Maaf ya gak update kemaren, sinyalnya jelek:((
Gantinya skrng up 2 chapt dehDengan tenaga yang tersisa, Sonny memindahkan Rita ke gubuk kecil tempat dimana ia tidur kemarin malam. Ia menekan-nekan dada Rita berharap agar Rita segera siuman. Benar saja, setelah beberapa kali menekan dadanya, tiba-tiba saja Rita batuk-batuk dan mengeluarkan air dari mulutnya.
"Mas Sonny, ini beneran kamu, Mas?" tanya Rita dengan lemas.
"Iya, Sayang, ini aku."
Rita pun hendak bangun dan ingin duduk di samping suaminya itu. Namun, Sonny melarangnya terlebih dahulu karena ia ingin membersihkan luka di kening Rita. Ia membuka baju kemudian membersihkan luka di kening Rita menggunakan bajunya.
"Kamu gak apa-apa kan, Mas?" tanya Rita. "Aku khawatir banget lho sama kamu," lanjutnya.
"Ya beginilah keadaanku sekarang, dua hari lalu aku menggigil hebat karena tidur tanpa tenda dan kehujanan. Tapi, di sore hari setelah kamu dan aku berbicara melalui walkie talkie, keadaanku mulai membaik. Aku berniat nunggu kamu di pohon itu, tapi ternyata di malam itu ada beruang besar yang menghampiri dan mengejarku. Beruang itu menyebabkan luka yang cukup parah di betis kiriku, untung saja dia cuma nyakar aku gak sampe nusuk, jadi aku masih bisa berdiri," tutur Sonny.
Hujan rintik-rintik mulai turun, mereka berdua masih berdiam diri di gubuk itu. "Apa? Jadi kamu terluka, Mas?" tanya Rita, tanpa aba-aba ia langsung bangung dan melihat kondisi kaki Sonny. Ternyata benar, di betisnya terdapat luka cakar.
"Astaga ..." lirih Rita, ia menutup menutup hidung dan mulutnya menggunakan kedua tangannya karena merasa ngilu saat melihat luka tersebut. "Jadi, kamu dari kemarin menahan perih luka di kaki kamu, Mas?"
"Bukan hanya itu, Bu. Dari kemarin aku nahan sakit tanganku juga." Sonny menunjukkan tangannya yang bengkak pada Rita. Istrinya semakin sedih setelah mengetahui itu, ia tak kuasa lagi menahan air matanya.
"Ya ampun, ini kenapa lagi, Mas?" tanya Rita.
"Pas aku nyenderin tanganku ke pohon, satu semut merah ngegigit aku, awalnya terasa sangat panas, kemudian gatel banget, hingga setelah aku cuci pake air ternyata malah membengkak," jawab Sonny.
"Itu semut api, Mas. Kamu harus segera kompres tangan kamu pake air, Mas!" perintah Rita. Entah darimana ia mengetahui cara mengatasi bengkak yang diakibatkan oleh gigitan semut api.
Tanpa basa basi Sonny pun langsung pergi ke sungai dan membersihkan bajunya dari darah bekas luka di kening Rita itu. Setelah dirasa bersih, ia pun kembali membasahinya dengan air sungai kemudian dikompreskan pada tangannya yang bengkak itu.
Ia kembali duduk di gubuk kecil itu bersama Rita, sungguh malang sekali pasangan suami istri ini. "Apa yang harus kita lakukan sekarang, Mas?" tanya Rita.
"Aku gak tau, Bu. Aku bingung antara melanjutkan pencarian atau pulang. Di satu sisi aku ingin sekali melanjutkan pencarian Tina, tapi di sisi lain aku sama sekali gak punya persediaan makanan karena tasku tertinggal di bawah pohon itu," tutur Sonny.
"Tertinggal di bawah pohon yang kemarin kamu tidur di sana?" tanya Rita yang dijawab anggukan dengan Sonny. "Aku sama sekali gak lihat tas kamu lho, Mas. Aku cuma lihat walkie talkie aja."
Sonny terperanjat, tak mungkin jika ada orang lain selain mereka berdua di tengah hutan belantara seperti ini. "Gini, Mas. Saat kamu lost contact sama aku, malem-malem aku maksain buat nyari kamu. Kepalaku udah kleyengan banget, dan akhirnya aku pun pingsan. Anehnya, di pagi hari setelah aku pingsan, makananku yang ada di ransel aku tuh hilang semua."
Mereka sempat berpikir kalau di hutan ini ada orang lain yang tersesat juga membutuhkan makanan, tapi orang itu malu jika meminta pada mereka berdua. Namun, banyak orang bilang juga kalau hutan ini tuh jarang banget dijarah manusia karena banyak kasus orang yang sudah masuk ke hutan ini tak akan pernah bisa kembali.
Kini Rita pun mulai memikirkan hal negatif, yaitu adanya manusia psikopat yang hobi membunuh manusia di tempat-tempat yang jarang sekali manusia lewati. Namun, Sonny membantah hal itu, ia justru meyakini kalau ada orang lain di hutan ini yang tersesat seperti mereka berdua.
"Sudahlah, kamu jangan mikir macem-macem ya, Bu. Aku yakin kok di sini gak ada manusia psikopat kayak di film itu," ucap Sonny.
"Iya, Mas, aku harap sih gitu."
Kini senja telah tiba, tangan Sonny yang bengkak kini kian mengecil. Sonny pun tak lagi merasakan gatal maupun sakit setelah dikompres menggunakan air dingin atau air sungai.
"Aku lapar, Mas. Tapi, aku gak tau harus nyari makanan kemana," ucap Rita yang sedang tiduran di paha Sonny.
"Iya sama aku juga lapar, Bu. Kalo gitu sekarang aku nyari dulu makanan, kamu tungguin aja aku di sini."
Rita mengangkat kepalanya dan kembali duduk di samping Sonny. "Enggak, Mas. Kalo kamu mau nyari makanan aku juga ikut, aku gak mau kita pisah lagi."
"Kita gak akan pisah lagi, Sayang. Aku gak akan jauh dari sini kok, aku cuma mau nyari buah-buahan di sekitar sini. Kali aja ada yang bisa kita makan," ujar Sonny.
Rita bersikeras ingin ikut dengan Sonny. Namun, Sonny tak ingin membuat Rita kelelahan, ia merasa bersalah karena telah mengajak Rita ke situasi yang sulit ini. Dengan segala bujuk rayu dari Sonny, akhirnya Rita rela menunggu di gubuk kecil itu.
Sonny berjalan tak jauh dari sana, ia sama sekali tak menghasilkan apapun, tak ada pepohonan berbuah di sekitaran situ. Namun, di kejauhan ia melihat sebuah pohon kersen atau ceri asam. Awalnya ia khawatir dengan keadaan Rita jika ditinggalkan terlalu jauh, namun buah ini juga untuk makanan Rita. Dengan berat hati ia pun memaksakan diri pergi dan memetik buah di pohon itu.
Sonny sudah memetik beberapa kersen untuk ia dan Rita makan. Namun, tiba-tiba saja terdengar teriakan Rita dari gubuk itu, lantas Sonny bergegas kembali ke gubuk. Sesampainya di sana, ia tak melihat Rita di luar maupun di dalam gubuk. Ia malah disuguhkan dengan pemandangan yang tak enak, yaitu darah yang berceceran di dalam gubuk.
"RITAAA!!!" teriak Sonny sekeras-kerasnya. "Rita kamu dimana, Sayang?!" Ia kembali mencari Rita di luar sekitaran gubuk
"Argggh!!!" geram Sonny sembari melemparkan seluruh buah yang ia petik tadi ke tanah. Ia begitu kesal dengan semua ini.
"Tuhan, kenapa aku harus menerima nasib seperti ini?! Dimana pertolongan-Mu, Tuhan? Kau sama sekali tak membantuku!" Sonny mulai menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi. Ia pun sudah kelelahan dengan semua ini, kakinya berlutut dan kedua tangannya ia letakkan ke tanah, ia menunduk dan menatap tanah. "Maaf, Tuhan. Mulai sekarang aku tak akan percaya pada-Mu lagi, engkau hanyalah tokoh fiktif yang sebenarnya tak ada."
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Siren's Curse (COMPLETED ✔)
Adventure{Adventure, Mystery, Fantasy} TAHAP REVISI [Novel ini hanya tersedia di; Wattpad, NovelMe, Novelaku. Selain itu plagiat, tolong dm saya jika menemukan karya saya di plagiat] {Vote and komen ya biar tambah semangat mwehehe... Mau follow jga voleh} Bl...