Happy Reading❤
¤¤¤¤Arya membawa motornya menuju rumah Syella, ia akan menjemput Syella. Arya sedikit membenarkan perkataan Vino kemarin.
Untuk apa ia marah jika tak mencintainya? Sial, gadis itu membuat pikirannya berkecamuk.
Arya menatap rumah megah milik keluarga Syella, Arya akan meminta maaf pada gadis itu.
Toktoktok. Arya mengetuk pintu rumah bercat putih itu.
"Kamu siapa ya?" tanya Dian.
"Saya Arya tante."
"Mau cari siapa?"
"Saya mau jemput--"
"Loh Kak Arya?" Alis Arya berkerut kala mengetahui Iren berada di rumah Syella.
"Iren?"
"Kak Arya ngapain disini?"
"Dia pacar kamu?" tanya Dian membuat senyum Iren mengembang.
"Iya Ma." Arya terdiam, ia merasa bingung harus berkata apa. Disisi lain ia memikirkan apa yang dilakukan Iren dirumah gadisnya.
Syella tak tuli, ia mendengar semua percakapan mereka. "Ren, tapi kan Kak Arya pacar aku?"
"Kak Syella jangan ngada-ngada deh, Kak Arya itu pacar Iren." Iren memanggil Syella dengan sebutan-Kak, karena Jovan yang menyuruhnya. Ia berkata bahwa Syella lebih tua daripada Iren.
"Kamu cuma sahabat Kak Arya Ren," ucap Syella meremas kuat roknya untuk menyalurkan emosi.
"Tanya aja sama Kak Arya-nya."
Syella mengangguk setuju. "Kak Arya? Kak Arya pacar aku kan?"
Arya terdiam namun selanjutnya menggeleng. "Gue pacar Iren."
"Tuh kan Syella kamu denger, Arya itu pacarnya Iren," ujar Dian menatap Syella tajam.
Syella terdiam tak percaya dengan ucapan yang dilontarkan Arya. Syella menatap Arya sekilas.
"Baiklah," ucap Syella dengan suara lirih, ia memaksakan senyumannya. Syella menggendong tasnya lalu melangkah keluar.
"Maaf tante saya keluar dulu." Arya berlari menyusul Syella, ia menggapai tangan mungil Syella membuat sang empunya berhenti.
"Kenapa?" Syella menaikkan satu alisnya, tatapannya dingin.
"Maaf."
"Untuk?"
"Gue minta maaf. Gue bilang gitu karena gue gak mau nyakitin perasaan Iren."
"Dan kamu lebih milih nyakitin perasaanku?" ujar Syella dalam hati.
"Oke. Gak pa-pa," balas Syella melepaskan cekalan ditangannya.
"Gue minta maaf kali ini gue gak bisa anter lo, karena gue harus sama Iren."
"Bukankah selalu begitu?"
"Iya." Syella melangkah pergi. Ia tak mau mendengar perkataan Arya selanjutnya yang mungkin akan membuat hatinya bertambah sakit.
Arya menatap punggung Syella yang berjalan menjauh, ada sedikit perasaan bersalah yang menggerogoti hatinya. Namun Arya mengabaikannya dan memilih kembali menemui Iren.
▪▪▪▪
"Kalian kenapa jauhin aku?" tanya Syella pada kedua temannya karena Ana belum datang.
"Gue gak ada niat jauhin lo, gue cuman gak mau Ana sendirian," ujar Sabrina.
Alasan yang klasik. Yang Syella ambil dari perkataan Sabrina yaitu, berati mereka tega melihatnya sendirian.
"Terus aku?"
"Lo kan ada Risa."
"Apakah Iren sudah menjadi penggantiku?" Syella mencoba menghilangkan rasa sesak yang ada di ulu hatinya. Syella sudah menganggap mereka seperti saudaranya, tapi dengan mudahnya mereka melupakannya.
"Iren juga sahabat kita Syel."
"Apa kalian masih menganggapku sahabat?"
"Tentu," ucap Audy. Bisa dikatakan Audy yang paling dewasa disini.
Syella tersenyum simpul. "Aku boleh duduk disini lagi?"
"Kan udah jadi tempatnya Iren," ujar Sabrina. Syella mengangguk mengerti, ia kembali melangkahkan kakinya.
"Kita kayaknya udah keterlaluan sama Syella, gimanapun dia sahabat kita," ucap Audy sembari menatap aktivitas Syella.
🍃
"Kak Arya."
"Kenapa?"
"Waktu dirumah Kak Arya bilang pacar aku?"
"Hm."
"Jadi kita beneran pacaran dong? Eh dulu kan kita emang belum putus," ucap Iren.
Arya tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. "Tapi aku gak bisa putusin Syella."
Iren cemberut mendengar perkataan Arya. "Kenapa?"
"Ada alasannya, yang penting aku tetep prioritasin kamu kan?"
Iren mengangguk, ia menggenggam tangan Arya lalu melangkahkan kakinya menuju kelasnya dengan Arya yang mengantarnya seperti biasa.
Semua murid yang melihat mereka terkadang merasa kasihan dengan Syella, ada juga yang menganggap Iren dan Arya cocok dan banyak komentar lain.
▪▪▪▪
Saat ini Syella sendirian di kantin karena Risa tak masuk entah apa alasannya. Syella makan dengan tenang, namun ketenangan itu tak berlangsung lama ketika para sahabat Arya duduk semeja dengannya.
"Loh, kalian kenapa disini?"
"Gak boleh ya? Yaudah yuk pergi," ucap Eza. Bukan karena Eza baperan, tapi ia ingin sedikit menjahili pacar Bosnya ini.
"Eh-eh, bukan gitu maksudnya." Syella khawatir Eza salah paham dengan ucapannya.
"Beneran boleh nih?" Syella dengan cepat menganggukkan kepalanya membuat Eza terkekeh. Bisa-bisanya Arya lebih memilih Iren, memang cinta membuat Bosnya buta.
"Lo sendirian?" tanya Vino.
"Iya."
Mereka bertiga menatap Syella iba, tapi Syella sama sekali tak butuh itu. Ia hanya ingin bahagia, itu saja. Apakah sulit?
"Syel, gue pengen nanya sesuatu deh," ucap Adit membuat Syella menghentikan acara makannya.
"Kenapa?"
"Lo.. kok masih mau sama Arya sih? Mendingan sama gue."
Syella terkekeh. "Gak tau, namanya juga cinta."
"Berati bener ya, cinta bisa bikin buta. Buktinya lo gak bisa lihat kalau gantengan gue," ucap Adit dengan nada serius membuat Eza refleks menjitak kepala Adit menggunakan sendok.
"Anjim! Sakit woy."
Eza menampilkan gigi putihnya. "Sory gue sengaja."
Adit menggeram, jika selalu dekat dengan Eza mungkin dirinya sudah Amnesia.
"Lo kuat Syel, biasanya cewek kalau dinomor duain pasti langsung minta putus." Syella tersenyum mendengar kalimat yang keluar dari mulut Vino.
"Buat sekarang aku masih kuat, jika aku sudah lelah, berati itu waktunya aku untuk menyerah."
🍰TBC🍰
833 work.Vote & Komen.
Ajak temen-temen kalian buat baca Sofferenza ya ^ ^
See You🍃
Jum'at, 05 Maret 2021🍃
Salam dari,
hrlnmnca~
KAMU SEDANG MEMBACA
Sofferenza [END]
Roman pour Adolescents[Follow dulu sebelum membaca🤗] Jika keluarga berpotensi menorehkan luka, lantas apa gunanya rumah yang kalian sebut sebagai tempat berbagi suka duka? ____________ Sofferenza dalam bahasa Italia yang memiliki arti penderitaan. Penasaran sama cerita...