Yaya duduk santai di kursinya tanpa menghiraukan orang-orang yang menatapnya. Setelah dirinya datang dengan pangeran mahkota, semua putri maupun nona bangsawan yang hadir memandangi dirinya seperti setumpuk kotoran. Yaya tau mereka hanyalah iri, tapi bukankah ini terlalu berlebihan?
Berbeda dengan Yaya, Han Yu Xia duduk dengan termenung. Dirinya teringat perkataan gadis muda dari kediaman Ling, dan itu seperti memberikan sinyal pada dirinya untuk segera lebih dekat dengan Yaya.
"Pangeran, kau tak akan paham. Aku tidak cocok di dunia kalian, kehidupanku ditakdirkan untuk berkelana. Jika kita bertemu di kemudian hari, mungkin itu hanya angan-anganku saja, karena itu tidak mungkin." Ucapan Yaya yang terngiang-ngiang di kepala Han Yu Xia.
"Ya'er, apa yang terjadi?" Ling Joon berbisik-bisik kepada Yaya. Ling Shunghin dan Ming Yue tak kalah antusias mendengar perbincangan anak-anaknya.
"Hah? Maksudnya apa?" Tanya Yaya dengan ekspresi bingung, tangan yang hendak menyuapkan roti ke mulutnya hingga berhenti di tengah jalan.
"Bagaimana kau berpura polos seperti itu? Bukankah kau yang membuat pangeran mahkota seperti itu?" Hardik Ling Joon kepada Yaya dengan pertanyaan.
"Aku? Aku? Aku tidak berbuat apa-apa." Kata Yaya mempertahankan wajah tanpa berdosa.
"Tapi–—"
"Baiklah, pemberian hadiah untuk permaisuri Xu A Ning akan segera dimulai. Para tamu diharap urut dalam memberikan hadiah!" Seorang kasim berteriak dengan suara yang memenuhi ruangan.
"Kau tau? Jika di duniaku tidak perlu berteriak seperti itu. Kami hanya perlu menggunakan alat yang kemudian membuat suara kami terdengar dengan keras." Bisik Yaya kepada Ling Joon. Tuan muda kedua dari keluarga Ling itu merapatkan lagi posisi duduknya ke arah Yaya, dirinya tertarik dengan cerita Yaya.
"Wow! Bukankah itu sejenis sihir?"
"Kau sudah tau, jarang sihir di dunia kami. Ini seperti benda kotak yang sering kita tonton." Jawab Yaya menjelaskan. Ling Joon mengangguk mengerti.
"Teknologi ya?" Tanya Ling Joon.
"Yap! Seperti ini," Yaya mengeluarkan Handphone nya dan membidik Ling Joon yang tampan dengan pakaian Hanfu, rambut dibentuk sama persis dengan drama kolosal yang sering ia tonton.
"Apa yang kau lakukan?" Ling Joon berkata dengan terkejut.
"Lihatlah!" Tangan Yaya memperlihatkan hasil karya yang ia buat. "Kau sangat tampan disini." Ling Joon yang mendengar perkataan Yaya seketika memerah.
"Hei apakah kau malu? Apakah tidak ada orang yang memujimu?" Ejek Yaya yang membuat Ling Joon sadar kebodohan yang telah ia lakukan.
"Bodoh!" Ucap Ling Joon.
"Tapi ini seperti benda kotak yang menimbulkan gambar tapi ini lebih kecil kan? Ah aku ingat, waktu pertama kali kau datang kau memperlihatkan gambar keluargamu disini." Ling Joon berseru akan tebakannya"Tentu. Orang-orang di dunia kami selalu membawa benda ini kemanapun ia pergi. Benda ini untuk mengirim pesan kepada orang lain. Juga bisa mengambil gambar." Jelas Yaya, Ling Joon mengangguk-angguk seakan takjub dengan kehadiran barang baru ini lagi.
Keduanya saling berbincang satu sama lain, Yaya seperti mentor yang siap memberi informasi apapun tentang dunianya.
"Ya'er, kau tadi bertemu dengan Jin'er?" Tanya Ming Yue yang menyela pembicaraan antara Yaya dan Ling Joon. Yaya mengalihkan pandangannya kepada Ming Yue, dirinya tersenyum.
"En, gege sedang berjaga di gerbang depan." Ucap Yaya dengan riang.
Ming Yue mengelus kepala Yaya dengan sayang. Dirinya tak membayangkan jika suatu saat gadis di depannya akan pergi dari kehidupannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
General's Daughter from Future
Historical Fiction[bukan novel terjemahan] AWAS YA KALAU PLAGIAT. ANE SANTET ONLINE NIH :) Maria Su Han. Keluarga dan teman dekat biasanya sering memanggilnya Yaya, seorang anak perempuan keturunan China-Indonesia yang merupakan mahasiswa Jurusan Ekonomi di Universi...