Happy Reading❤
¤¤¤¤"Syel." Diego menatap Syella yang sedang memainkan handphone milik laki-laki itu.
"Kenapa?" jawab Syella tapi tak mengalihkan pandangannya dari game pou di handphone milik Diego.
"Lo mau sembuh kan?"
Syella menatap Diego dalam. "Siapa yang gak ingin sembuh dari penyakit mematikan ini?"
"Dokter Radit bilang penyakit lo bisa sembuh dengan cara transplantasi sum-sum tulang."
"Apa itu bisa menjamin kesembuhan aku? Enggak Kak." Syella menggeleng.
"Tapi seenggaknya kita usaha. Lo mau kan?"
Syella terdiam beberapa saat. "Oke, aku mau."
Syella harap pilihannya itu tepat, setidaknya ia sudah berusaha untuk sembuh, meskipun hanya kemungkinan kecil. Jika operasinya gagal Syella tak akan pernah menyesal.
"Lo beneran mau?"
Syella mengangguk. "Emang ada pendonornya?"
"Ada, dan operasi lo akan dilakukan lima hari lagi."
"Aku akan gunain waktu itu sebaik-baiknya."
Diego menatap Syella tak suka, apa maksud gadis itu. "Lo pasti sembuh Syel, lo masih punya banyak waktu, bukan cuma sampai lima hari kedepan. Gue yakin setelah operasi lo pasti sembuh."
"Kematian gak ada yang tau Kak." Syella memandang lurus kedepan. Pikirannya berkelana.
Diego juga terdiam, bagaimanapun Diego juga takut jika operasi itu gagal, tapi pria itu harus ber-positive thinking.
"Kak Diego baik, kenapa gak cari pacar aja? Pasti banyak yang mau."
"Lo mau?" Diego berucap lirih, mungkin hanya dirinya yang mendengarnya.
"Hah?"
"Hah apa?"
"Kak Diego tadi bilang apa?" tanya Syella.
"Gue? Gue gak bilang apa-apa kok."
"Ooh, mungkin aku salah denger." Diego mengangguk, lalu ia bernafas lega.
"Kak Diego, Risa cantik ya? Kak Diego gak suka sama Risa?"
Diego menggeleng, membuat Syella memberenggut.
"Kenapa? Kan Risa cantik, baik, pinter, poko--" Syella menghentikan ucapannya beralih menatap Diego.
"Oh Syella tau! Kak Diego lagi suka sama seseorang ya? Ya kan?"
Diego mendelik, ia merasa terpojokkan. Ia menelan ludahnya kasar, apa ia harus jujur sekarang?
"I-iya."
"Wah! Siapa, siapa?" Syella berucap antusias.
"Gu-gue suka sama--"
"Kak Syella, ayo main barbie sama Rega!" ucapan Diego terpotong. Diego menghembuskan nafasnya kasar, ada perasaan lega, namun juga tak terima karena ia belum menyelesaikan ucapannya. Ah, mungkin memang sekarang bukan waktu yang tepat.
Syella menatap kearah sumber suara, seorang anak laki-laki berlari kearahnya dengan membawa boneka berbie di kedua tangannya.
"Rega mau main berbie?" Dengan cepat Rega mengangguk.
"Woy bocil, main robot aja kek daripada main barbie. Rega kan laki-laki, masa mainnya barbie sih," ucap Diego, pria itu masih merasa kesal pada adiknya ini.
"Gak ah! Gak seru, mendingan main barbie sama Kak Syella. Daripada sama Kak Ego bau!" ucap Rega. Ia memang sering memanggil Diego dengan sebutan 'Ego' karena ia menyukai nama itu. Alasan yang sangat simple.
"Heh! Enak aja Kak Ego wangi ya!"
"Wangi darimana? Bau tai sapi kok."
"Heh anak kecil! Sok tau."
"Jangan panggil aku anak kecil paman!" ujar Rega menirukan salah satu kartun kesukaannya.
"Serah lo serah."
Syella memandang keduanya, andai saja Syelli tidak meninggal. Mungkin keadaannya akan berbeda.
"Kak Syella, ayo main," ucap Rega sambil memakaikan baju pada boneka barbie nya.
Syella mengambil boneka barbie yang diberikan Rega. Gadis itu ikut bermain sesuai yang diarahkan oleh Rega.
▪▪▪▪
Di malam hari, Arya melangkahkan kakinya memasuki rumah megah milik keluarga Syella, langkahnya terhenti ketika handphone nya berdering.
Syella.
Kak Arya ada waktu?
Syella mau ketemu.Arya berdecih, tanpa membalas pesan itu, Arya kembali melangkahkan kakinya.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, eh nak Arya itu Irennya udah siap."
Iren berjalan kearah Arya, senyuman terukir di bibirnya.
"Hai," sapa Iren.
Arya tersenyum. "Tante, saya izin bawa Iren."
"Iya, pulangnya jangan malem-malem." Arya mengangguk lalu pamit.
Di dalam mobil keadaan hening hingga Iren yang membuka suaranya. "Kita mau kemana Kak?"
"Ke taman, mau?" Iren mengangguk ragu. Padahal dalam hati ia mengira laki-laki itu mengajaknya ke mall.
Setelah sampai, Arya menggenggam tangan Iren agar berjalan berdampingan.
"Mau es cream?"
Iren mengangguk. "Boleh."
"Tunggu." Arya berjalan ke kedai es cream yang letaknya tak jauh dari taman. Tak lama ia kembali membawa dua cup es cream dengan rasa yang berbeda.
"Makasih." Arya mengangguk.
"Kak Arya."
Arya menoleh kesamping di tempat Iren berada. "Kenapa?"
"Kak Arya beneran cinta sama aku kan? Bukan sama Syella?"
"I always I love you." Arya memajukan wajahnya untuk mencium kening gadis itu.
Disisi lain Syella menatap sendu Arya yang sedang mencium kening Iren. Tujuan gadis itu pergi ke taman bersama Diego untuk menenangkan pikirannya, namun nyatanya pikirannya bertambah kacau setelah melihat kejadian itu.
"Padahal bukan siapa-siapa, tapi rasanya kok sakit ya?" Syella memegang dadanya yang terasa sesak.
Diego menatap Syella, ia tahu betul bagaimana rasanya orang yang dicintai bersama orang lain. "Kita pulang."
🍰TBC🍰
770 work.
Kalian berharapnya ending dari cerita ini gimana?
🌟 & 💬
See You🍃
Jum'at, 26 Maret 2021🍃
Salam dari,
hrlnmnca~
KAMU SEDANG MEMBACA
Sofferenza [END]
Novela Juvenil[Follow dulu sebelum membaca🤗] Jika keluarga berpotensi menorehkan luka, lantas apa gunanya rumah yang kalian sebut sebagai tempat berbagi suka duka? ____________ Sofferenza dalam bahasa Italia yang memiliki arti penderitaan. Penasaran sama cerita...