Dua puluh tahun telah berlalu, Clara menggantikan Melody untuk memimpin Underwater City. Kini Kinar, Karin, dan Karen beranjak dewasa. Namun, mereka tak akan pernah melupakan jasa Melody yang dahulu menyelamatkan mereka bertiga di Atlantis.
Setelah kematian Clarissa, teror dari Poseidon sudah berhenti. Underwater City hidup dengan aman dan damai, Clara semakin dekat dengan Kadita walaupun Kadita belum mengetahui jati dirinya.
"Karen, ada apa denganmu? Kenapa kau terlihat murung hari ini?" tanya Clara yang melihat Karen sedang merenungi sesuatu.
"Tiba-tiba aku mengingat Melody, aku menyesal menuruti keinginannya."
"Apa maksudmu?"
"Saat sekarat, dia memintaku untuk berhenti mengobatinya, padahal dia sangat membutuhkan bantuanku. Seharusnya aku tak menurutinya, jikalau aku meneruskan usahaku, mungkin Melody masih bisa hidup sampai saat ini," tutur Karen.
"Kau salah, Karen. Jika kau memaksakan diri untuk menolong Melody hingga kau kehabisan tenaga, kemungkinan terbesar kau akan mati."
"Tidak, aku merasakan kekuatan ibu ada di tubuhku. Sekalipun aku harus mati, aku rela mengorbankan nyawaku untuk orang yang telah menyelamatkan hidupku," bantah Karen.
"Sudahlah, semua sudah berlalu. Sekarang kau sudah beranjak dewasa, kekuatanmu sangat dibutuhkan jika sesuatu terjadi."
Baru saja Clara berkata demikian, getaran hebat dirasakan oleh seluruh warga di Underwater City. Bahkan beberapa rumah di sana runtuh dengan satu getaran itu. Lantas semua orang langsung berkumpul di tempat terbuka.
Suasana yang hangat seketika berubah menjadi sangat ricuh, banyak siren yang meminta bantuan untuk menyelamatkan keluarganya yang tertimpa reruntuhan. Untung saja selama 20 tahun ini Clara memimpin dengan baik, ia mengasah kemampuan telekinesis pada beberapa siren. Clara pun langsung memerintahkan 10 siren dengan kemampuan telekinesis untuk memeriksa seluruh bagian Underwater City dan menyelamatkan siren-siren yang tertimpa reruntuhan.
Bukan hanya telekinesis, siren medis juga semakin banyak. Karen memimpin siren medis untuk bersiap melakukan penyembuhan pada siren-siren yang terluka.
Clara pun menugaskan beberapa siren untuk memeriksa keadaan sekitar berjaga-jaga jika getaran itu disebabkan oleh serangan musuh. Setelah diperiksa, gua menuju keluar tertutup dengan reruntuhan, kini mereka tak ada jalan keluar lagi. Mereka terkurung di kota bawah tanah yang tak diketahui oleh siren lain.
Setelah melakukan penyelamatan, seluruh siren sangat berterima kasih pada Clara karena telah memimpin dengan sangat baik. Clara tetap tidak panik dan langsung memberi instruksi secara teratur sehingga mempercepat proses evakuasi. Kini Clara mencoba untuk memahami penyebab getaran itu.
Semua siren masih berkumpul di tengah-tengah kota. Banyak siren yang mengeluhkan bahwa sekarang mereka tidak bisa keluar lagi. Namun, Clara berjanji akan mencari jalan keluar untuk permasalahan ini. Di tengah banyak siren yang mengeluh, Clara melihat air yang berbentuk wanita dengan samar-samar di barisan paling belakang tersenyum sinis padanya.
Tanpa memikirkan siapa wanita itu, Clara langsung berenang ke arahnya dan meluncurkan serangan Perimo, yang dimana jika Clara mengenai target, maka terget akan langsung tewas saat itu juga. Namun, tiba-tiba saja wanita itu menghilang. Semua siren yang melihat Clara meluncurkan serangan itu terperanjat, ini adalah kedua kalinya Clara menggunakan serangan itu setelah ia menggunakannya pada Clarissa. Hanya saja kali ini Clara tak memukulnya ke dasar laut.
"Clara, ada apa denganmu?" tanya Kadita.
"A-aku melihat wanita yang menatapku dan tersenyum sinis padaku," jawab Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siren's Curse (COMPLETED ✔)
Adventure{Adventure, Mystery, Fantasy} TAHAP REVISI [Novel ini hanya tersedia di; Wattpad, NovelMe, Novelaku. Selain itu plagiat, tolong dm saya jika menemukan karya saya di plagiat] {Vote and komen ya biar tambah semangat mwehehe... Mau follow jga voleh} Bl...