Kaisar dengan hanfu kebesarannya menghampiri Ling Shunghin, kasim Yao serta Yaya yang sedang kesakitan, tangan gadis itu masih saja menggosok kepalanya berharap sakitnya cepat berlalu. Mata cantiknya menatap ke arah kaisar, berbeda dengan Yaya yang masih berdiri tegak, jendral Ling Shunghin sudah membungkukkan badannya kepada sang kaisar.
Dari sudut matanya, Ling Shunghin seakan-akan memerintahkan untuk membungkuk memberi hormat. Namun seperti benar apa kata kaisar, otak Yaya terlihat seperti sedang tidak baik-baik saja.
"Ya'er.."
"Ah iya! Saya Ling Yaya memberi hormat kepada yang mulia kaisar." Kata Yaya dengan suara yang mantap walaupun ada sedikit keterkejutan karena teguran dari ayahnya.
Ling Shunghin menggelengkan kepalanya seakan tidak yakin bahwa Yaya orang yang sama akan memberikan solusi tentang pemberontakan. Seakan dirinya tidak tahu bahwa ayahnya sendiri meragukan idenya, Yaya hanya tersenyum manis layaknya anak kecil yang dibelikan kembang gula.
"Ah yang mulia kaisar, kenapa anda tidak duduk? Mari-mari duduk, saya takut jika kaki anda akan sakit." Dengan bodohnya Yaya menjulurkan tangannya layaknya tuan rumah yang menyuruh tamunya untuk duduk.
Tanpa menjawab perkataan Yaya, Kaisar Xian menuju tempat kebesarannya. Di belakang kaisar terdapat jendela besar dan tinggi yang lebih layak disebut pintu yang menampilkan pemandangan dari danau di belakang istana. Melihat itu Yaya menghubungkan kedua ibu jari dan jari telunjuk dari masing-masing tangannya sehingga terbentuklah kotak dari jari-jarinya.
"Ckrik!" Suara Yaya berpura-pura memfoto objek yang ada di depannya, kaisar pun berada dalam frame tersebut.
"Ya'er.." lagi-lagi Ling Shunghin menegur atas perbuatan Yaya. Namun hanya cengiran yang Ling Shunghin dapatkan.
"Jendral Ling, apakah kau sudah mendapat strategi untuk meredakan pemberontakan?" Tanya Kaisar Xian.
Jendral Ling maju lebih dekat ke hadapan Kaisar Han Xian dan membungkukkan badan seraya tangan yang mengepal di depan dadanya. "Saya tidak memiliki kemampuan yang hebat yang mulia, akan tetapi putri saya ingin menyampaikan beberapa saran untuk meredakan pemberontakan ini." Jelas Jendral Ling mengatakan maksud kedatangannya.
"En, setelah menunjukkan bakat menarinya, apakah kau akan menunjukkan bakat lainnya?" Pertanyaan itu kaisar tunjukkan kepada Yaya. Sebelumnya ia telah mendengar bahwa gadis Ling telah membuat heboh di aula pangeran dengan menari dengan tarian aneh.
"Aku? Eh maksudnya saya? Saya tidak memiliki bakat apapun yang mulia." Yaya berkata dengan tatapannya yang menunjukkan orang yang bodoh.
"Jendral Ling!"
"Ya yang mulia." Jawab Jendral Ling.
"Nasibmu lagi-lagi selalu beruntung, kau bahkan berhasil mendapatkan seseorang yang berbakat." Puji Kaisar Xian pada Jendral Ling.
"Tentu yang mulia! Jika ada saya, ayah akan tersenyum." Timpal Yaya seenaknya. Gadis itu sangat tersinggung dengan perkataan kaisar yang menganggapnya seperti sebuah barang, dan berhasil didapatkan.
Kaisar mengernyit dahinya, berpikir apakah ada yang salah dengan ucapannya. Bahkan apa yang ia katakan adalah sebuah pujian untuk ayah dari gadis itu?
"Haha.." Jendral Ling mendadak tertawa sendiri, pria tua itu teringat pertama kali Yaya datang di tempatnya dan marah-marah ketika dipanggilnya Xiaojie.
"Jendral Ling, apa yang kau tertawakan?"
"Apakah ayah setuju dengan perkataan kaisar itu?" Tanya Yaya dengan memajukan dagunya untuk menunjuk sang kaisar.
KAMU SEDANG MEMBACA
General's Daughter from Future
Fiction Historique[bukan novel terjemahan] AWAS YA KALAU PLAGIAT. ANE SANTET ONLINE NIH :) Maria Su Han. Keluarga dan teman dekat biasanya sering memanggilnya Yaya, seorang anak perempuan keturunan China-Indonesia yang merupakan mahasiswa Jurusan Ekonomi di Universi...