Chapt 39: Pertempuran Hebat Alice Melawan Clarissa

500 73 8
                                    

Update lagi walau gak ada yg baca✊

ENJOY!

Melody dan Clarissa bertarung habis-habisan, nampaknya Clarissa terlihat sama sekali tak kelelahan melawan Melody dan Alice. Sedangkan, Melody terlihat kelelahan melawan Clarissa yang terlalu kuat itu.

"Melody, aku ingin menawarkanmu sesuatu," ucap Alice di alam bawah sadar Melody.

"Apa yang ingin kau tawarkan, Alice?"

"Biarkan aku yang menguasai tubuhmu sepenuhnya, akan aku serahkan lima puluh persen kekuatanku padamu. Tapi risikonya kamu akan kehabisan tenagamu setelah pertarungan ini selesai."

"Tidak apa-apa, Alice. Lakukan saja yang terbaik demi melindungi anak-anak yang masih tersisa," kata Melody. Ia tak memikirkan lagi dirinya sendiri, ia lebih memilih untuk menyelamatkan anak-anak siren yang masih hidup.

Alice pun menguasai tubuh Melody sepenuhnya dan mentransfer kekuatannya pada Melody sebanyak lima puluh persen. Mata Melody berubah menjadi cahaya berwarna merah karena Melody yang sudah setengah mentransfer kekuatannya.

Setelah Alice melakukan transfer kekuatan, kini ia kembali bersemangat untuk melawan Clarissa. Pertempuran mereka pun kembali terjadi, kali ini lebih hebat dari biasanya. Seluruh kekuatan mereka berdua dikeluarkan.

Akhirnya, Clarissa sudah terlihat sangat kelelahan karena dadanya yang naik turun dengan cepat, napasnya tidak terkontrol. Ini kesempatan bagus untuk Alice, dia pun mrngarahkan telapak tangannya pada Clarissa. Kemudian es keluar dari telapak tangan Alice dengan cepat. Namun, Clarissa berhasil menghindar, dia hanya tergores sedikit tangannya. Lantas Alice pun hendak menyerang lagi, tapi kali ini Clarissa langsung melarikan diri dari sana.

"Alice, jangan dulu bertukar denganku. Aku merasakan tenagaku telah habis, temuilah dulu anak-anak yang masih selamat," ucap Melody.

Alice mendengar apa yang dikatakan Melody, ia pun mencari keberadaan anak-anak siren itu. Akhirnya ia pun menemukannya, tiga anak siren itu terlihat begitu ketakutan. Namun, tiba-tiba saja Alice kembali ke alam bawah sadar Melody. Dikarenakan Melody yang kehabisan tenaga, ia pun perlahan jatuh ke dasar laut.

"Kak, kakak kenapa?" tanya Kinar, siren kecil yang cantik dengan ekornya yang berwarna ungu.

"Kakak gak apa-apa, Sayang. Tenang aja ya, kakak cuma kehabisan tenaga, kakak butuh istirahat," lirih Melody.

Ketiga anak-anak itu pun mengerti dengan keadaan Melody. Tak lama setelah itu, Melody pun menutup matanya untuk beristirahat.

***
Di malam hari ini, gerimis mengguyur Sonny, George, dan Clara yang sedang berada di dalam gubuk. Tak ada sinar rembulan untuk malam ini, untung Clara membawa senter sebagai penerang di dalam ruangan yang gelap gulita itu. Mereka bertiga pun memakan cemilan yang dibawa oleh Clara.

"Kamu membawa semua ini di kamar Violet?" tanya George.

"Ya, nanti akan aku ganti," jawab Clara.

"Eh, gak usah. Gak apa-apa, kamu gak perlu ganti sama Violet, toh dia juga gak ngerebut tas kamu, kan?"

"Ya enggak sih, tapi dia marah banget sama aku pas dia tau kalo aku ada di kamarnya."

"Salah dia sendiri karena gak buka HP. Maaf ya, Violet udah ngusir kamu dari hotel."

"Kamu gak perlu minta maaf, George. Justru aku yang berterima kasih sama kamu karena udah ngasih aku tempat istirahat. Bahkan pakaian Violet aku pake, nanti aku balikin deh baju sama celana ini."

"Kamu gak usah pikirin hal itu, Clara. Pake aja gak apa-apa, aku bisa beliin lagi buat dia."

"Emang kamu siapanya Violet? Pacar?" tanya Clara.

George terperanjat. "Bukan, dia bukan pacarku. Dia itu adikku yang lagi liburan di sini, katanya sih dia diundang ke pesta temennya sih."

"Oh, ya udah. Kalo gitu aku mau tidur dulu ya, ngantuk banget ini," ucap Clara sembari menyantap cemilan terakhirnya. Kemudian bersandar di kursi dan memakai hoodie.

Setelah Clara tidur, Sonny menyuruh George untuk tidur terlebih dahulu. Namun, George menolaknya dan malah menyuruh Sonny untuk tidur. Sedangkan, dirinya akan berjaga malam ini.

"George, kamu pasti lelah karena udah kerja seharian. Kamu aja tidur duluan sana!" perintah Sonny.

"Bapak yang sudah jelas lebih lelah dari saya karena udah berpetualang beberapa hari di hutan, tidurlah, Pak. Biarkan saya yang berjaga hari ini."

Di keesokan harinya, Clara dan Sonny dibangunkan oleh George sembari menyuruh mereka agar tidak membuat kebisingan.

"Ada apa?" tanya Clara dengan cara berbisik. George mengisyaratkan Sonny dan Clara untuk mengikutinya, ternyata George melihat alkonost yang tak jauh dari gubuk sana berdiri. Alkonost itu tak melakukan apa-apa, hanya melihat kesana kemari.

Sungguh terkejut Clara, saat alkonost itu menengok ke sebelah kanan, ia menyadari kalau alkonost adalah adiknya, yaitu Tina.

"Tina!" panggil Clara. Sonny dan George tak habis pikir dengan Clara, bisa-bisanya Clara berbuat nekad seperti itu. Lantas Tina yang kini menjadi alkonost pun melihat ke arah mereka bertiga.

"Sial! Dia pasti akan menyerang kita," kata Sonny.

"Gak, dia gak akan nyerang kita, Yah. Kita ini keluarganya, dia pasti inget," sanggah Clara.

Anehnya, mungkin yang dikatakan Clara benar, Tina tak akan menyerang. Tina berjalan menghampiri mereka ke gubuk secara perlahan. Sedangkan, Clara keluar gubuk seorang diri walau Sonny sudah melarangnya. Wajah Tina seperti sedang memerhatikan Clara secara rinci, tiba-tiba Tina pun menghentikan langkahnya. Di kepala Tina muncul ingatan-ingatan masa lalu dirinya saat menjadi manusia, hal itu menyebabkan kepalanya sakit. Lantas Tina pun kembali mengeluarkan suara khas alkonost-nya sembari berusaha memegang kepala, tapi kali ini ia hanya mempunyai sepasang sayap, ia tak bisa lagi memegang kepalanya.

Clara yang khawatir dengan keadaan adiknya hendak berlari menghampiri Tina. Namun, George menarik tangannya dan menahan Clara agar tidak mendekati Tina. "Jangan nekad kamu, Clara!" tegas George.

"Dia adikku, George! Kamu jangan menghalangiku untuk mendekatinya, dia bukan makhluk yang jahat."

"Clara, dia tak akan mengingatmu. Dia sudah lupa dengan keluarganya, ada sesuatu yang telah membuat ingatannya hilang seperti itu," ucap Sonny.

Mendengar perdebatan itu, Tina merasa semakin pusing. Ia mengeluarkan suara alkonost yang berbeda, nampaknya ia marah sekarang. Tiba-tiba saja ia membuka sayapnya kemudian melompat, lalu terbang dengan cepat ke arah gubuk. George yang panik melihat Tina menyerang langsung menarik Clara ke dalam gubuk.

Dobrakan demi dobrakan mereka dengar, mereka tak bisa melakukan apa-apa lagi selain menahan dobrakan Tina. Kini Clara sadar bahwa Tina memang sudah benar-benar tak mengenalnya. Tadinya ia mengira Tina tak mengenalinya saat menjadi siren, namun ternyata sama saja. Walaupun Clara sudah kembali menjadi manusia, dia tetap tak mengenal Clara.

Beberapa menit Sonny dan George menahan, akhirnya dobrakan itu pun hilang. Mereka bisa kembali bernapas lega saat mendengar Tina sudah pergi dari sana.

"Apa yang sudah ayah bilang, Clara, dia tak akan mengenali kita sedikit pun."

To Be Continued

Siren's Curse (COMPLETED ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang