Chapter 17 : Peramal Ulung

10.1K 1.6K 173
                                    

Di sinilah Yaya, di sebuah ruangan yang dipenuhi oleh para putri dan nona muda dari kediaman bangsawan. Saling merayu dan menunjukkan bakat, berharap keberuntungan membawanya di kehidupan istana yang mewah.

Menuangkan secangkir arak dan meminumnya dengan sekali tegukan, Yaya langsung pergi dari tempat itu. Tidak ada yang memperhatikannya, bahkan pangeran mahkota pun juga lengah dari memperhatikan Yaya.

Memasang earphone di telinganya, Yaya menyetel smartphone nya untuk memutar lagu. Berjalan dan terus berjalan. Istana kekaisaran Han ini memang benar-beran luas. Bangunan istana sekilas berbentuk huruf U, di tengah-tengahnya hanya hamparan ubin yang luas tanpa satu tanaman apapun. Namun jika beruntung, orang yang berkunjung dapat melihat jernihnya danau yang terletak di belakang istana.

"Salam nona Ling." Yaya hampir terkejut karena tiba-tiba muncul seorang dayang di depannya dan memberinya hormat.

"Ahm, iya." Jawab Yaya sembari melepas kedua earphone nya.

"Nona, saya adalah dayang dari permaisuri. Yang mulia permaisuri ingin bertemu dengan anda." Kata dayang tersebut.

"Baik, tunjukkan jalan!" Balas Yaya dengan senyum ramahnya.

Letak kediaman permaisuri terletak di samping bangunan utama dimana kaisar tinggal. Yaya menganggukkan kepalanya, seorang kaisar pasti memiliki tempat tinggal sendiri. "Mungkin untuk menghindari pilih kasih antar istri?"

Sampai dimana tulisan yang menandakan bahwa sekarang ia berada di depan kediaman permaisuri, Yaya berdiam diri sebentar, menghirup napas secara dalam-dalam.

"Mari Nona." Ajak dayang lagi.

Di sebuah tempat yang lumayan lebih tinggi dari yang lainnya, duduklah wanita dengan pakaian mewahnya. Kanan kiri wanita tersebut berdirilah beberapa dayang dan satu kasim yang menjaganya, inilah permaisuri yang ia lihat di drama-drama.

"Saya Ling Yaya memberi hormat kepada yang permaisuri!" Kata Yaya dengan tegas.

"En."

Permaisuri mengangkat tangan kanannya, sehingga semua dayang menunduk dan pergi dari ruangan. Meninggalkan Yaya dan permaisuri di satu ruangan. Yaya mengangkat satu alisnya, seolah bertanya apa yang terjadi setelahnya.

"Siapa namamu?" Tanya tiba-tiba permaisuri.

"Ling Yaya?"

"Nama asli mu?" Tanya permaisuri lagi.

"Nama asli?" Diri Yaya masih dibingungkan dengan pertanyaan yang menuntut dari permaisuri.

"En. Nama yang kau pakai sebelum memakai marga Ling." Suara penuh ketidaksabaran muncul dari bibir permaisuri.

"Ohhhhh!" Yaya berseru paham. "Maria Su Han."

Permaisuri tersenyum hingga terlihat gigi-giginya.

"Apakah kau tau kapan aku meninggalkan dunia ini?" Tanya permaisuri. Pertanyaan yang sama seperti di perayaan tadi.

Yaya terdiam kaku, apakah kedok sebagai perempuan masa depan harus terbongkar sekarang?

"Saya–—"

"Katakanlah, satu-satunya impian saya adalah bertemu dengan gadis perubah rasi bintang di ramalan." Kata permaisuri dengan suara lembut.

Perkataan permaisuri semakin membuat Yaya kebingungan. "Gadis perubah rasi bintang?" Apakah itu seorang pahlawan seperti Superman?

"Dulu seorang peramal pernah berkata, pada dinasti Han akan muncul seorang gadis anak dewa yang turun ke bumi membawa kemajuan pada seluruh dunia." Permaisuri yang tadinya duduk, sekarang berdiri menuntun Yaya untuk duduk di sampingnya.

General's Daughter from FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang