Hatiku sudah patah, kumohon jangan membuatnya lebih parah.
~Syella Luvena.
.
.Happy Reading❤
¤¤¤¤"Kak aku buatin bekal," ucap Syella tersenyum pada Arya. Ia seolah melupakan kejadian kemarin.
"Gue udah makan sama Iren."
Syella tetap tersenyum. "Gak pa-pa buat nanti."
"Nanti gue ada janji makan bareng sama Iren."
"Yaudah gak pa-pa nanti kak Arya makan aja sama Iren," ujar Syella bersikukuh agar kotak bekalnya bisa dimakan Arya.
"Hm." Arya menerima bekal pemberian Syella membuat sang empunya tersenyum senang.
"Za!"
"Kenapa Bos?"
"Buat lo." Senyum Syella memudar ketika melihat Arya memberikan bekalnya kepada Eza. Padahal ia sudah membuatnya dengan susah payah.
"Beneran buat gue Syel?" tanya Eza tak enak.
Syella mengangguk. "Iya, jangan lupa dimakan." Setelah mengatakan itu Syella beranjak pergi. Tak apa, setidaknya makanan buatannya tak terbuang sia-sia.
"Syella!"
"Kenapa?"
"Hehe gak pa-pa, lo habis darimana?" tanya Risa menyamakan langkah kakinya dengan Syella.
"Ke kelas Kak Arya."
"Wah-wah gitu dong, biar keliatan kalau lo yang pacar Arya bukan si Oren itu."
"Namanya Iren bukan Oren."
"Yaaa sama aja deh." Syella menggelengkan kepalanya.
"Syel, lo deket sama Kak Diego?"
"Cuma temen biasa, kenapa?"
"Gue suka sama Kak Diego, comblangin gue dong." Risa menampilkan senyum pepsodent.
"Wah beneran?! Oke nanti aku kenalin."
"Tapi Kak Diego jomblo kan?" Syella mengangguk mantap.
Mereka terus bergosip. Terkadang Syella rindu pada ketiga sahabatnya, jadi nanti ia akan memutuskan untuk berbicara pada mereka. Ia harus tau letak kesalahannya.
"Ana, boleh aku bicara sebentar?" tanya Syella membuat mereka menoleh termasuk Iren.
"Ikut gue." Ana menarik tangan Syella keluar kelas.
"Cepet ngomong, gue sibuk." Syella menatap Ana, ia berubah tak seperti Ana yang dulu.
"Ka-kamu kenapa jauhin aku? Bukankah kita sahabat?"
"Cih, gue gak sudi punya sahabat kayak lo!"
"Ta-tapi kenapa?"
"Syel, lo beneran cinta sama Kak Arya?" Ana menatap Syella.
"Iya."
"Kalu lo beneran cinta, putusin, biarin dia bahagia sama Iren, lo lihat kan Kak Arya suka sama Iren daripada sama lo."
Deg!!
Apakah benar yang diucapkan Ana?
"Ta-tapi aku gabisa Na, aku udah terlanjur nyaman sama Kak Arya."
"Lo egois! Lo harusnya sadar diri Arya lebih mentingin Iren dari pada lo! Dan satu lagi, Iren sepupu gue!" Ana pergi meninggalkan Syella yang menatap dengan pandangan kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sofferenza [END]
Teen Fiction[Follow dulu sebelum membaca🤗] Jika keluarga berpotensi menorehkan luka, lantas apa gunanya rumah yang kalian sebut sebagai tempat berbagi suka duka? ____________ Sofferenza dalam bahasa Italia yang memiliki arti penderitaan. Penasaran sama cerita...