"Jika kau bersikeras ingin membunuhku, bunuhlah! Aku tak peduli, lagian seharusnya aku sudah mati tenggelam, bukan malah menjadi siren seperti ini."
"Aku akan memberimu kesempatan, berbaliklah!" ucap siren pria itu.
Clara pun berbalik, kini siren pria ini jauh berbeda dengan Rick. Siren ini memiliki rambut yang hitam, kulit putih, dan bentuk tubuh yang atletik membuat Clara terpesona. Benar apa yang dibilang Tina, siren pria sangatlah tampan. Sedangkan, siren wanita sangat cantik nyaris sempurna.
"Siapa namamu?" tanya Clara.
"Kau tidak pantas bertanya seperti itu padaku, cepat ikuti aku!"
Clara pun mengikutinya. Ia dibawa ke pusat kota yang di sana terdapat Poseidon, siren wanita dengan paras yang sempurna dan pemimpin di seluruh lautan yang dapat mengontrol semua siren.
"Yang mulia, ada seorang penyusup yang berhasil memasuki Atlantis," ucap siren pria itu.
"Siapakah dia, Jonas?"
"Hey, masuklah!"
"Ternyata dia," ucap Poseidon setelah melihat Clara.
"Bagaimana? Apa kau masih tidak percaya dengan keberadaan kami?" tanya Poseidon tiba-tiba.
"A-apa maksudmu?" tanya Clara kembali dengan gugupnya.
"Jangan pura-pura lupa, aku tidak menghapus ingatanmu. Saat kau di kapal bersama adikmu, kau berkata kalau kau tidak percaya dengan keberadaan kami."
Clara kembali teringat dengan kata-kata yang ia ucapkan saat berada di sebuah perahu kecil bersama Tina. Ia tak memercayai adanya siren, namun kenyataannya ia malah menjadi siren.
"Jadi, badai yang sebenarnya datang tiba-tiba bukan murni dari alam? Apa itu perbuatanmu? Kurang ajar!"
Seluruh siren yang menyaksikan hal itu terkejut. Berani-beraninya Clara mengatakan 'kurang ajar' pada Poseidon. Lantas Poseidon pun marah, ia hendak memukul Clara. Namun, tiba-tiba saja Clarissa menghalangi Clara. "Yang mulia, saya mohon!"
"Clarissa? Apa yang kau lakukan di sini? Bukannya kau sedang mencari satu manusia lagi untuk memindahkan kutukanmu? dan kau dapat menjadi manusia kembali?" tanya Poseidon.
"Manusia? Clarissa, bukannya kau berjanji padaku kalau kau akan melindungiku sampai aku kembali menjadi manusia seutuhnya?"
"Kau percaya padanya, siren baru?" tanya Jonas. Clara pun melihat ke arah Jonas. "Apa kau tidak tahu kalau siren pandai merangkai sebuah janji agar dapat dipercaya? Padahal dia tak akan pernah menepatinya," lanjutnya.
Tiba-tiba saja Clarissa memukul wajah Jonas dengan sangat keras. "Aku tidak seperti itu!! Jangan bicara seenaknya kau, Jonas!"
Kini Clara bingung harus percaya yang mana, apa ia harus memercayai Jonas yang katanya siren pandai merangkai sebuah janji hanya untuk memancing kepercayaan saja, atau ia harus memercayai Clarissa yang katannya ia bukan siren yang seperti itu.
Poseidon mengarahkan telapak tangannya pada Clarissa, kemudian angin besar seolah-olah muncul dari tangan Poseidon yang membuat Clarissa terpental cukup jauh. Clara pun tercengang dengan kejadian tersebut, termasuk Jonas dan siren lain yang menyaksikannya. Baru kali ini terjadi kejadian serupa setelah ratusan tahun lalu Poseidon marah dan langsung menghukum siren tersebut.
"Siren seperti dia tidak pantas berada di sini. Jonas, Mike, setelah dia sadar buanglah dia dari kota ini!" perintah Poseidon.
Clara menghampiri Clarissa, terlihat Clarissa tak sadarkan diri karena tubuhnya terbentur keras pada sebuah bangunan.
"Kenapa kalian malah diam saja melihat teman kalian diperlakukan seperti ini?! Apa kalian tidak punya hati nuarni? Apa kalian tidak punya rasa solidaritas terhadap sesama kaum siren?" Clara benar-benar kesal pada Siren yang ada di sekelilingnya, mereka hanya menonton saja tanpa membantu, hal itu membuat Clara muak.
"Dia pantas mendapatkannya, seharusnya kami tidak menerima warga baru di sini, tapi dia malah memindahkan sebagian kutukannya padamu. Sebagai gantinya, setelah dia sadar, dia akan diusir dari kota ini," ujar seorang siren wanita.
"Siren-siren tidak punya hati," gerutu Clara. Ia pun membawa Clara ke lubang dimana ia masuk ke Atlantis. Namun, saat ia masuk, ia tetap tak bisa melawan arus tersebut.
Jonas yang melihat Clara terbawa arus secara terus menerus malah menertawakannya. "Sampai kapanpun kau takkan bisa lawan arus itu, Clara."
"Lalu bagaimana cara aku keluar dari sini? Sebaiknya aku membawa Clarissa ke tempat lain."
"Tidak ada jalan lain selain lubang ini, tapi siren baru sepertimu mana mungkin bisa melawan arus sebesar ini." Jonas kembali tertawa.
"Cepat beri tahu aku!!" bentak Clara.
"Baiklah, biarkan aku yang menggendong Clarissa." Clara pun memberikan Clarissa padanya.
Setelah Clarissa berada di tangan Jonas, tiba-tiba saja Jonas berenang melesat sangat cepat. Lantas hal tersebut pun membuat Clara terkejut, hanya dengan kedipan mata Jonas mampu menghilang dari pandangannya sekejap.
"Bagaimana bisa dia secepat itu?" gumamnya.
Selang beberapa detik setelah Jonas keluar, ia kembali masuk ke Atlantis. "Hey, bagaimana bisa kau melakukannya?" tanya Clara.
"Tentu saja, hanya siren senior sepertiku yang mampu keluar masuk lubang ini dengan instan."
"Lalu kau mengantar Clarissa kemana?"
"Mengantar? Memangnya aku harus mengantar Clarissa kemana? Aku mendiamkannya di laut lepas."
"Apa-apaan kau, Jonas?! Kau sama saja seperti yang lain, tak punya hati." Clara bertekad menyusul Clarissa. Namun, hasilnya nihil, ia tak bisa melawan arus sebesar itu.
"Percuma, mau bagaimana pun kau tak akan mampu melawan arus itu. Tinggalah di sini, dan pelajari kemampuan berenang dengan sangat cepat sepertiku."
"Aku tidak mau mempelajari itu, aku akan tinggal di sini hanya untuk menunggu Clarissa kembali. Aku yakin dia akan kembali dan akan membawaku keluar dari sini."
"Hmmm ... baiklah, semoga beruntung!" Jonas pun pergi dari hadapan Clara.
***
Semalaman Sonny mencari Tina. Namun ia tak berhasil menemukannya, Rita yang sedari tadi menunggu di rumah sudah menyiapkan sarapan untuk Sonny. Sekesal apapun Rita pada Sonny, ia tetap harus melakukan tugasnya sebagai istri.
"Gimana, Mas? Tina ketemu gak?" tanya Rita pada suaminya yang baru saja kembali ke penginapan.
"Aku udah cari kemanapun gak ada Tina, kayaknya aku harus menjelajahi seluruh hutan ini," lanjutnya yang kemudian duduk di meja makan.
"Kamu yakin, Mas? Hutan ini luas banget, lho."
"Ya, bagaimanapun aku harus nemuin Tina. Dia anakku satu-satunya. Besok aku akan menyusuri hutan ini dengan membawa persediaan makanan dan juga peralatan untuk camping."
"Ya udah itu terserah kamu aja, Mas. Aku gak akan halangin kamu lagi buat nyari Tina karena aku yakin kalo Tina masih hidup diluaran sana."
"Kamu gak ikut?" tanya Sonny.
"Sebenarnya aku mau banget ikut sama kamu, Mas. Tapi kayaknya kamu pergi duluan aja, nanti setelah aku mendapat kabar soal pencarian Clara, aku akan menyusul kesana."
Kali ini Sonny memahami Rita kalau ia tak bisa egois, mereka berdua sama-sama kehilangan anak tunggal mereka. Setelah menyantap sarapannya, Sonny pergi membeli beberapa persediaan makanan dan membeli alat-alat untung camping. Sedangkan, Rita pergi kembali menemui si penjaga pantai untuk menanyakan soal pencarian anaknya itu.
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Siren's Curse (COMPLETED ✔)
Adventure{Adventure, Mystery, Fantasy} TAHAP REVISI [Novel ini hanya tersedia di; Wattpad, NovelMe, Novelaku. Selain itu plagiat, tolong dm saya jika menemukan karya saya di plagiat] {Vote and komen ya biar tambah semangat mwehehe... Mau follow jga voleh} Bl...