Chapt 23: Ingatan Terakhir

688 122 1
                                    

Maaf telat update guys:((
Kemarin nginep di rumah temen,, kelupaan buat up mwhehee

ENJOY!

Di keesokan harinya, Clara masih belum bisa berenang dengan ekornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di keesokan harinya, Clara masih belum bisa berenang dengan ekornya. Luka yang disebabkan oleh alkonost itu walau tidak menusuk tetapi cakarannya begitu kuat karena kuku alkonost begitu tebal dan cukup besar. Jonas setia menjaga Clara, bahkan semalaman ia tidak melakukan patroli di Atlantis. Ia memberanikan diri masuk ke rumah Lula untuk melihat keadaan Clara. Saat masuk, ia sedikit keheranan melihat ekor Clara dibalut dengan rumput laut, dan kondisi Clara terlihat lemas.

"Clara, kamu kenapa bisa seperti ini?" tanya Jonas.

"Dimana Lula?" Clara tidak menghiraukan pertanyaan Jonas. Lantas Jonas pun kembali bertanya alasan kondisi Clara bisa separah itu.

Clara sepertinya enggan menjawab Jonas, ia tak ingin ada siren lain yang mengetahui kalau dia telah pergi ke sungai dan bertemu dengan alkonost. Namun, Jonas terus menerus menekan Clara agar angkat bicara, akhirnya Clara pun berterus terang pada Jonas. Setelah mendengar penjelasan Clara, Jonas begitu terkejut karena ternyata Clara telah dilukai dan ditandai oleh alkonost.

"Kamu ngapain ke sungai yang mengarah ke sepanjang hutan, Clara?" tanya Jonas.

"Aku hanya ingin mengetahui saja dunia luar, Jonas. Terlalu jenuh aku berada di bawah laut seharian, aku hanya ingin menikmati kembali udara segar di hutan." Clara berbohong pada Jonas karena ia takut jika ia menceritakan semua kebenarannya, Jonas akan membocorkannya pada Poseidon.

Tiba-tiba seorang siren wanita dengan rambut berwarna merah dan memiliki ekor berwarna ungu yang tidak terlalu cerah itu masuk ke rumah Lula, tidak lain dan tidak bukan ialah Mira.

"Bagaimana kondisi kamu, Clara?" tanya Mira.

"Keadaanku sudah mulai membaik, Mir. Kamu kok bisa tau kalo aku ada di sini?"

"Aku akan selalu tau apa yang kamu lakukan, kamu habis dari sungai yang ada di sepanjang hutan dekat pantai itu, bukan?"

Clara terperanjat, bagaimana mungkin dia bisa mengetahui kalau Clara memang habis dari sana?

Tanpa bertanya hal lain lagi, Mira memberikan pesan agar hati-hati dengan kaum alkonost karena mereka sangat membenci kaum siren. Setelah menyampaikan pesannya itu, Mira meninggalkan Clara dan Jonas. Tiba-tiba seekor hiu dengan ukuran yang tak terlalu besar masuk dengan tenang. Jonas sudah berusaha mengusirnya, namun hiu itu mendadak jadi agresif dan beberapa kali hendak menggigit Jonas.

"Ahh ... baiklah, silakan sampaikan apa yang kau bawa. Aku akan menunggu di luar," ucap Jonas.

"Tunggu, Jonas! Bagaimana cara menerima pesan darinya?" tanya Clara.

"Cukup kamu pegang kepalanya, terus pejamkan kedua mata kamu, nanti dia akan memperlihatkan sesuatu."

Setelah menjawab demikian, Jonas pergi menunggu di luar. Clara pun melakukan apa yang Jonas perintahkan, ia menyentuh kepala hiu itu kemudian memejamkan matanya.

“Dengarkanlah pesan terakhirku, jaga Clara baik-baik. Dia selalu nekad pergi ke sungai yang ada di tengah hutan, tadi dia kembali ke Atlantis dengan keadaan luka parah akibat serangan alkonost.” Tiba-tiba saja Clara melihat Lula yang tengah sekarat berbicara seperti itu, tidak lain dan tidak bukan itu merupakan ingatan Clarissa saat terakhir kali berkomunikasi dengan Lula sebelum akhirnya Lula tewas dengan mengenaskan.

Clara sangat terpukul setelah melihat ingatan itu, lantas ia pun ingin membuka matanya dan pergi ke permukaan. Namun, matanya sulit dibuka dan mulai melihat bayangan Clarissa.

“Clara, saat kamu melihat aku berbicara seperti ini, artinya kamu sudah melihat ingatan terakhirku soal Lula. Dia pergi ke sini hanya ingin mencariku dan memberitahu kalo kamu sedang terluka akibat serangan alkonost, aku tidak tau kenapa dia bisa ada di sini. Maafkan aku, Clara. Aku udah berusaha menghalangi agar Lula tidak dihukum mati, tapi penduduk Underwater City sudah terlalu membenci siren yang berasal dari Atlantis. Kalo kamu mau tau alasan kenapa penduduk sini sangat membenci Atlantis, kemarilah dan jemput aku saat keadaanmu sudah mulai membaik.” Clara mulai curiga setelah mendengar perkataan Clarissa.

“Setelah aku berusaha menghalangi mereka agar tidak membunuh Lula, aku dipenjarakan oleh Melody. Bahkan aku melakukan ini dengan cara berpura-pura tidur. Jika kamu mau menjemputku kemari, jagalah dirimu baik-baik Clara. Namun, jika kondisimu belum pulih, kamu jangan ke sini dulu, ya. Biarkan tubuhmu pulih terlebih dahulu.”

Clara pun bisa membuka matanya, kemudian dia langsung memaksakan diri untuk berenang. Namun, luka cakaran di ekornya masih terasa sakit jika ia mencoba bergerak. Usahanya tak sampai di situ saja, ia terus menerus melawan rasa sakitnya. Ia sudah kehilangan Lula, kini ia tak ingin kehilangan orang yang berharga lagi di hidupnya. Hiu yang menyampaikan pesan tadi masih belum pergi dari sana karena ia tahu pasti Clara akan membutuhkan bantuannya. Benar saja, Clara meminta hiu itu untuk membawa dirinya ke permukaan. Clara pun berpegangan pada hiu itu, kemudian dia membawa Clara ke permukaan di tengah laut agar tak seorangpun bisa melihat kehadiran Clara.

Tiba-tiba Clara menangis sejadi-jadinya karena mengingat kalau dirinya sudah tidak bisa lagi bertemu dengan Lula, ia menyesal telah memarahi Lula saat itu. Padahal niat Lula menghalangi Clara pergi agar tidak terjadi hal seperti ini. Kini Clara bisa kembali merasakan air matanya mengalir, setelah sekian lama ia berdiam diri di dalam air, ia tak bisa merasakan air matanya jika menangis. Ia berjanji pada dirinya sendiri kalau dirinya akan membalas perbuatan Underwater City. Ia pun kembali menyelam dan memejamkan matanya dengan tujuan memasuki kondisi super sadar.

"Ada apa, Clara? Tidak biasanya kau menemuiku?" tanya Rachel.

"Aku hanya ingin meminta bantuanmu, Rachel. Aku ingin kau memporak porandakan Underwater City," jawab Clara.

"Dengan senang hati. Aku akan melakukannya untukmu."

"Baiklah, setelah aku minta kamu menguasai tubuhku. Hancurkanlah Underwater City, jangan sampai ada yang tersisa sedikitpun, terkecuali temanku Clarissa jangan kau bunuh."

Rachel mengangguk tanda paham dengan apa yang diminta oleh Clara.

Clara pun memaksakan diri pergi ke Underwater City untuk menjemput Clarissa terlebih dahulu. Sesampainya di sana, ia menemui Melody terlebih dahulu dan bertanya keberadaan Clarissa. Melody malah berkata kalau Clarissa sudah pergi dari kota ini. Dia berpikir Clara tak tahu kejadian sebenarnya.

"Beri tahu aku dimana Clarissa atau akan kuhancurkan kota ini?" ancam Clara dengan tegas.

"Kamu pikir aku takut denganmu? Jangan mentang-mentang kamu punya alter ego, kamu berani seperti ini," ucap Melody dengan santai. "Alter ego tak semudah yang kamu pikirkan, butuh bertahun-tahun agar bisa memiliki hubungan baik dengannya."

"Oke, kalo begitu lawanlah aku," ucap Clara yang kemudian matanya menjadi cahaya putih.

Melody terperanjat, ia terkejut karena Clara bisa dengan mudah langsung berganti posisi dengan alter ego-nya. "Bagaimana bisa?" gumam Melody.

To Be Continued

Siren's Curse (COMPLETED ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang