Chapt 9: Lakukan atau Tidak Sama Sekali? ✔

1K 158 0
                                    

Update lagi🙃 Happy Reading gessss🦀

Clara mengucapkan terima kasih pada Jonas kemudian ia pergi ke gua yang ditunjukkan oleh Jonas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Clara mengucapkan terima kasih pada Jonas kemudian ia pergi ke gua yang ditunjukkan oleh Jonas. Dari kejauhan Clara mendengar suara perempuan yang bersenandung sangat merdu jauh di dalam gua. Ia semakin penasaran dengan suara tersebut. Sekitar seratus meter ia menelusuri gua tersebut, akhirnya ia dapat menemukan sebuah perempuan dengan menghadap belakang.

"Hey!" sapa Clara. Perempuan itu pun berhenti bersenandung, kemudian ia berbalik. Ia siren wanita paling cantik setelah Poseidon di Atlantis, rambutnya merah, matanya berwarna cokelat. Siapa lagi kalau bukan Mira, saudari dari Poseidon.

"Siapa kau?" tanya Mira.

"Clara, aku warga baru di Atlantis, baru sehari kemarin aku tinggal di sini."

"Tinggal di sini? apa aku tidak salah dengar?"

"Ya, aku tinggal di sini," ucap Clara.

"Dasar Emilia, seenaknya saja dia," gerutu Mira.

"Baik, ada perlu apa kau kemari?" tanya Mira.

Clara pun menjelaskan maksud dan tujuannya ia pergi ke tempat itu, ia hanya ingin menemui Master Yu dan mempelajari flash swim. Namun, sayang, saat itu Master Yu sedang ada urusan di luar kota. Clara tak banyak bicara, setelah Mira memberi tahu kalau Master Yu sedang berada di luar kota, Clara pun memutuskan kembali meinggalkan gua tersebut.

"Tunggu!" panggil Mira saat Clara hendak pergi. "Aku yang akan mengajarimu, Master Yu menyuruhku untuk melakukan tugasnya saat dia tidak di sini," lanjutnya.

"Serius?" Mata Clara membulat tanda ia senang akan segera menguasai ilmu itu.

***
Untung saja yang ada di semak-semak tersebut bukan hewan buas, melainkan seekor kelinci. Kelinci yang keluar dari semak-semak itu akhirnya membuat Sonny bisa bernapas lega kembali, ia pun melanjutkan makan siangnya.

Setelah selesai makan, ia memutuskan untuk kembali mencari Tina. Tekadnya untuk mencari Tina tak akan pernah padam, ia masih sangat yakin kalau anaknya masih hidup di luar sana. Setelah beberapa lama berjalan, kini ia dihadapkan dengan tantangan yang sangat mengerikan. Ia menemukan sungai besar dengan arus yang cukup deras, ia bingung apa yang harus ia lakukan. Namun, untung saja ada sebuah batang pohon yang telah bisa digunakan untuk melintas, nampaknya itulah yang biasa orang gunakan untuk melintasi sungai tersebut.

"Lakukan atau tidak sama sekali." Ia harus memikirkannya matang-matang karena kali ini yang menjadi taruhannya adalah nyawa, tapi jika ia tak melakukannya, maka ia tak akan pernah berhasil menemui Tina. Tak ada jalur lain yang harus ia lewati, melintasi sungai tersebut adalah jalan satu-satunya.

Dengan tekad yang bulat untuk menemukan anaknya, ia menarik napas panjang kemudian menghembuskannya. "Tina, Ayah akan menemukanmu," gumamnya.

Ia mulai melangkah pada batang pohon tersebut, batang pohon itu kecil tapi kuat untuk dijadikan sebagai jembatan. Sonny harus ekstra berhati-hati, batang pohon yang kecil dan terlihat licin membuat Sonny harus benar-benar konsentrasi dalam menjaga keseimbangan. Ia melakukan ini untuk pertama kalinya, dan ia berani melakukan ini hanya demi putri kesayangsnnya.

Sayang seribu sayang, sudah di tengah jembatan tersebut kaki kanannya terpeleset. Untung saja Tuhan masih menyelamatkannya, ia tidak terjatuh ke sebelah kanan, ia terjatuh ke tengah yang sontak membuatnya memegang erat batang tersebut. Hal itu membuat tubuhnya berpindah ke bawah, kini ia dalam posisi bergelantungan sekarang. Jikalau ia melepaskan pegangannya, maka ia akan mati, arus sungai yang deras tepat berada di bawahnya yang akan siap membunuh Sonny kapan saja Sonny melepaskan pegangannya.

Saat itu, tenda yang ia bawa terjatuh. Untung saja tak ada barang lain yang ia simpan diluar tas. Tasnya yang berat membuat ia berjalan begitu lambat, tapi dengan sekuat tenaga ia tak mau menyerah dan mati konyol. Ia sudah hampir sampai ke seberang, tangan kanannya terlepas dari batang pohon itu, ia menahan sekuat tenaga menggunakan tangan kiri dan kedua kakinya. Napasnya mulai terengah-engah, keringat dingin keluar dari tubuhnya.

"Aku tidak boleh menyerah!" gumamnya. Ia pun berhasil memaksakan tangan kanannya kembali berpegangan pada batang pohon itu, alhasil ia pun bisa menyebrang dengan selamat. Namun, ia kebingungan nantinya akan tidur dimana, sedangkan tenda satu-satunya yang ia miliki terjatuh ke sungai saat menyebrang.

Sonny kembali melanjutkan perjalanannya, ia semakin masuk ke dalam hutan seorang diri dengan persediaan makanan yang terbatas. Matahari pun hendak tenggelam, kini Sonny tak bisa melihat indahnya senja kala itu.

***
Terlihat Clara sedang bermeditasi, matanya terlihat sangat memaksa sekali ia memejamkan matanya, tiba-tiba ia membuka matanya. "Arrghh! Aku tak bisa fokus."

"Kenapa kau tidak bisa fokus? Secara di sini tidak berisik, bahkan aku tidak bersenandung sedikit pun. Apa yang mengganggu pikiranmu?"

"Jujur, aku memikirkan temanku, Clarissa. Aku khawatir dengan keadaannya di luar sana," jawab Clara.

"Khawatir? Apa aku tidak salah dengar?"

"Iya, aku khawatir. Kenapa?"

"Jadi, tujuanmu mempelajari ilmu ini untuk keluar dari kota ini dan bertemu Clarissa?" tanya Mira.

"Iya, dia di blacklist dari Atlantis karena telah melindungiku dari amarah Poseidon," balas Clara.

"Apa dia di blacklist permanen?"

"Lula mengatakan kalau Jonas mem-blacklist Clarissa sementara sampai Jonas kembali mencabut tanda blacklist-nya."

Mira mengangguk tanda paham. "Baiklah, lanjutkan meditasimu, aku tahu bagaimana cara agar kau fokus saat bermeditasi."

"Tarik napas, kemudian tutup matamu perlahan. Jangan pikirkan sesuatu saat meditasi, dan sebaiknya kau harus mengatur napasmu."

Clara pun melakukan apa yang disarankan oleh Mira. Namun, entah mengapa ia sulit sekali untuk fokus. Pikirannya terus menerus memikirkan Clarissa.

"Jangan pikirkan Clarissa, pikirkanlah sebuah tempat yang sangat indah, itu akan membuatmu tenang," ucap Mira. Clara melakukan kembali saran Mira, kini ia membayangkan sedang berada di Jepang pada saat musim gugur, indah sekali melihat dedaunan yang terjatuh dari banyaknya pohon sakura yang berjejer.

Tiba-tiba ia mendengar suara Mira yang kembali bersenandung. Namun, hal itu tak menganggunya sama sekali, malah saat ia mendengar suara tersebut semakin fokus dan tenang. Bayangannya sedang berada di Jepang perlahan terlihat semakin nyata.

Ia dikejutkan dengan daun-daun sakura yang berputar kemudian membentuk seorang wanita, perlahan daun tersebut berubah menjadi seorang wanita, siapa lagi kalau bukan Mira.

"Mira? Bagaimana bisa?" Ia melihat ke bawah, ia bukanlah siren lagi, melainkan manusia biasanya.

"Dimana aku? Apa aku benar-benar ada di Jepang?" tanya Clara.

"Tentu saja tidak. Kau sedang berada di dalam kondisi alam bawah sadar, atau secara simple-nya kau sedang memasuki kondisi super sadar. Tempat dimana kau memvisualisasikan sesuatu yang dapat membuatmu tenang, dan sekarang kau berhasil melakukannya," tutur Mira.

"Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?"

To Be Continued

Siren's Curse (COMPLETED ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang