{Adventure, Mystery, Fantasy}
TAHAP REVISI
[Novel ini hanya tersedia di; Wattpad, NovelMe, Novelaku. Selain itu plagiat, tolong dm saya jika menemukan karya saya di plagiat]
{Vote and komen ya biar tambah semangat mwehehe... Mau follow jga voleh}
Bl...
Ada spesies siren baru nih. Yuk baca biar gak penasaran
ENJOY!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tak lama setelah Clara dan Kirana berbincang, langit berubah menjadi gelap dengan awan hitam yang disertai sambaran petir. Mereka berdua melihat ke arah Clarissa dan Rick untuk menyaksikan apa yang akan dilakukan oleh Melody.
Tiba-tiba Melody muncul diantara mereka berdua dan mencekik mereka. Kirana yang menyaksikan itu tersenyum bahagia. "Lihatlah! Sebentar lagi mereka akan segera berubah," ucap Kirana.
Melody sudah melempar Rick dan Clarissa kesana kemari. Namun, mereka tak berubah dan tak menunjukkan perlawanan. Clara yang melihat mereka berdua disiksa mulai merasa tak tega, lantas ia pun dengan cepat menghampiri Rick dan Clarissa.
"Melody hentikan!"
"Apa-apaan kamu ini, Clara? Mereka bukan teman kamu yang asli, mereka palsu," ucap Melody.
"Gak mungkin mereka palsu, mereka berdua tau tempat-tempat favoritku," ujar Clara dengan nada yang sedikit tinggi.
"Berhenti berpura-pura, Clara! Aku tau kamu sama sekali tak menggenal tempat-tempat yang mereka tunjukkan padamu," balas Melody dengan tegas juga.
"Jangan sok tau kamu, Melody." Setelah berkata seperti itu, Clara mengajak Rick dan Clarissa pergi dari sana.
*** Di keesokan harinya, Sonny terbangun dari rumah adat suku pedalaman itu. Ia tak melihat Rita di sampingnya, lantas ia pun langsung bangun dan mencari Rita di sekitaran desa itu. Namun, ia tak berhasil menemukannya. Tiba-tiba seorang lelaki berkulit gelap menghampiri Sonny yang sedang duduk di kursi, ia menyampaikan pesan Rita dengan mengggunakan bahasa isyarat. Lelaki itu mengatakan kalau ternyata Rita pergi untuk mencari anak-anaknya yang hilang di hutan.
"Siapa namamu?" ucap Sonny sembari menggerakkan tangannya. Lelaki itu menggeser-geser jarinya di tanah hingga membentuk suatu huruf, yaitu 'Loka.'
"Loka? Namamu Loka?" Loka mengangguk saat ditanya seperti itu oleh Sonny.
Sonny pun mencoba menulis namanya di tanah untuk memastikan apakah mereka sudah paham dengan abjad A-Z atau belum. Ternyata saat dituliskan nama Sonny di tanah, Loka menggaruk-garuk kepalanya karena kebingungan.
"Sonny," ucap Sonny sembari menunjuk dirinya sendiri. Loka terus menerus mengikuti menyebut nama Sonny.
Sonny menghela napas. "Loka, lihat aku." Kemudian Sonny pun kembali menggunakan bahasa isyarat. "Aku akan pergi mencari istriku, aku khawatir dengan keadaannya."
