Part 40🌼

18.5K 885 27
                                    

Happy Reading❤
¤¤¤¤

Syella berlari menuju mading. Ia ingin tau apa yang membuat semua orang menatapnya aneh. Tubuhnya gemetar saat menatap mading didepannya.

Mading itu berisikan fotonya dengan Diego. Masalahnya, di foto itu nampak Diego yang sedang mencium keningnya terlebih lagi mereka berada tepat di depan Club. Syella yakin itulah yang membuat semua orang menatapnya aneh.

Syella menggeleng keras, itu tidak seperti yang mereka pikirkan. Syella teringat Risa, apakah ini yang membuat Risa menjauhi dirinya?

Syella berjalan gontai menuju kelasnya, ia berniat untuk menjelaskan masalah itu kepada Risa. Tak masalah apapun respon Risa setelah mendengarkan penjelasannya.

"Risa..."

Risa yang semula menyembunyikan wajahnya diatas tumpukan tangan kini menatap kearah Syella dengan kilatan permusuhan.

"Mau apa lagi?!"

"I-itu semua gak seperti yang kamu pikirin..."

"Terus? Gue harus percaya sama omongan lo?!" Syella mengangguk.

"Gue lebih percaya sama apa yang gue lihat! Gue udah bilang kan gue suka Kak Diego... kenapa lo ambil?!"

Syella menggeleng keras. "Kak Diego cuma nyelametin aku--"

"Nyelametin darimama?! Jelas-jelas difoto itu Kak Diego cium kening lo! Dan lo nerima gitu aja!"

"Bukan Ris, bukan gitu... aku mohon dengerin penjelasanku." Syella bersimpuh, ia  terlalu takut untuk kehilangan temannya lagi.

"Basi! Dengan lo yang berpakaian ketat seperti itu buat gue tambah yakin lo itu, murahan!" Risa menekankan kalimat terakhirnya.

"Pantes aja temen lo pergi semua. Lo emang gak pantes punya temen." Risa menginjak tangan Syella yang berada tepat di depan kakinya. Entah bagaimana hanya karena lelaki bisa merusak pertemanan mereka.

Syella merintih kesakitan, tangannya memerah. Ia hanya pasrah dengan apa yang dilakukan Risa. Syella hanya berharap semoga Risa masih mau berteman dengannya.

"Waah ternyata dikelas kita ada perempuan murahan," ucap Ana saat ia baru memasuki kelas. Ia juga bersama Audy, Sabrina dan Iren.

"Setelah lo gak jadi temen kita lo tambah jadi anak gak baik ya? Ck, gue kasian sama lo. Lo udah miskin sampai lo jual diri?" Ucapan Ana sangat menusuk bagi Syella.

"Aku gak seperti i-itu." Syella semakin terisak kala injakan ditangannya diperdalam. Namun tak lama Risa mengangkat kakinya membuat tangan Syella bebas.

"Halah! Gue kira lo polos, eh ternyata muka doang yang polos!"

"Gue tau lo emang lagi susah, tapi lo bisa bilang sama gue gak usah jual diri!" ujar Ana lantang hingga membuat murid yang berada di koridor kelas mengerumuni mereka.

"Kita udah sahabatan berapa lama An? Dan kamu masih gak percaya sama aku?" tanya Syella terisak.

"Semua orang bisa berubah Syel!" ujar Ana tegas. Apa katanya semua orang bisa berubah? Entahlah kalimat itu untuk dirinya sendiri atau orang lain.

"Aku gak pernah jual diri..."

"Berapa kalipun lo bilang kaya gitu, gue gak bakal percaya."

"Sabrina, Audy kalian percaya sama aku kan?" Mereka berdua tak membalas pertanyaan Syella, mereka lebih memilih mengalihkan pandangannya.

"Udahlah lo itu bitch! Gak akan ada yang percaya sama lo!" Ana menarik rambut Syella keras, lalu meninggalkan gadis itu yang masih terisak. Diikuti ketiga temannya yang lain.

"Gue kira dia beneran polos anjir."

"Haha kasian!"

"Gak punya malu kali ya."

Kalimat menyakitkan itu terdengar hingga  ke telinganya, mereka menyindirnya secara terang terangan.

Hingga sepasang sepatu hitam berdiri tepat di hadapannya. Syella mendongak menatap manik mata tajam milik Arya.

"Ar kamu percaya sama aku kan?" tanya Syella berharap bahwa lelaki itu mempercayainya.

"Lo butuh uang? Berapa! Bilang sama gue, gausah jual diri! Malu-maluin tau gak!" Syella terhenyak, hatinya merasa sakit mendengar lontaran kata kata itu, ia tersenyum miris. Hatinya terasa remuk dalam waktu sejejap. Setelah mengatakan kalimat itu Arya langsung pergi meninggalkan Syella.

"Syel, lo dipanggil ke BK," ucap Bima memberitahu. Bima menatap Syella kasihan.

Syella mengangguk, mengusap air mata yang tersisa di pipi mulusnya. Ia berdiri lalu mulai melangkahkan kakinya menuju ruang BK. Baru kali ini Syella mendapat kasus sampai ia dipanggil keruang BK.

Syella memasuki ruangan tersebut dengan kepala tertunduk. Perlahan ia mengangkat kepalanya, Syella menatap lekat laki-laki yang ia kenal. Diego, ia yakin Diego juga dipanggil karena kasus ini. Syella merasa sangat bersalah, ini semua terjadi karena Diego menolongnya.

"Syella kemari," ucap Pak Joni.

Syella melangkahkan kakinya mendekat, ia duduk disalah satu kursi disamping Diego.

"Saya sangat menyayangkan hal ini. Kamu Diego, kamu adalah ketua osis di Sma ini harusnya kamu memberikan contoh yang baik." Pak Joni menghela nafasnya.

"Dan kamu Syella, kamu salah satu murid berprestasi. Tidak seharusnya kamu melakukan hal seperti ini." Syella tertunduk dalam.

"Syella, kamu saya skors 1 minggu. Dan kamu Diego, dengan berat hati kamu saya pecat sebagai ketua osis, kamu juga akan menjalani skors sama seperti Syella." Diego dan Syella sama-sama terkejut. Syella menatap Diego sekejap.

"Ini keputusan saya, silahkan keluar." Mereka berdiri, lalu melangkahkan kaki jenjangnya keluar.

"Kak Diego, maafin Syella..."

Diego menghela nafas, bagaimanapun ini bukan kesalahan gadis didepannya. Tapi ia juga terasa berat kehilangan jabatan ketua osisnya yang selama ini ia perjuangkan untuk mendapatkan gelar itu.

"Bukan salah lo. Lagian bentar lagi gue kelas 12, otomatis jabatan gue selesai." Diego tersenyum.

"Maaf, sekali lagi aku minta maaf... jangan deket-deket aku lagi. Aku pembawa sial Kak." Syella berlari meninggalkan Diego yang termenung.

▪▪▪▪

Syella berdiam diri di toilet. Ia membasuh mukanya berkali-kali. Syella menatap pantulan dirinya dicermin, ia tersenyum miris. Banyak sekali cobaan yang harus ia alami. Syella lelah, ia lemah. Tak semua orang bisa sekuat dirinya.

"Kalian jangan menjauh, aku akan pergi tanpa kalian suruh." Syella mengusap kasar darah yang menerobos keluar dari hidungnya.







🍰TBC🍰


897 work.

🌟 & 💬.

See You🍃

Sabtu, 13 Maret 2021🍃

Salam dari,
hrlnmnca~

Sofferenza [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang