Happy Reading❤
¤¤¤¤Syella menjalani rutinitas seperti biasa, yang berbeda hanyalah ia tidak bisa masuk sekolah selama beberapa hari lagi.
Syella menghembuskan nafasnya pelan, beberapa hari terakhir Syella hanya berada di dalam rumah. Mungkin ia hanya keluar saat membeli bahan makanan saja. Sungguh ia merasa sangat bosan.
"Aku ngapain lagi ya hari ini? Nyiram tanaman udah, beresin kamar udah, masak tadi udah, nyetrika baju udah, nyapu lantai udah, terus ngapain lagi dong?" Syella mengabsen setiap kegiatan yang ia lakukan.
Syella merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya. Ia membuka handphone lalu membuka aplikasi berwarna oren. Wattpad. Syella sangat menyukai berbagai genre cerita yang ada di sana. Bahkan ia pernah tertawa atau menangis ketika membaca cerita dari Wattpad.
Suasana rumah yang sepi membuat ia bisa membaca dengan tenang. Jangan tanyakan lagi kenapa rumah-nya bisa sepi. Setelah kejadian waktu itu, Jovan seperti tidak menganggapnya sebagai anak lagi.
Hubungannya dengan Arya juga renggang, entahlah apa yang laki-laki itu inginkan. Syella sering berpikiran negatif, apakah mungkin saat ia tidak masuk Arya bisa dengan leluasa mendekati Iren? Tapi bukannya ada ataupun tidak adanya Syella, Arya selalu dekat dengan Iren tanpa memperdulikan keberadaan gadis itu.
Syella menekan ikon hijau kala ada panggilan masuk, di layar handphone- nya tertera nama Diego.
"Halo?"
"Syel lo gak kemo lagi?"
"Enggak."
"Kenapa?"
"Udah lah Kak percuma, aku gak mau kemo-kemo an lagi."
"Tapi kan Syel--"
"Hargain keputusan aku."
Syella mematikan sambungannya sepihak, akhir-akhir ini ia terlalu sensitif saat ada yang membicarakan tentang penyakitnya. Syella terdiam, mungkin dengan memejamkan matanya hari ini akan segera berlalu.
▪▪▪▪
"Kak Arya inget kan besok hari apa?" tanya Iren sambil merangkul lengan Arya.
"Rabu."
"Ish, bukan itu."
Arya mengernyitkan alisnya. "Terus apa?"
"Kak Arya beneran lupa?!" Iren menghempaskan lengan Arya.
"Besok kan hari ulang tahun aku!" Iren mengerucutkan mulutnya.
Arya menggaruk tengkuknya. Ia benar-benar melupakan hari itu. "Ohh, mau hadiah apa?"
"Kak Arya putusin Syella!"
Arya terdiam. Arya mengalihkan objek pandangannya. "Gak bisa Ren..."
"Tapi kenapa? Kak Arya suka sama Syella?!"
Arya bungkam. Hatinya gundah, tiba-tiba saja ia mengingat gadis yang selalu bersamanya sebelum kedatangan Iren.
"Kak Arya gak mau?!"
Arya menghembuskan nafas gausar. "Tapi kan--"
"Yaudah kalo Kak Arya gak ma--"
"Oke."
Mata Iren berbinar, ia memeluk tubuh tegap milik Arya. "Makasih!"
Arya mengusap rambut Iren dengan sayang, tetapi pikirannya tak berhenti memikirkan Syella. Ia memejamkan matanya, menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.
Mereka berada di pantai, semua itu permintaan Iren dan Arya hanya menurutinya.
"Yaudah, Iren capek mau pulang." Arya mengangguk sekilas, lalu ia menggenggam tangan Iren lembut.
▪▪▪▪
Makan malam sedang berlangsung di kediaman keluarga Syella. Hanya suara dentingan sendok yang terdengar.
"Pa... inget kan besok hari apa?" tanya Iren, setelah makan malam usai.
"Inget dong, besok hari ulang tahun kamu kan?"
"Iya..." Iren tersenyum.
"Mau bikin party dimana?"
Iren mengetuk-ngetuk kan jarinya di dagu seperti sedang berpikir. "Iren mau bikin party di rumah aja. Di belakang kan ada taman. Jadi disitu aja Pa, boleh kan?"
"Boleh dong. Biar Papa cari orang buat dekor taman."
"Eh, gak usah. Iren maunya Kak Syella aja yang dekor. Pasti bagus." Itu hanya alasan Iren agar Syella menjadi babunya.
Syella yang namanya disebut pun mendongakkan kepalanya.
"Bener itu, dari pada kita cari orang lagi. Mendingan Syella aja," sahut Dian.
"Memangnya dia mau?" tanya Jovan tanpa menoleh kearah Syella.
"Kak Syella mau kan?"
Syella terdiam. Tidak mungkin ia menolaknya. "Iya."
"Yes, makasih."
"Yaudah kamu sekarang tidur aja, besok sekolah kamu sebarin undangannya. Dan kamu Syella, kamu cari bahan buat dekor taman sekarang." Jovan menyerahkan beberapa lembar uang berwana merah pada Syella.
Syella mengangguk. Ia berdiri membereskan meja makan, kemudian mencuci semua piring yang kotor.
Setelah selesai melakukan pekerjaannya Syella berencana untuk membeli bahan dekor. Jarum jam masih menunjukkan pukul 21:00, tidak terlalu malam untuk membelinya.
Syella mengedarkan pandangannya mencari tukang ojek yang bisa mengantarnya. Karena letak toko yang lumayan jauh dari rumah Syella. Ia menaiki salah satu ojek yang berhenti didepannya. Syella membeli semua dekorasi yang diperlukan lalu segera pulang.
Syella melangkahkan kakinya menuju taman, ia menghembuskan nafasnya sejenak. Taman yang luas membuatnya berpikir, apakah ia bisa menyelesaikan dekorasi hanya dalam satu malam? Terlebih lagi ia hanya bekerja sendiri.
Syella mengikat rambut pendeknya. Mengeluarkan semua bahan dekorasi dari kantung plastik. Syella memulai dari meniup balon-balon yang akan digunakan sampai dengan menyusun rumbai-rumbai diseluruh taman.
Syella menyeka keringat di keningnya. "Huh, capek banget."
Syella menduduk kan bokongnya dikursi taman. Ia melihat dekorasi yang sudah ia buat. Pesta kali ini bertema gold, Iren yang memintanya.
Syella tersenyum masam ketika mengingat bahwa di ulang tahunnya saja tak pernah ada perayaan. Bahkan mungkin Dian saja lupa dengan hari ulang tahun gadis itu. Syella pernah berharap Dian mengucapkan 'selamat ulang tahun' padanya. Hanya ucapan, Syella tak meminta lebih.
"Ngapain kamu duduk-duduk. Emang udah selesai?!" Suara menggelegar itu mengejutkan Syella. Tubuh Syella menegang. Ia segera bangkit dari duduknya.
"Be-belum Ma."
"Lanjutin! Besok harus selesai! Malam ini kamu tidur disini!"
"Ta-tapi Ma--"
"Gak usah ngebantah." Dian menatap Syella tajam lalu segera pergi dari sana.
"Tapi disini dingin Ma..." Syella berucap lirih. Udara yang dingin menusuk kulitnya. Ia menggesek-gesek kan telapak tangan.
Syella menidurkan tubuhnya di kursi taman yang keras. Ia memeluk tubuhnya sendiri agar merasa sedikit hangat.
🍰TBC🍰
892 work.
Vote + Komen sebanyak-banyaknya..
Bantu share ke temen-temen kalian juga ya...
See You🍃
Rabu, 17 Maret 2021🍃
Salam dari,
hrlnmnca~
KAMU SEDANG MEMBACA
Sofferenza [END]
Teen Fiction[Follow dulu sebelum membaca🤗] Jika keluarga berpotensi menorehkan luka, lantas apa gunanya rumah yang kalian sebut sebagai tempat berbagi suka duka? ____________ Sofferenza dalam bahasa Italia yang memiliki arti penderitaan. Penasaran sama cerita...