Part 36🌼

15.4K 851 6
                                    

Happy Reading❤
¤¤¤¤

Syella menatap pantulan dirinya, ia tersenyum kecil. Arya mengajaknya keluar hari ini. Tidak, lebih tepatnya ia meminta agar Arya mau jalan bersama dengannya.

"Mau kemana Syel?" tanya Iren saat Syella melewati ruang tamu.

"Mau keluar."

"Sama siapa?"

Syella terdiam. Jika ia menjawab jujur, Syella takut Iren akan mengganggu waktunya bersama Arya lagi. Lagian tumben Iren peduli dengannya?

"Sama Kak Diego."

"Oh yaudah." Iren mengalihkan kembali perhatiannya pada handphone yang ia pegang.

Syella kembali melanjutkan langkahnya, ia akan bertemu dengan Arya di cafe dekat rumahnya. Syella tak mau Arya menjemputnya karena sudah pasti Arya akan bertemu dengan Iren dirumahnya.

"Kak Arya." Syella tersenyum kala menemukan badan tegap milik Arya.

"Mau kemana?"

"Terserah Kak Arya aja deh, pokoknya sekarang Syella mau jalan-jalan." Syella menarik bibirnya keatas.

Arya tersenyum. "Yaudah ayo."

"Tapi aku gak mau Kak Arya ninggalin aku kayak sebelumnya," ucap Syella saat Arya hendak menarik tangannya.

"Iya."

Senyum Syella melebar. "Ayo!"

Mereka berjalan beriringan, Arya membawa Syella ke taman kota. Arya merangkul pinggang Syella posesif. Banyak yang memandang Syella iri, mereka ingin berada diposisi Syella.

"Kak Arya?"

"Kenapa?"

"Aku mau bilang sesuatu.".

"Apa?" Arya mengerutkan dahinya.

"I love you." Syella berbicara pelan tepat di telinga Arya.

Arya tersenyum. Tapi ia tak kunjung membalas perkataan Syella. Di satu sisi lain di hatinya merasa tak terima jika hubungannya harus berakhir beberapa minggu lagi.

Arya mengarahkan wajahnya ke telinga Syella, ia harus sedikit membungkuk untuk melakukan itu. "I love you too."

Cup.

Arya mengecup pipi Syella membuat sang empunya menegang. Dengan cepat Syella menoleh kearah pelaku yang menatapnya tanpa rasa bersalah.

"Kak Aryaa pipi Syella gak suci lagi nih!" Syella memberenggut kesal. Tapi itu terlihat lucu di mata Arya. Ditambah dengan rona pipi di yang Arya bisa lihat dengan jelas.

"Kak Arya ngapain senyum-senyum?" Syella melototkan matanya kearah Arya.

Arya mengacak rambut Syella gemas. "Lo lucu."

Pipi Syella tambah memanas dibuatnya. "Kak Aryaa udah ah!"

Arya terkekeh. "Kalo makek blush on jangan tebel-tebel."

"Apaan sih!"

Arya mendatarkan raut wajahnya kala menyadari orang-orang menatapnya seolah ingin memangsa dirinya.

"Ayo pergi."

"Kemana?"

"Maunya kemana?" tanya Arya.

"Makan, Syella laper."

Arya mengangguk. "Yaudah."

Arya menggenggam tangan Syella menuju tempat makan dipinggir jalan sesuai perintah gadisnya.

"Beneran mau makan disini?" tanya Arya menatap kearah Syella.

"Iya." Arya mengangguk antusias.

"Ke cafe aja ya?"

"Gak mau, disini itu makanannya enak-enak. Lagian Syella udah sering makan disini." Arya hanya mengangguk menuruti perkataan Syella.

"Mang pesen bubur ayamnya 2."

"Siap neng."

Beberapa menit, pesanan mereka sudah siap. Syella dengan lahap memakan buburnya. Sedangkan Arya hanya menatap Syella yang sedang makan.

"Kak Arya kok gak makan?"

"Ha?"

"Kok gak dimakan? Enak kok, lagian makanannya bersih juga. Kak Arya gak akan sakit, Syella jamin deh."

Arya mengangguk lalu memulai acara makannya.

"Gimana?" tanya Syella.

"Rasanya enak."

Syella tersenyum mendengarnya. "Yaudah habisin."

Arya menghabiskan makanannya hingga tak tersisa, begitu juga Syella. Setelah membayar makanan tersebut Arya kembali menatap Syella. "Mau kemana lagi?"

"Pulang aja, udah sore juga. Lagian pasti Kak Arya capek."

"Gue gak capek kalo sama lo."

"Gembel."

"Gombal sayang." Pipi Syella merona. Baru kali ini ia mendengar kata itu keluar dari mulut Kakak kelasnya ini.

"Udah ayo pulang!"

"Iya..."

Arya mengajak Syella menuju kearah motornya. Syella merasa senang karena kali ini tidak mendapat gangguan lagi dari saudaranya. Arya mengantarkan Syella tepat di halaman rumahnya.

"Makasih."

"Iya, gue pulang dulu."

Syella mengangguk. "Iya hati-hati."

Syella memasuki rumah ketika motor Arya sudah menghilang dari pandangannya.

"Katanya sama Diego?" Syella menoleh kearah sumber suara.

"Iya tadi ketemu Kak Arya dijalan, jadi dianterin pulang deh."

"Masa?"

"Iya." Syella mengangguk ragu.

"Halah lo pikir gue percaya?" Syella terkejut ketika Iren mengubah gaya bicaranya. Sejak kapan gadis itu memakai kata lo-gue.

"Jauhin Arya."

Syella menatap Iren. "Kenapa? Kak Arya kan pacar aku?"

"Emang Arya pernah nganggep lo? Arya lebih mentingin gue daripada lo, harusnya lo sadar diri dong." Iren menyombongkan dirinya.

Syella menunduk menatap kedua kakinya, ia tak tau harus membalas apa. Perkataan Iren memang benar bukan?

"Lo itu gak dibutuhin di dunia, kenapa lo gak mati aja sih?" tanya Iren kelewat santai.

"Mama lo aja lebih sayang gue daripada lo yang anaknya, sahabat lo juga udah gak peduli sama lo." Iren menatap Syella nyalang.

"Mendingan lo mati."

Syella mengangguk. "Tentu, nanti kalo udah waktunya."

Syella melangkah menuju kamarnya. Tak mau mendengar perkataan Iren yang membuat hatinya sakit. Orang tuanya tak jadi datang sekarang, mereka akan pulang besok. Jadi keadaan rumah sepi, hanya terdapat Iren dan Syella.

Syella terkejut mendapati darah yang menetes dari hidungnya. Syella tersenyum miris, ia pernah berharap penyakitnya lenyap dengan sendirinya. Tapi sekarang ia sudah tak menginginkannya, membiarkan penyakit itu menyebar. Ia yakin Kemo yang ia jalani tak akan membuahkan hasil apa pun. Syella percaya pada takdir.




🍰TBC🍰

805 work.

🌟 & 💬.

Jangan jadi siders..

Tandai typonya.

See You🍃

Selasa, 09 Maret 2021🍃

Salam dari,
hrlnmnca~

Sofferenza [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang