Chapt 38: Sebuah Pengorbanan Untuk Melody

514 76 2
                                    

Tetap update walau minim readers✊ Btw, makasih buat yg udh mau baca

ENJOY!

Kini Alice kembali menguasai tubuh Melody sepenuhnya. Namun, baru kali ini Alice merasakan sedikit ketakutan pada Clarissa. Melody yang menyadari itu langsung bertanya alasan Alice terlihat takut pada Clarissa.

"Bukannya aku takut padanya, Melody. Tapi aku melihat dan merasakan sesuatu yang berbeda darinya. Lihatlah matanya yang hitam itu, dia pasti sedang diperalat oleh Black Rose."

"Siapa Black Rose?" tanya Melody.

Tiba-tiba saja Clarissa mulai menyerang Alice, tapi untuk kali ini Alice menggunakan mode bertahan. Ia hanya menahan dan menghindar beberapa serangan yang diluncurkan oleh Clarissa karena ia sedang mengobrol dengan Melody di alam bawah sadar Melody.

"Black Rose adalah alter ego terkuat di bumi, bahkan dia memiliki energi gelap yang sangat kuat," jawab Alice.

"Tapi gak mungkin jika di dalam tubuh Clarissa terdapat Black Rose, dia hanyalah siren biasa seperti yang lainnya," ucap Melody.

"Apa yang kamu katakan emang gak salah, Melody. Tapi siapa yang memiliki Black Rose ini? Dia mengendalikan Clarissa sambil mentransfer sedikit kekuatannya."

"Sedikit?" tanya Melody.

"Ya, hanya diberi sedikit kekuatan saja Clarissa sudah sekuat ini," jawab Alice.

Pertempuran mereka berlangsung dengan hebat. Hingga sampai di suatu saat, Alice berhasil dilumpuhkan oleh Clarissa. Ia terkena serangan dari Clarissa yang menyebabkannya otomatis langsung bertukar dengan Melody.

Melody berteriak kesakitan, lantas semua siren dewasa pun tanpa takut keluar dan membantu Melody. Clarissa yang melihat mereka berkumpul tersenyum bahagia, kini ia bisa membunuh mereka secara bersamaan. Bola yang dialiri dengan lava panas muncul di atas telapak tangan Clarissa. Seluruh siren melihat itu, maka dengan cepat mereka menutupi Melody agar tidak terluka. Melody yang tak sanggup bangkit lagi menyuruh siren-siren itu pergi.

"Kirana ... pergilah!" lirih Melody. "Aku mohon ... jangan pikirkan nasibku, selamatkanlah diri kalian."

"Tidak ada gunanya jika kami yang selamat, tapi kau mati, Melody. Jikalau kami selamat karena berusaha melarikan diri dari sini, tetap saja mereka akan mengincar kami," ujar Kirana.

"Maka dari itu, kami mohon tetaplah hidup, Melody. Jangan biarkan Atlantis terus menerus menindas kami," sahut Aldo.

Clarissa melemparkan bola lava itu ke arah Melody yang dilindungi oleh dua puluh siren dewasa, dua puluh siren itu memiliki ilmu-ilmu yang tinggi. Mereka pun dengan semampu mereka membuat shield magic atau sihir pelindung untuk melindungi Melody. Bola lava itu berhasil menembus pertahanan siren-siren yang melindungi Melody dari depan.

"Melody, temui Clara dan beritahu dia bahwa Clarissa yang asli kini dikuasai energi gelap. Sedangkan, yang kemarin mempengaruhinya untuk jadi manusia adalah Jonas dan Mira. Argghh!" Tiba-tiba saja bola lava itu menabrak shield Kirana dan Aldo. Mereka berdua pun sekuat tenaga menahan bola itu agar tak sampai menabrak Melody. Justru mereka berusaha mendorong bola itu. Namun, saat Clarissa meniupnya dari jauh, dorongan bola itu bertambah kuat.

Aldo sudah kehabisan seluruh sihirnya, dia pun langsung tewas saat itu juga. Sedangkan, Kirana menahannya seorang diri.

"Melody, masih ada beberapa siren anak-anak di belakang reruntuhan istana. Lindungi mereka!" Setelah berkata demikian. Kirana sudah tak sanggup lagi menahan dorongan bola itu, ia pun menurunkan tangannya yang berarti sihir pelindung itu telah lepas. Lantas bola lava itu pun langsung menghantam Kirana yang membuat badannya hancur tak karuan. Namun, ia belum tewas, melainkan masih sekarat dan terlempar tepat ke samping Melody.

Melody yang melihat Kirana dengan tubuh dan wajah setengah hancur merasa sangat sedih, ia memaksakan diri untuk bangkit.

"Kirana."

"Sampaikan ... salamku ... pada ... Clara," lirih Kirana dengan sangat lemas. Akhirnya Kirana pun menutup mata untuk selamanya.

"Kirana! Kirana bangun, Kirana!" Melody merasakan air matanya keluar.

Sebelumnya Melody memang tak mampu untuk bangkit. Namun, ia menyatukan kekuatannya bersama dengan Alice. Maka aura kemarahan dan kesedihan pun bersatu, Clarissa yang melihat Melody seperti itu langsung menyerangnya, tapi Melody malah menyerap bola lava yang dilempar Clarissa itu. Ia melempar kembali bola lava itu dengan ukuran dua kali lipat lebih besar dari sebelumnya.

***
"Apa di antara kalian bawa tenda?" tanya Sonny. George dan Clara menjawabnya dengan cara menggelengkan kepala.

"Ya udah, kalo gitu kita pulang aja, Clara," lanjut Sonny.

"Apa? Pulang? Ayah pikir aku kembali jadi manusia hanya untuk mencari ketenangan hidup lagi? Aku ke jadi manusia lagi buat nyari ibu sama Tina, Yah."

Sonny menghela napas panjang kemudian menunduk. "Ibu kamu udah ayah cari ke seluruh pelosok hutan ini sama temen ayah, Loka. Dia tau sekali tempat-tempat tersembunyi di hutan, tapi ibumu gak bisa ditemukan lagi. Kemudian Tina, sekarang dia udah jadi alkonost. Kamu inget alkonost yang waktu itu nyerang kita? Dia adalah Tina, Clara."

Clara terperanjat, ia tak memercayai ayahnya itu. Namun, Sonny terus menerus meyakinkan Clara bahwa Tina itu sudah benar-benar menjadi alkonost. Ia menceritakan seluruh pengalamannya saat diculik oleh Tina, bahkan ia menceritakan pertengkarannya dengan Ardi karena Ardi telah berusaha membunuh Tina.

"Tunggu! Sebenernya ada apa sih? Apa itu alkonost? Terus, apa yang kamu maksud kalo kamu kembali jadi manusia?" tanya George. Sedari tadi ia menyimak Sonny dan Clara yang tak tahu sedang membahas apa.

"Ceritanya panjang, George. Aku harus mencari ibuku dulu di hutan ini," kata Clara.

"Tunggu, Clara! Ceritakan dulu semuanya padaku agar aku bisa membantumu dan bisa memahami apa yang sebenarnya pada keluarga kalian," ucap George.

Mau tak mau, Clara harus menceritakan semuanya dari awal. Mulai dari dirinya yang menjadi siren, kemudian bertemu dengan Sonny, dan diserang oleh adiknya sendiri yang kini telah menjadi alkonost.

"Siren? Alkonost? Jadi, makhluk itu bener-bener ada?" tanya George.

"Tentu saja, George. Aku sudah pernah melihat keduanya," jawab Sonny.

"Gimana bentuk atau wujud mereka aslinya?" tanya George kembali.

"Siren merupakan makhluk yang berwujud manusia setengah ikan. Sedangkan, alkonost adalah makhluk yang berwujud manusia setengah burung."

Kini George pun memahami semuanya. Ibu Clara hilang dan adiknya berubah menjadi alkonost. George paham rasa kehilangan yang dirasakan Clara karena ia sendiri pernah kehilangan ibunya karena kecelakaan. Namun, untuk kali ini George setuju untuk mencari ibu Clara karena ia berpikir kemungkinan besar ibunya Clara masih hidup. Clara pun pergi terlebih dahulu dari sana tanpa meminta persetujuan dari Sonny, lantas Sonny dan George pun menyusulnya.

Hari sudah semakin sore, mereka sama sekali tak ada tenda untuk berteduh. Namun, Sonny teringat akan gubuk kecil yang saat itu ia dan Rita pernah beristirahat di sana. Mereka hanya perlu mengikuti aliran sungai di hutan itu sehingga dapat menemukan gubuk yang dimaksud oleh Sonny dengan mudah.

To Be Continued

Siren's Curse (COMPLETED ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang