Ling Jin berjalan mendekati Yaya, dibelakangnya diikuti pria berhanfu kuning yang super duper mewah. Semua kepala menunduk ketakutan seperti melihat ibu kos yang lewat depan kos tepat di awal bulan.
Yaya merasa bingung sendiri dengan semua tingkah mereka. Ayah, ibu dan Ling Joon pun serempak menundukkan pandangannya.
"Gege!" Ling Jin mengusap pelan kepala Yaya.
Ling Joon yang melihat Yaya tidak memberi hormat pada pangeran mahkota, tangan kanannya meraih tengkuk Yaya dan memaksanya membungkuk.
"Hormat kami pangeran mahkota!" Seru Ling Shunghin, Ming Yue dan Ling Joon serempak. Yaya hanya diam mencerna semua yang terjadi saat ini.
"Ting. Target!" System memberi sinyal pada Yaya. Suara yang keras seperti menghantam gendang telinganya.
"Ah!" Yaya memukul kepalanya untuk meredakan pusingnya. Di kemudian hari, dirinya harus membiasakan diri untuk mendengarkan suara sistem yang yahud.
Ling Joon memelototi tingkah Yaya yang abstrak. Pria itu berharap tingkah konyol gadis aneh ini tidak kambuh di depan putra mahkota.
"Salam hormat yang mulia putra mahkota." Yaya melembutkan suaranya selembut mungkin. Ini adalah prestasi yang harus dibanggakan. Mana mungkin seorang Maria Su Han dapat melakukan tindakan yang selama hidupnya tidak pernah ia lakukan?.
Han Yu Xia memandang Yaya dengan tatapan tajam. Jika ditanya apakah Yaya takut? Jawabannya tidak. Gadis itu sekarang malah menunjukkan cengiran kudanya. Ming Yue dan Ling Shunghin hanya bisa menelan ludahnya kasar.
"Pangeran mahkota, mari masuk ke kediaman saya." Ling Shunghin mencoba mengalihkan perhatian Yu Xia pada diri Yaya.
"Yang mulia pangeran harus merasakan teh yang baru datang kemarin." Timpal Ming Yue.
Yu Xia memasang wajah datarnya. Yaya sempat kesal dengan tingkah pria yang katanya pangeran mahkota ini. Walaupun dia memiliki status dan derajat tinggi harusnya ia harus menghormati orang yang lebih tua.
Diri Yaya segera mencoret dengan tinta merah untuk nama Han Yu Xia. Jika bukan karena misi, Yaya tak sudi mendekati orang sombong ini. Pantas! Dia pantas dengan putri Bai.
"Gege sekarang tinggal satu permainan lagi. Apakah gege mau ikut bermain?" Tanya Yaya tanpa memperhatikan lagi Han Yu Xia yang sedang berkosplay menjadi patung itu.
"Aku..."
"Kenapa kau selalu mengajak gege? Padahal aku dari tadi berada di sisimu?" Eluh Ling Joon tidak terima. Seketika diri Ling Joon lupa jika di depannya masih ada pangeran Mahkota.
"Mau bertaruh?"
"Apa?" Jawab Ling Joon.
Semua mata memandang perdebatan yang terjadi antara Ling Joon dan Yaya.
"Jika aku kalah aku akan memberimu..." Yaya membisikkan barang apa yang akan diberikan dirinya pada Ling Joon.
Mata Ling Joon berbinar mendengar hadiah yang Yaya bisikkan.
"Tapi jika kau kalah." Yaya tersenyum meremehkan pada Ling Joon. "Kau harus mengajakku jalan-jalan kemanapun yang aku mau!" Ucap Yaya final."OKE!!! Kita sepakat!" Ling Joon bersalaman dengan Yaya untuk menandakan kesepakatannya.
Yaya bergabung di tim E dan Ling Joon bergabung di tim F. Semua mata melihat pertandingan yang dilakukan antara Yaya dan Ling Joon. Tidak ada bedanya ketika ada Yu Xia ataupun tidak. Mungkin hanya di awal-awal mereka diam, selanjutnya melihat Yaya yang heboh memeriahkan pertandingan.
Hanfu tipis yang digunakan Yaya sebagai outer dan hanya mempunyai tali di pinggang sebagai kuncinya, berkibar-kibar karena terpaan angin dan membuat mengekspos seluruh tubuh Yaya. Semua mata takjub mengarah ke gadis cantik yang memiliki potongan rambut aneh dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
General's Daughter from Future
Historical Fiction[bukan novel terjemahan] AWAS YA KALAU PLAGIAT. ANE SANTET ONLINE NIH :) Maria Su Han. Keluarga dan teman dekat biasanya sering memanggilnya Yaya, seorang anak perempuan keturunan China-Indonesia yang merupakan mahasiswa Jurusan Ekonomi di Universi...