Happy Reading❤
¤¤¤¤"Pagi Ma." Iren duduk disamping Dian di meja makan.
"Pagi juga sayang."
"Papa mana?"
"Itu masih siap-siap."
"Ooh yaudah. Ma nanti Iren mau bicara tentang Kak Syella," ucap Iren.
"Kenapa dia?" tanya Dian. Nada bicaranya berubah ketika membahas Syella.
"Nanti aja Ma sekarang Iren laper." Dian mengangguk.
"Pagi semua." Jovan datang dengan baju yang sudah terpasang rapi.
"Papa." Iren menatap sang Ayah dengan senyum yang lebar.
"Kenapa kok kaya seneng banget gitu?"
"Pacar Iren mau kesini, Papa belum tau kan?"
"Wah kamu udah punya pacar?" Iren mengangguk antusias.
"Pagi."
"Syella, sini."
"Adek kamu udah punya pacar, masa kamu belum?" Gurau Jovan.
Syella mengerutkan dahinya. Pacar? Sejak kapan Iren mempunyai pacar?
"Pacar? Syella udah punya kok."
"Wah nanti kenalin sama Papa juga ya, bentar lagi pacar Adek kamu dateng." Syella hanya mengangguk ia penasaran dengan pacar yang dimaksud Iren.
Toktoktok. "Assalamualaikum."
"Aku aja yang buka Ma," ucap Iren saat Dian hendak berdiri. Iren dengan cepat berdiri, lalu menuju kearah pintu rumahnya.
"Ayo masuk Kak."
Laki-laki itu mengangguk, ia melangkah memasuki rumah itu. Dengan seragam yang di keluarkan, rambut acak-acakan membuat aura badboy-nya keluar.
"Kak Arya?" Syella berujar lirih.
"Nak Arya, ayo ikut sarapan," ucap Dian dengan nada lembut.
"Iya Tante."
"Mama tau dia?" tanya Jovan pada Dian namun tatapanya seperti sedang menilai penampilan Arya.
"Iya, dulu dia pernah jemput Iren. Nak Arya baik kok orangnya." Jovan mengangguk mengerti.
"Ayo duduk, makan dulu."
Semua memulai acara makannya, hanya terdengar bunyi sendok selama mereka makan. Syella menatap Arya, baru kemarin ia merasa bahagia, apakah hatinya akan kembali di torehkan luka?
"Kamu pacarnya Iren?" tanya Jovan saat acara makan sudah selesai.
"Iya Om," jawab Arya, namun matanya tak berhenti menatap Syella.
"Saya percaya kamu, jaga Iren." Arya mengangguk.
"Syella, besok kamu bawa pacar kamu juga ya." Jovan beralih menatap Syella.
Syella tersenyum. "Syella gak punya pacar Pa."
Alis Jovan mengkerut. "Tadi katanya punya?"
"Udah putus barusan." Syella menatap Arya sekejap.
"Ada-ada aja kamu." Jovan tersenyum, menganggap ucapan putrinya adalah lelucon.
"Syella berangkat dulu. Assalamualaikum." Syella menyalimi kedua tangan orang tuanya.
"Waalaikumsalam. Mau Papa anter aja?"
Syella menggeleng. "Gausah Pa, Syella jalan aja sambil olahraga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sofferenza [END]
Teen Fiction[Follow dulu sebelum membaca🤗] Jika keluarga berpotensi menorehkan luka, lantas apa gunanya rumah yang kalian sebut sebagai tempat berbagi suka duka? ____________ Sofferenza dalam bahasa Italia yang memiliki arti penderitaan. Penasaran sama cerita...