Happy Reading❤
¤¤¤¤Hari-hari Syella lalui seperti biasa, tak ada yang menarik. Syella menghembuskan nafas ketika mengingat besok adalah hari dimana ia akan melakukan operasi.
Syella menggerakkan kursi rodanya menuju bangku ketiga sahabatnya. Yang tentunya ada Iren disana.
"Hai," ucap Syella membuat ketiganya menoleh.
"Ngapain?" tanya Ana.
"Nanti kalian ada waktu? Aku mau bicara sebentar."
"Kenapa gak bicara disini aja sih?" Ana menatap Syella sinis.
"Aku mohon, kali ini aja." Tidak mungkin jika ia bicara disini, kelas masih ramai meskipun istirahat sudah dimulai.
"Sepulang sekolah, lo tunggu kita aja di taman," ujar Audy membuat Syella tersenyum. Berbeda dengan Sabrina, Ana, dan Iren yang berdecak malas.
"Oke makasih." Gadis itu tersenyum. Satu orang lagi yang harus ia temui.
Syella keluar dari kelasnya tanpa menunggu Diego.
"Kak Arya." Syella sedikit berteriak agar laki-laki itu mendengarnya. Pria itu tampak berjalan seorang diri di koridor.
Arya membalikkan badannya menatap seorang gadis yang menjalankan kursi rodanya kearah dirinya. Ia mengernyitkan alisnya saat gadis itu sudah berada di hadapannya.
"Kak Arya nanti malam ada waktu? Syella mau ngobrol, aku janji ini untuk terakhir kali."
Arya menatap gadis di depannya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Di taman biasa, tepat jam tujuh. Lo telat, gue pergi."
Syella mengangguk sembari menyunggingkan senyuman.
Pria itu kembali melangkah, Syella menatap punggung tegap Arya yang mulai menjauh. Syella tersenyum kecil melihatnya.
▪▪▪▪
"Kak Diego, nanti Syella mau ke taman dulu. Kak Diego pulang duluan aja."
"Ngapain ke taman?"
"Aku mau ketemu Ana, Audy, sama Sabrina."
Diego menatap Syella lekat. "Ngapain ketemu mereka? Nanti kalo lo kenapa-napa gimana?"
"Syella gak akan kenapa-napa Kak, cuma mau ngobrol bentar kok." Syella menatap Diego dengan memelas.
"Oke, tapi gue ikut."
Syella terdiam sebentar. "Boleh, tapi Kak Diego tunggu di mobil aja."
"Hm."
"Let's go!"
Setelah beberapa menit di perjalanan, mereka sampai pada tempat tujuan. Diego membantu Syella menaiki kursi rodanya.
"Kak Diego tunggu disini gak usah ikut," ujar Syella memperingati Diego agar tak mengikuti dirinya.
"Iya-iya."
Syella menggerakkan kursi rodanya menjauh, ia akan menemui ketiga sahabatnya yang sudah ia rindu.
"Hai, apa kabar?" tanya Syella, saat mengetahui mereka sampai terlebih dahulu dari dirinya.
"Gak usah basa-basi, cepetan lo mau ngomong apa?" ujar Ana, gadis itu datang bersama kedua temannya.
Syella tersenyum. "Kalian ingat? Dulu kita selalu bersama." Syella menjeda ucapannya, ia menatap ketiga sahabatnya yang sangat ia rindukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sofferenza [END]
Teen Fiction[Follow dulu sebelum membaca🤗] Jika keluarga berpotensi menorehkan luka, lantas apa gunanya rumah yang kalian sebut sebagai tempat berbagi suka duka? ____________ Sofferenza dalam bahasa Italia yang memiliki arti penderitaan. Penasaran sama cerita...