Part 13🌼

14.1K 846 22
                                    

Happy Reading❤
¤¤¤¤

"Papa!" Syella berlari memeluk papanya untuk melepas rasa rindu.

Bram tak membalas tidak juga menolak, ia mengakui sebenarnya ia sangat rindu pada putri kecilnya ini. Namun apa boleh buat? Egonya sudah menguasai dirinya, hingga membuatnya seperti ayah yang tak berguna.

"Pa Syella kangen sama papa!" seru Syella yang masih berada di pelukan Bram.

"Pa, anterin Syella ke sekolah ya, kali ini aja," ujar Syella memandang ayahnya dengan tatapan memohon.

"Saya sibuk, jangan ganggu saya!" Bram menyingkirkan tangan Syella yang masih setia memeluknya, dan mendorongnya hingga kepala Syella terbentur dinding belakangnya.

"Tapi--"

"Kamu jangan ngerepotin orag terus! Dasar gak berguna!" Bram melenggang pergi meninggalkan Syella yang terdiam.

"Syella mau diperhatiin lagi sama mama, papa apa itu salah?" gumamnya.

Pagi hari ini moodnya sudah hancur, dengan tak bersemangat Syella melangkah pergi meninggalkan rumah.

"Syellaaaaa," teriakan itu berasal dari Ana.

"Kenapa?"

"Syel lo tau gak sih, gue kemaren emosi banget!" papar Ana.

"Emosi kenapa?"

"Masa nih ya, gue kan nonton Dora, nah dia tanya tuh dimana rumahnya, nah gue kan udah bilang dibelakangnya berkali-kali masih tetep aja nanya! Dia budeg ya?"

Audy yang berada di dekatnya menatap Ana datar.

"Emang dibuat gitu goblok!" ujar Sabrina menggeplak kepala Ana pelan.

"Ck, kasar kamu sama dedek," ucap Ana dramatis membuat ketiga temannya menatapnya seolah ingin muntah.

"Najis!" ucap Sabrina.

🍃

"Selamat pagi semuanya, kali ini kalian buka buku halaman 46 kerjakan uji kompetensi 3 waktunya 30 menit ya," ujar sang guru yang memasuki kelas mereka.

"Bu gak bisa ditambah gitu waktunya?" tanya Adit.

"Gak bisa! Cepat kerjakan!"

"Buset dah tu guru, serem amat," gumam Adit yang mampu didengar Eza.

"Emang kayak gitu kali dari dulu, baru sadar lo?" ucap Eza dengan suara lirih.

"Ar lo gak mau bolos? Gue males nih," tanya Adit pada Arya yang duduk didepannya.

"Hm."

"Kuylah bolos!" ujar Eza berseru semangat.

"Eza ngapain kamu?!" tegur bu Tuti yang sedang mengajar.

Arya berdiri membuat semua murid yang ada didalamnya mengalihkan pandangannya ke arahnya. Ia tak memperdulikannya dan langsung melenggang pergi meninggalkan kelas tanpa mendengarkan teguran dari sang guru.

"Arya mau kemana kamu!"

"Mau bolos bu! Saya juga ikut," jawab Eza, yang langsung mengikuti Arya.

"Bu," ucap Adit.

"Apa lagi!" ujar bu Tuti menahan emosi.

"Saya mau ikut juga," ucapnya langsung menarik tangan Vino.

"Arya, Adit, Eza, Vino! Awas kalian."

"Apa kalian lihat-lihat! Mau ikutan juga?"

"Maau," jawab satu kelas serempak.

Sofferenza [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang