Gimana puasa nya? Hayooo bolong berapa?
Masih lama kan bukanya, kuy ngabuburit bareng Yaya❤️✨
_______________________
Malam hari itu dipenuhi candaan oleh semua orang yang ada di kediaman Ling, dari para pelayan dan prajurit sampai sang tuan rumah ikut menikmati indahnya malam yang dihiasi para bintang dan bulan.
Pagi harinya Yaya bangun dengan bermalas-malasan. Hari ini jendral Ling dan Ling Jin akan pergi ke perbatasan meredakan pemberontakan Suku Barbara. Hari ini juga dirinya harus pergi ke istana lagi dan mengiringi kepergian ayah dan gege-nya.
Dengan langkah kaki terpaksa harus membersihkan diri, Yaya mengganti baju tidurnya dengan hanfu laki-laki berwarna merah. Kali ini dengan dandanan sederhana dan rambut pendek yang ia gerai membuatnya semakin menarik perhatian.
"Hormat saya Nona Ling." Sapa dua pelayan yang datang kepadanya.
"Ini barang yang diminta olehmu." Dua pelayan itu memberikan satu set jarum akupuntur kepada Yaya."Terima kasih jiejie!" Ucap Yaya dengan ramahnya. Ia tidak membedakan entah itu pelayan atau siapapun. Baginya semua orang itu sama, makanya ia memanggil pelayan yang lebih tua darinya dengan sebutan Jiejie.
"Jiejie, apakah kalian tau Toko Wewangian yang hebat disini?" Tanya Yaya. Kakinya yang semula duduk di depan meja rias melangkah dan duduk di tempat tidurnya.
" Kedai Wewangian? Ku rasa ada nona. Di pusat kota ada dua kedai. Yang satu sangat ramai yaitu Xiang Fangzi, dan satunya sangat sepi yaitu Chou Fangzi." Jawab salah satu pelayan.
"Tapi Xiang Fangzi memiliki harga yang sangat mahal." Timpal salah satu pelayannya.
"Kalian tau kenapa Chou Fangzi sangat sepi?" Tanya Yaya kepada kedua pelayannya. Kakinya ia silangkan ke atas tempat tidur.
"Mungkin karena bau."
"Ennn mungkin saja." Gumam Yaya pelan.
"Jika begitu, aku akan kesana!" Seru Yaya yang membuat terkejut kedua pelayannya.Kaki Yaya segera berlari keluar kamarnya dan segera menemui Ling Joon untuk menemaninya ke Chou Fangzi.
"No-nona!" Teriak keduanya menghentikan Yaya yang berlari secepat mungkin. Namun nona yang diteriaki nya tidak mendengarkan larangan itu.
Yaya terus berlari, hingga tubuh mungilnya menubruk Ling Jin yang sedang berjalan dengan pangeran mahkota. Melihat dua makhluk yang jarang terlihat di Kediaman Ling, Yaya menggosok kedua matanya.
"Ya'er jika kau terus melanjutkan aksimu, matamu akan sakit." Kata Ling Jin sembari mencegah Yaya yang menggosok-gosok kedua matanya lagi.
"Apakah aku sedang di istana?" Tanya Yaya dengan pandangan yang belum percaya melihat kedua makhluk di depannya.
"Kau sedang di rumah, kita semua sedang di kediaman Ling." Jawab Ling Jin yang bingung dengan pertanyaan dari Yaya.
Sedangkan pangeran mahkota hanya mengernyitkan kedua alisnya hingga muncul kerutan halus di dahinya."Terus kenapa aku menemui kalian di sini?" Balas Yaya lagi. Ling Jin dan Han Yu Xia saling berpandangan.
"Maksudmu?" Tanya keduanya serempak.
"Biasanya aku hanya menemui kalian di istana." Jawab Yaya jujur. Ling Jin tersenyum dengan jawaban yang keluar dari mulut adik angkatnya, sedangkan Han Yu Xia masih menampilkan wajah biasanya.
"Kau kenapa lari-lari?" Tanya Han Yu Xia setelah diam beberapa saat.
"Aiyaaa! Aku harus mencari Ling Joon!" Lagi-lagi seruan dari Yaya membuat kedua pria itu mengelus dadanya, tapi tidak bisa jika memarahi gadis yang berparas cantik ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
General's Daughter from Future
Historical Fiction[bukan novel terjemahan] AWAS YA KALAU PLAGIAT. ANE SANTET ONLINE NIH :) Maria Su Han. Keluarga dan teman dekat biasanya sering memanggilnya Yaya, seorang anak perempuan keturunan China-Indonesia yang merupakan mahasiswa Jurusan Ekonomi di Universi...