ❤️
Selamat membaca sahabat!
Eh btw ini maljum, gimana sunahnya?
___________________________________
"Teh Loun?"
"Kau tidak tau itu? Jika seorang pria mencicipinya, itu tidak baik." Jawab Yaya dengan gelagapan. Apa yang sebenarnya ia bicarakan?
"Berarti itu hanya diminum oleh wanita saja?" Ekspresi Ling Joon dengan tegas dan yakin, kepalanya mengangguk-angguk paham.
Yaya nyengir bagai kuda. Mungkin itu lebih baik!
"Ya'er..." Panggilan lembut itu keluar dari bibir Jendral Ling.
"Ayah!" Yaya berjalan dan memeluk ayahnya.
"Ayah jaga diri baik-baik! Jika ada yang membahayakan panggil namaku tiga kali!" Dengan berkacak pinggang Yaya seperti menceramahi ayahnya.Ling Jin tersenyum, bahkan kaisar dan permaisuri juga tersenyum.
Sedangkan Ming Yue menggelengkan kepalanya, ah putrinya sungguh menggemaskan!"Apakah kau akan datang?" Tanya Jendral Ling dengan bercanda.
"Tidak." Yaya menggeleng.
"Lalu, kenapa ayah harus memanggil namamu?" Tangan Jendral Ling Shunghin mengusap pelan rambut pendek Yaya.
"Karena namanya seperti harimau." Timpal Ling Joon dengan memajukan dagunya.
Yaya menatap Ling Joon dengan sinis, hei anak muda.. aku akan menjadikanmu makan malam!
"Sudah sudah! Kenapa kalian selalu bertengkar? Setelah ayah pergi ke perbatasan kalian berdua harus menjadi anak yang nurut sama ibu kalian." Nasehat Ling Shunghin.
Yaya dan Ling Joon mengangguk. Basic nya dia kan emang anak yang berbakti kepada kedua orang tua, tentu saja ini hal yang mudah. Tapi sepertinya kali ini ia harus melanggar perintah dari ayahnya, ia harus mengikuti ayahnya secara diam-diam.
Upacara keberangkatan dilangsungkan, Han Yu Xia menatap ke arah Yaya. Berharap gadis itu menyambutnya, tapi kenapa dia tidak menghampirinya?
Jika saja pangeran mahkota dinasti Han ini hidup di zaman modern pasti bernama Angkasa. 'Ey yo, Angkasa! Aku nya ada rasa kamu-nya biasa aja!'
Tapi bagaimana lagi? Itu sudah kehendak yang maha kuasa.Hingga keretanya ingin berangkat, Yaya menyibak tirai jendela kereta. Menatap Han Yu Xia dengan cengengesan, tidak tau jika orang yang ada di dalam kereta mood nya sudah hancur karena dirinya.
Han Yu Xia terdiam tanpa berbicara dengan Yaya.
"Apakah aku harus mengikuti perkataan putri Bai?"
Yaya tidak terima jika ia mendapat tatapan seperti itu. Bahkan dirinya sudah baik hati menyapa pangeran mahkota walaupun dengan paksaan dari ibunya.
"Hmm."
"Oh ini." Yaya memberikan tiga permen Milkami yang kasiatnya setara dengan segelas susu kepada Han Yu Xia.
"Apa ini?" Han Yu Xia tertarik dengan permen yang diberikan Yaya.
"Permen Kepala." Kata Yaya dengan cengiran nya. Jika ada permen kaki, maka ada permen kepala. Bentar lagi pasti ada permen pundak dan lutut, hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
General's Daughter from Future
Historical Fiction[bukan novel terjemahan] AWAS YA KALAU PLAGIAT. ANE SANTET ONLINE NIH :) Maria Su Han. Keluarga dan teman dekat biasanya sering memanggilnya Yaya, seorang anak perempuan keturunan China-Indonesia yang merupakan mahasiswa Jurusan Ekonomi di Universi...