Chapt 42: Perpisahan

490 74 4
                                    

Heyy... Mulai skrng author mau minta waktu buat up ya, mungkin nnti sehari up sehari enggak:(

ENJOY!

Mentari kini sudah terbenam, George mulai mengeluarkan senter yang ia bawa. Walaupun gelap, ia tetap melakukan pencarian demi menemukan Sonny. Ia juga khawatir dengan Sonny karena takut terjadi apa-apa.

Di sisi lain, Clara masih belum menemukan apa-apa juga di hutan itu. Entah mengapa perasaannya semakin tak enak saja, tapi ia tak dapat menemukan Sonny. Saat dimana ia ingin menyerah, tiba-tiba ia mendengar suara kebisingan seperti banyak orang di hutan. Clara pun mendengarkan suara itu dengan teliti dan berusaha mencari sumber suara itu.

Akhirnya Clara menemukan sumber suara itu, ia melihat sekumpulan orang berkulit gelap yang seperti sedang merapalkan sebuah mantra. Betapa terkejutnya Clara, ia melihat ayahnya dipaksa berjalan dengan dua anak panah yang menancap di kedua betisnya. Nampaknya Sonny digiring menuju tempat pemenggalan kepala.

"Apa-apaan ini?" gumam Clara.

Kepala Sonny sudah ditempatkan di alat pemenggalan, seseorang akan memenggalnya dengan kapak yang dibuat dari batu.

"Maafkan ayah, Clara. Seharusnya ayah nurut sama kamu buat gak nyebar nyari ibu kamu," gumam Sonny. Ia pun memejamkan matanya, ia sudah pasrah dengan keadaan seperti ini. Ia berpikir tak mungkin Clara dan George dapat menemukannya di hutan yang gelap dan luas ini.

Saat orang pedalaman itu mengangkat tangannya hendak memenggal kepala Sonny, penduduk semakin ramai karena pemenggalan kepala Sonny dipersembahkan untuk iblis yang mereka sembah. Namun, tiba-tiba saja seseorang menembaknya dari kejauhan, tidak lain dan tidak bukan adalah Clara. Clara tak sengaja menemukan sebuah senapan di ruangan dimana Sonny disekap. Ia menggunakan itu untuk menembak mereka satu persatu, ia dapat melihatnya karena di sekitar mereka terdapat obor sebagai penerang. Sonny yang mendengar suara tembakan itu terperanjat. Sementara itu, banyak penduduk desa yang panik dan mencari-cari asal tembakan itu, tapi mereka tak dapat menemukannya.

"Siapa yang menolongku ini?" gumam Sonny. Ia tak bisa melarikan diri karena tangan dan kakinya terikat.

Tiba-tiba saja Clara datang dan membantai habis mereka yang bersenjata menggunakan pistolnya. Sebenarnya ia ingin membunuh semuanya karena kesal akan membunuh Sonny, tapi ia tak sanggup jika harus membunuh wanita dan anak-anak.

"Mundur kalian!" tegas Clara. Mereka semua pun mundur.

Clara pun melepaskan ikatan Sonny dan hendak membawanya pergi. Namun, satu anak panah melesat tepat ke arah lengan kiri Clara. Ia pun mengerang kesakitan, kemudian ia menoleh ke belakang untuk melihat siapa pelakunya. Ternyata yang menembak Clara adalah seorang wanita dengan anak-anak di belakangnya. Kali ini Clara sudah tak peduli lagi, sudah dikasih ampun tapi melawan juga. Ia pun melepaskan Sonny ke tanah dengan perlahan kemudian kembali menghampiri orang-orang pedalaman itu.

"Clara jangan," ucap Sonny. Namun, Clara tak mendengarnya.

Orang-orang itu terlihat ketakutan saat melihat ekspresi Clara yang sedang marah. Tiba-tiba Clara mengangkat pistolnya dan menembak leher wanita itu, lantas wanita itu pun langsung sekarat. Kedua anak-anaknya menangisi kepergian ibunya. Clara sudah tenggelam dalam emosinya, ia mengarahkan pistolnya ke arah anak-anak itu.

"Clara jangan bunuh mereka!" teriak Sonny dari kejauhan.

"Clara mereka hanyalah anak-anak tak bersalah, mereka tak tau apa-apa! Ayah mohon, Clara!"

Siren's Curse (COMPLETED ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang