Chapt 15: Gigitan Semut Api ✔

726 109 0
                                    

Spesial ya update langsung dua bab, mon maaf kalo ada typo ye.. Author jga manusia mwehhehe:v

ENJOY!

"Arrghh!! Ayolah! Dimana semua makananku?" geram Rita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Arrghh!! Ayolah! Dimana semua makananku?" geram Rita. Ia kembali memeriksa ranselnya dan berharap ada satu saja makanan yang bisa ia makan, tapi di sana tak ada makanan sama sekali.

Rita menghela napas. "Baiklah, sekarang aku harus bertahan hidup di alam liar tanpa ada makanan secuil pun." Ia pun terpaksa melanjutkan perjalanan dengan perut yang kosong.

Untung saja tenda yang ia bawa masih ada, ia hanya perlu mendirikan tenda jika merasa kelelahan. Setelah beberapa jam berjalan, ia berhasil menemukan sebuah pohon kerai payung dengan daun yang lebat. Senang bukan main, ia yakin kalau Sonny ada di belakang pohon tersebut. Namun, setelah sampai di sana, ia tak menemukan Sonny di sekeliling pohon tersebut. Ia berpikir mungkin Sonny tidak di pohon ini, tapi saat ia beranjak pergi, ia melihat sebuah walkie talkie yang sedikit tertutupi oleh dedaunan.

"Ini kan punya Sonny, dimana dia sekarang?" gumamnya saat mengambil walkie talkie itu. Kemudian ia pun berteriak memanggil Sonny, namun tak ada jawaban sekali pun dari Sonny. Ia mulai mencari Sonny di sekitaran tempat itu, tapi ia tak berhasil menemukannya. Ia begitu yakin kalau suaminya akan kembali ke pohon ini, maka dari itu ia mendirikan tenda di sana.

Sore hari pun telah tiba, ia sama sekali tak melihat tanda-tanda Sonny akan datang di sana. Perasaannya semakin tak karuan, ia sangat mengkhawatirkan keadaan Sonny. Dengan berat hati, ia memutuskan untuk meninggalkan pohon itu dan melanjutkan perjalanan. "Semoga aja gak terjadi apa-apa sama kamu, Mas. Aku harap kamu gak sengaja ketinggalan walkie talkie ini saat kamu kembali berangkat mencari Tina.

***
"Uhuk! Uhuk!" Sonny batuk-batuk kemudian memuntahkan air dari mulutnya. Ia mendapati dirinya sedang berada di dekat sungai, nampaknya ia habis tenggelam kemarin malam. Ia pun mencoba untuk berdiri, namun kakinya begitu kesakitan. Tepat di bagian betisnya terdapat luka cakaran hewan buas.

"ARRGHH!!" Sonny mengerang kesakitan. Ia memaksakan diri, ia berjalan dengan kaki kiri yang terluka parah. Kini ia dibingungkan harus pergi kemana, ia berniat untuk kembali ke pohon kerai payung yang kemarin ia jadikan tempat istirahat. Namun, ia sama sekali tak tahu kemana arahnya, kesialannya bertambah saat ia baru menyadari kalau walkie talkie-nya tertinggal di bawah pohon tempat dirinya berlindung dari teriknya matahari dan hujan.

Beberapa menit berjalan, kepalanya merasa pusing, namun ia masih memaksakan diri untuk tetap berjalan. Karena tak tahan dengan kepalanya yang pusing, tangan kirinya memegang keningnya. Sedangkan, tangan kanannya ia sandarkan di sebuah pohon. Tiba-tiba tangan kanannya merasakan sakit dan secara refleks ia menarik tangannya dari pohon tersebut, tidak lain dan tidak bukan rasa sakit itu disebabkan oleh gigitan semut. Tak lama setelah merasakan sakit, bekas gigitan itu menimbulkan panas yang luar biasa layaknya tangan tersebut terbakar. Ternyata semut yang menggigit tangannya yaitu semut api, merupakan spesies semut paling berbahaya di dunia.

Beberapa menit setelah itu, akhirnya rasa sakit dan panas itu berhenti ia rasakan. Namun, kini rasa gatal yang ia rasakan. Saat ia menggaruknya, sakit bukan main. Namun, jika ia tak menggaruknya, gatalnya itu akan mengganggu. Kini perjalanannya semakin terhambat saat ia tergigit semut api itu, sembari berjalan ia menggaruk-garuk tangannya dan menahan rasa sakit itu. Ia pun memutuskan kembali ke sungai untuk membasuh tangannya berharap rasa gatalnya bisa hilang dengan air.

Benar saja, ide cemerlang Sonny untuk membasuh tangannya agar tidak gatal cukup berguna. Setelah membasuh tangannya, gatal yang ia rasakan semakin berkurang. Ia pun memutuskan untuk kembali ke pohon kerai payung yang kemarin ia singgahi dengan cara mengikuti aliran sungai. Tak lama setelah itu, tangannya kembali gatal, ia menggaruknya dengan kesal. Kini ia tak bisa ke sungai karena tak ada jalan untuk turun ke sana. Dalam perjalanannya, ia tak menyadari kalau tangan bekas gigitan semut merah itu membengkak. Ia kembali menggaruknya, rasa sakit luar biasa ia rasakan lagi dan lagi, lantas ia pun berteriak sekeras-kerasnya kemudian terkejut melihat tangannya yang bengkak itu.

"Arrghh!! Kenapa nasibku harus seperti ini, Tuhan!" kesal Sonny. Ia memutuskan untuk berhenti di sebuah gubuk kecil, tak tahu apa yang selanjutnya harus ia lakukan. Tangannya yang bengkak itu begitu gatal, namun jika Sonny menggaruknya ia akan kesakitan. Kebetulan sekali tak jauh dari gubuk itu ia menemukan jalan ke bawah untuk turun ke sungai. Namun, baru saja ia membasuh tangannya, hujan deras tiba-tiba saja datang. Ia pun berlari dan kembali berteduh di gubuk kecil itu.

"Tuhan, bantu aku ..." lirih Sonny. "Aku hanya ingin menemukan anakku, Tuhan. Aku mohon, pertemukanlah aku dan anakku kembali."

Sudah jatuh tertimpa tangga, ia terbangun sudah mendapati dirinya terdampar di pinggir sungai dengan luka di kaki yang tak ia ingat luka itu didapatkan dari mana, kemudian ia di gigit semut api atau semut paling berbahaya di dunia, dan kini ia terjebak hujan di sebuah gubuk kecil. Gatal, sakit, dan panas, setidaknya itulah yang Sonny dapat rasakan setelah digigit semut berbahaya itu. Belum lagi ia merasa kelaparan, dari kemarin malam perutnya kosong, ingin mencari makanan pun tak bisa karena terjebak hujan seperti ini. Ia hanya bisa berdoa pada Yang Maha Kuasa agar ia tak mati sebelum bertemu dengan anaknya.

Di sisi lain, Rita hanya bisa berdiam diri dalam tenda yang ia dirikan di dekat pohon kerai payung. Ia berharap suaminya akan datang. Di luar hujan begitu lebat, ia sangat mengkhawatirkan keadaan suaminya yang di luaran sana.

Sekitar satu jam hujan berlangsung, akhirnya hujan reda. Rita melipat tendanya dan memutuskan untuk mencari suaminya. Kali ini ia dan Sonny tak bisa berkomunikasi karena Sonny tak membawa walkie talkie-nya. Hanya beberapa meter dari tenda itu, ia dikagetkan dengan adanya beruang besar yang sedang menghadap belakang. Jantungnya mulai berdebar kencang, ia berniat untuk memutar balik arahnya tanpa membuat suara sedikitpun. Namun, saat ia mundur ke belakang, tak sengaja ia menginjak ranting pohon. Dalam suasana yang sangat hening itu, tentu saja sang beruang menyadari keberadaan Rita. Ia langsung berlari sekuat tenaga ke arah kiri dan arah itu bukanlah arah untuk kembali ke pohon kerai payung, begitu juga dengan beruang itu, ia mengejar Rita.

Jalan yang licin seusai hujan membuat Rita harus ekstra berhati-hati. Sembari mengejar Rita, beruang itu kerap kali mengeluarkan suara yang membuat Rita semakin panik. Hingga di suatu saat ransel Rita berhasil dijangkau oleh beruang itu yang menyebabkan dirinya terjatuh, saat itu ia tak peduli dengan ransel dan tendanya, yang ia utamakan kali ini yaitu nyawa. Ia berdiri secepat mungkin kemudian kembali berlari, namun lagi dan lagi ia gagal. Ia berlari terlalu cepat karena panik sehingga membuat dirinya terpeleset dan kepalanya membentur batu besar di sungai, ia pun tak sadarkan diri yang pada akhirnya ia tenggelam dan hanyut di sungai tersebut.

To Be Continued

Siren's Curse (COMPLETED ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang