Chapt 27: Diambang Kematian

655 101 0
                                    

Warning!

Mohon maaf jika sekarang² bolong update karena kuota author sudah mau mampus;((

ENJOY

Clarissa yang tertembak di bagian lengan pun merasakan sakit yang luar biasa, ia dengan cepat langsung kembali menyelam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Clarissa yang tertembak di bagian lengan pun merasakan sakit yang luar biasa, ia dengan cepat langsung kembali menyelam. Sonny terkejut dengan tembakan itu, sontak ia pun melihat ke arah tembakan itu berasal, ternyata Ardi yang menembaknya dari kejauhan. Tanpa berpikir panjang lagi, dia bergegas menghampiri Ardi. Di sisi lain, Clarissa berenang hendak kembali ke laut, ia berenang secepat mungkin sembari menutupi luka tembakan itu menggunakan tangan kirinya.

Ceroboh sekali Sonny, saat itu ia malah membiarkan senapannya di tenda, jadinya senapan itu kembali berada di tangan Ardi. Saat sampai di tenda, ternyata Ardi tak ada di sana. Ia pun berteriak memanggil-manggil Ardi, namun Ardi tak kunjung datang juga. Tiba-tiba saja ia kembali mendengar suara tembakan, lantas dengan cepat ia pun mencari asal suara tersebut. Akhirnya Sonny berhasil menemukan Ardi yang sedang menembak beberapa kali ke arah sungai.

"Ardi! Beraninya kau!" teriak Sonny yang kemudian kembali berlari ke arah Ardi.

Ardi pun menghentikan tembakannya, ia melihat ke arah Sonny yang sedang berlari menghampirinya. Namun, tiba-tiba saja ia menembak kaki kiri Sonny. Lantas Sonny pun langsung terjatuh dan mengerang kesakitan. "Ups! Maaf, gak sengaja," ucap Ardi dengan santainya, ia pun menghampiri Sonny.

"Ini akibatnya jika kau berani bermain-main denganku," ucap Ardi.

Sonny tak membalas perkataan Ardi, ia terus memegang kakinya yang kesakitan itu. Ardi pun kini mulai menodongkan senapannya ke kepala Sonny, ia hendak menembaknya.

"Apa kau punya kata-kata terakhir sebelum mati?" tanya Ardi.

"Kurang ajar kau!!" geram Sonny.

"Kata-kata yang sedikit menyentuh, selamat tinggal, Sonny." Ardi hendak menarik pelatuknya, namun tiba-tiba saja dari belakang satu anak panah melesat ke arahnya dan tepat mengenai betis kanannya. Hal itu pun membuat Ardi membatalkan tembakannya. Satu anak panah kembali ditembakkan dan berhasil mengenai betis kirinya. Alhasil Ardi pun kini tak bisa berdiri.

Walau Ardi tak bisa berdiri, ia tetap memaksakan diri ingin menembak Sonny. Tangannya begitu bergetar saat membidik Sonny, tapi tiba-tiba saja seseorang menendang senapan itu hingga terlepas dari pegangan Ardi. Orang itu langsung menendang wajah Ardi sekeras-kerasnya. Ternyata orang yang menolong Sonny itu adalah Rita, istrinya.

Melihat Sonny yang kesakitan, Rita membuka satu jaketnya kemudian memotong bagian lengan jaket untuk menutupi luka di kaki Sonny.

"Rita, bagaimana mungkin kamu bisa ada di sini? Dan dari mana kamu dapat senjata?" tanya Sonny.

"Ceritanya panjang, Mas. Sekarang kamu ikut aku dulu ke suatu tempat." Rita membantu Sonny untuk berjalan.

Ternyata Rita membawa Sonny ke sebuah desa terpencil di hutan atau bisa dibilang desa yang terdapat suku pedalaman. Saat mereka berdua sampai di desa, semua orang di sana melihat ke arah Rita dan Sonny. Entah bagaimana caranya Rita bisa masuk ke desa ini, padahal biasanya suku-suku pedalaman sulit untuk dimasuki oleh manusia pada umumnya.

Rita mengobati kaki Sonny di sebuah ruangan. "Hey, kamu kok bisa akrab sama mereka? Biasanya kan mereka galak-galak, lho," tanya Sonny.

"Ya emang awalnya aku sulit diterima di sini, Mas. Tapi berkat temenku yang namanya Loka akhirnya aku diizinkan tinggal di sini."

"Temen kamu Loka? Siapa dia? Kayaknya aku baru denger kali ini deh."

"Dia temen baru aku, tinggal di sini juga. Jadi, pas aku nunggu kamu di gubuk waktu itu, makhluk yang berupa burung tapi berkepala manusia nyulik aku, Mas. Tapi anehnya wajah makhluk aneh itu mirip banget sama Tina. Aku dibiarkan di atas pohon tinggi waktu itu, Mas. Untungnya ada Loka yang lagi berburu, dia nemuin aku kesulitan turun dari pohon, dan akhirnya dia bantuin aku kemudian membawaku ke desa ini. Mereka semua yang ada di desa ini gak paham dengan apa yang aku ucapkan, tapi mereka paham dengan bahasa isyarat. Kebetulan aku bisa bahasa isyarat, dan itu memudahkan banget buat aku berkomunikasi sama mereka. Mungkin lain kali akan aku ajari mereka cara berkomunikasi menggunakan suara," tutur Rita.

"Hebat ternyata kamu bisa bahasa isyarat, ya," ucap Sonny. Rita hanya tersenyum saja dengan ucapan Sonny itu.

***
Malam hari kini telah tiba, Rick sedang duduk di atas batu dengan ditemani oleh sinar rembulan. Kini ia tak punya tempat tinggal yang tetap lagi, ia sudah tak ingin tinggal dengan Melody yang sikapnya terlalu kejam pada siren Atlantis.

"Rick!" terdengar samar-samar seseorang mrmanggilnya dari kejauhan. Rick mencari asal suara itu, ternyata asal suara itu berada jauh di belakangnya, terlihat seorang siren wanita memegangi lengan kanannya. Namun, tiba-tiba siren itu tak menggerakkan lagi ekornya, dia pun terjatuh ke dasar laut. Rick yang melihat itu langsung menghampirinya.

"Clarissa? Kamu kenapa? Ada apa sama tangan kamu?" tanya Rick. Saat Rick mengangkat telapak tangan kiri Clarissa yang sedang menutupi lukanya itu, darah keluar dari lengan kanannya. Lantas ia pun membawa Clarissa sembari menutupi luka di lengan Clarissa menggunakan tangannya.

Rick membawa Clarissa ke pintu masuk Atlantis, ia berharap ada seseorang yang keluar dari sana dan bisa membantunya. Keadaan Clarissa kian lama kian melemah, terdapat peluru di dalam lengannya. Kebetulan sekali ada hiu yang nampaknya membawa pesan untuk Clarissa. Namun, kali ini yang melihat pesan tersebut Rick. Rick mengajak hiu itu ke dasar laut, karena ia sudah terlalu berat menahan beban Clarissa yang kini jatuh pingsan.

“Clarissa, gimana kabar kamu? Aku harap kamu baik-baik saja, kamu pasti tinggal di bangkai pesawat itu, kan? Oh, ya! Aku mau kasih tau kamu sesuatu, kondisiku sekarang sudah mulai membaik, tapi aku tidak diperbolehkan dulu keluar. Kamu jaga diri baik-baik, ya. Lupakan soal mencari ayahku, biar aku yang akan mencarinya saat aku sudah pulih."

Rick terperanjat saat mendengar Clara berkata untuk melupakan soal mencari ayahnya. "Jadi, Clara meminta pada Clarissa untuk mencari ayahnya?" gumam Rick.

Di sisi lain, Clara kini tinggal di rumah Lula bersama orang tua angkat Lula. Orang tua angkat Lula sama sekali belum mengetahui bahwa putrinya itu sudah tiada, malam ini mereka mencemaskan Lula karena tak biasanya dia bermain sampai tak pulang ke rumah. Berat bagi Clara untuk menyampaikannya, orang tuanya pasti sedih. Tak lama kemudian, datang seekor hiu pembawa pesan menghampiri Clara. "Ini dari Clarissa? Tumben dia membalas pesanku," gumam Clara. Ia pun meletakkan tangannya pada kepala hiu itu, namun yang muncul bukanlah bayangan Clarissa, tapi Rick.

"Clara, aku yang melihat pesanmu kali ini, dan aku juga yang membalasnya. Jadi, tadi siang kamu meminta Clarissa untuk mencari ayahmu di hutan? Jika iya, kondisi Clarissa kali ini sedang sekarat, aku menemukannya dengan kondisi lemah tak berdaya. Di tangannya terdapat luka tembak, nampaknya Clarissa berhadapan dengan pemburu siren. Kamu harus bertanggung jawab, Clara. Kirimkan bantuan ke sini untuk mengatasi Clarissa, kami akan menunggu di tempat bangkai pesawat yang kamu bilang tadi."

To Be Continued

Siren's Curse (COMPLETED ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang