Chapt 29: Ancaman Dari Emilia

632 86 0
                                    

Holla, sireners!
Sebelum baca author mau bilang "maafin thorr ya" karena gak up kmrn:(
Kemarin ceritanya ada acara nginep di rumah temen, gak mikirin wp sama sekali😂 Maaf bet ye.

ENJOY!

Sonny terbangun dari gubuk kecil itu, ia melihat banyak sekali bercak darah di sana. Ia kembali mendengar suara alkonost yang menyeramkan itu, ia mengambil napas dalam-dalam kemudian memberanikan diri untuk pergi keluar. Aman, ternyata di luar tak ada apapun. Namun, saat ia melihat ke arah sungai, alkonost itu berhasil membunuh seorang siren wanita dengan ekor berwarna biru. Tidak lain dan tidak bukan siren itu adalah Clara. Setelah membunuh Clara, Tina yang kini menjadi alkonost terbang dengan cepat menghampiri Sonny hingga mencakar wajahnya.

Tiba-tiba saja Sonny terbangun dari mimpi buruknya, cara Sonny bangun mengagetkan Rita yang sedari tadi memandanginya. "Mas, kamu kenapa?" tanya Rita.

Sonny menghela napas. "Enggak, aku gak apa-apa kok. Cuma mimpi buruk."

"Ya udah, kamu minum dulu ya, Mas." Rita memberikan segelas air pada Sonny. Kemudian Sonny pun meminumnya.

Tak lama setelah itu, Sonny tiba-tiba menceritakan bahwa ketiga anaknya kini bukan manusia lagi. Clarissa, anak kandung Sonny yang hilang selama tiga belas tahun silam ternyata menjadi siren. Begitu juga dengan Clara, dia kini telah menjadi siren, dan Tina si anak bungsu mereka telah berubah menjadi alkonost entah apa penyebabnya.

Rita yang mendengar penuturan itu dari Sonny langsung memeluknya sembari menangis di pelukan Sonny. "Kenapa nasib kita harus seperti ini, Mas?"

"Aku juga gak tau. Kenapa keluargaku harus terus menerus ditimpa musibah seperti ini." Kini Sonny tak bisa tegar lagi, ia sudah tak kuat menahan penderitaan keluarganya. Seluruh anaknya berubah menjadi makhluk-makhluk aneh, ditambah lagi ia dan istrinya tersesat di hutan, apalagi kaki Sonny yang terluka bekas tembakan, ia tak bisa berbuat banyak kali ini karena kakinya yang terluka cukup parah itu.

***
Clara telah sampai di selatan, pagi itu, ia tak melihat siapa-siapa. Bahkan tempat tinggal ikan pun masih utuh. "Datang juga kamu ke sini, Clara," ucap Melody yang ternyata berada di belakang Clara. Clara pun berbalik.

"Melody? Dimana yang lainnya?" tanya Clara.

"Mengapa kamu bertanya seperti itu? Kamu membutuhkan sesuatu?" Melody malah bertanya balik pada Clara.

"Apa Kirana masih selamat dan bersamamu?"

"Tentu saja dia bersamaku."

"Izinkan aku meminjamnya sebentar, aku ingin dia mengatasi Clarissa yang tengah sekarat."

"Baik, tapi setelah kau menyelesaikan tantanganmu."

Clara terheran-heran apa maksud Melody berkata demikian padanya. "Tantangan? Maksud kamu apa?"

"Aku menitipkan pesan pada satu siren yang aku tinggalkan di Underwater City untuk memberitahumu bahwa jika kamu masih mau menantangku, maka kamu harus datang ke selatan, atau lebih tepatnya tempat dimana kita berada sekarang."

Sampai sini Clara sudah paham, siren wanita yang ia temui di Underwater City berbohong. Dia hanya ingin Clara dan Melody kembali bertarung, entah apa tujuannya. Bahkan dia berkata Melody akan menghancurkan tempat tinggal para ikan di selatan untuk dijadikan kota seperti Underwater City. Padahal kenyataannya tidak seperti itu, Melody berkata bahwa ia tak punya hak untuk menghancurkan tempat tinggal ikan-ikan itu.

"Jadi, siren itu berbohong padamu?" tanya Melody.

"Ya, aku tidak tau kalo dia berbohong, dia sampai menjelek-jelekkanmu padaku," balas Clara.

"Oh, jadi dia menjelek-jelekkanku. Oke, kalo gitu aku akan mengurus dia dulu." Melody hendak pergi ke Underwater City.

"Tunggu! Gimana sama Kirana? Clarissa bener-bener butuh bantuannya sekarang, aku mohon."

Melody diam untuk berpikir sejenak. "Baik, sudah kusuruh dia ke sana."

"Apa? Bahkan kau tidak bertanya padaku dimana Clarissa berada, dan kau juga tidak berbicara pada Kirana."

"Jangan banyak bicara kamu, Clara. Aku bisa melakukan apapun yang kumau, sebaiknya cepatlah kembali menemui Rick dan Clarissa. Akan ada ancaman menghampiri mereka, dan tentu saja itu bukan dariku, tapi Emilia."

Clara terkejut dengan apa yang dikatakan Melody, bagaimana mungkin dia bisa mengetahui kalau Clarissa itu bersama Rick. Ditambah lagi akan ada ancaman yang menghampiri mereka, siapa Melody sebenarnya?

***
"Sayang, aku minta maaf ya sama kamu," ucap Sonny pada Rita. Mereka sedang bersantai sembari memandangi orang-orang beraktifitas.

"Minta maaf untuk apa, Mas?" tanya Rita.

"Maaf karena aku udah bikin kamu jadi ikut ke dalam situasi kayak gini, seandainya aku gak ajak kamu buat nyari Tina, mungkin sekarang kamu lagi bersantai di rumah."

"Mas, aku ini istri kamu, lho. Jadi, udah sewajarnya suami istri itu selalu barengan, baik itu dalam keadaan suka maupun duka."

Sonny memandangi istrinya sembari tersenyum bahagia karena merasa dirinya beruntung memiliki istri seperti Rita. "Makasih, ya, kamu udah pengertian sama aku." Rita menjawabnya dengan senyuman, kemudian dia pun memeluk Sonny.

Di sisi lain, Rick yang sedang menjaga Clarissa kini diganggu oleh beberapa hiu. Rick mengenal dengan baik salah satu hiu yang membawa pesan padanya Clarissa waktu itu, ternyata hiu itu masuk ke dalam komplotan yang kini mengancam Rick dan Clarissa.

Bukannya Rick takut pada hiu-hiu itu. Namun, saat ini prioritasnya yaitu menjaga Clarissa karena Clarissa sedang dalam kondisi yang sangat lemah. Jika ia hanya membela diri, ia takut hiu-hiu itu malah akan menyerang Clarissa yang sedang tak sadarkan diri.

Tiba-tiba saja pasir di sekelilingnya berputar seperti tornado hingga menghalangi pandangannya, ia memejamkan mata agar tak ada pasir yang masuk ke matanya.

"Hey! Apa-apaan ini?!" Rick mulai kesal dengan apa yang terjadi.

Tak lama setelah itu, lama kelamaan tornado pasir yang hanya menghalangi pandangannya itu perlahan menghilang. Namun, tiba-tiba saja Rick dan Clarissa berada di sebuah ruangan entah dimana.

"Bagaimana mungkin aku bisa berada di sini? Dimana ini?" tanya Rick pada diri sendiri. Pasir di hadapannya melayang dan membentuk seorang siren wanita, tiba-tiba pasir berbentuk siren itu menjadi siren yang sesungguhnya. Siren wanita yang sangat cantik tepat berada di hadapan Rick. "Poseidon?"

"Selamat datang kembali, Rick. Serahkan Clarissa pada kami, biarkan kami yang mengobatinya," ucap Poseidon.

"Tidak untuk kedua kalinya, Emilia."

"Berani sekali kamu menyebutku dengan nama itu." Poseidon langsung menggunakan sihir telekinesisnya pada Rick. Hanya dari kejauhan, Rick merasa dicekik, kemudian diangkat dan didorong ke tembok hingga tembok itu hancur.

Clarissa tiba-tiba saja siuman, namun kondisinya masih lemah tak berdaya. Ia tak bisa banyak bicara dan bergerak, ia hanya mendengar suara Rick yang didorong oleh Poseidon.

"Clarissa, akhirnya kamu siuman juga." Poseidon menghampiri Clarissa. Rick yang melihat itu ingin berteriak kalau Poseidon memiliki niat jahat pada Clarissa, tapi dengan sihir yang digunakan Poseidon, Rick tak bisa membuka mulutnya sedikitpun.

"Selamat datang kembali di Atlantis, Sayang. Kau akan diterima kembali di sini, biarkan kamu yang akan mengobatimu." Poseidon hendak membawa Clarissa keluar.

"Dimana temanku Rick?" tanya Clarissa dengan sangat lemas.

"Dia meninggalkanmu begitu saja diluar sana, Clarissa." Poseidon pun langsung meninggalkan Rick sendirian di ruangan itu dan membawa Clarissa.

To Be Continued

Siren's Curse (COMPLETED ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang