Happy Reading❤
¤¤¤¤Syella bersikukuh untuk masuk sekolah setelah satu minggu dirawat di rumah sakit, ia juga terus-menerus meminta Diego agar ia boleh ikut sekolah.
"Kak Diego..."
"Enggak Syel."
Syella memerenggut kesal, selau saja itu jawaban yang diberikan laki-laki didepannya ini.
"Tapi kan Syella mau sekolah, lagian kan udah satu minggu aku di rawat terus, bosen tau Kak."
"Nanti ke taman rumah sakit."
Syella berdecak sebal. "Ck, gak mau. Pokoknya Syella mau sekolah kalo enggak--"
Diego menaikkan salah satu alisnya, berhenti memainkan ponsel yang ia pegang. "Kalo enggak apa?"
Syella terdiam memikirkan ancaman yang tepat. "Kalo enggak aku gak mau makan!"
"Oh."
Syella mendelik, bisa-bisanya pria didepannya ini hanya ber'oh' ria saja. "Yaudah."
Diego terkekeh membuat Syella menatapnya datar. "Apa!"
"Iya-iya besok lo boleh sekolah, tapi harus bareng gue terus."
"Kan kita gak sekelas."
"Yaudah, tapi lo harus jaga diri ya waktu gak ada gue."
"Iyaa Kak Diego."
"Dan lo, ikut gue pulang kerumah."
"Hah?"
"Kenapa? Lo gak mungkin pulang ke rumah lo sendiri kan, gue yakin orang tua lo gak akan diem aja setelah kejadian itu. Jadi lo ikut ke rumah gue aja."
"Eng-enggak usah, nanti Syella bisa tinggal sendiri."
"Lo mau tinggal sendiri?" Syella mengangguk dan tersenyum.
"Lo yakin? Dengan kondisi lo yang seperti ini? Nanti kalo lo kenapa-kenapa gue yang repot."
Senyuman dibibir Syella memudar. "Yaudah, Kak Diego gak usah repot-repot bantuin Syella lagi. Kalo Kak Diego anggap Syella beban, yaudah. Pergi Kak."
Diego gelagapan, bukan itu yang ia maksut. "Bu-bukan gitu maksud gue Syel."
"Iya Syella ngerti... sekarang aku mau tidur, Kak Diego bisa tolong keluar?" Syella bahkan tak menatap Diego sedikitpun.
"Hm, gue keluar." Diego melangkahkan kakinya lesu keluar dari ruang inap Syella. Ia benar-benar merutuki mulutnya yang bodoh.
"Kayaknya gue harus sekolahin nih mulut deh." Diego menabok pelan mulutnya sendiri.
▪▪▪▪
Malam harinya Diego kembali lagi menjenguk Syella. Bukan menjenguk, melainkan membantu Syella untuk mengemas barang karena malam ini juga gadis itu sudah diperbolehkan pulang.
"Syella..."
Gadis yang merasa namanya dipanggil pun menolehkan arah pandangnya.
"Kenapa?"
"Lo ikut gue aja ya, gue udah izin ke nyokap gue kok, ada adek gue juga. Mau ya..."
"Tapi aku udah banyak ngerepotin Kak Diego."
"Ck, lo gak usah mikirin itu, lagian gue juga suka--" Diego menggantung ucapannya.
"Suka?" Syella mengulang kalimat akhir yang diucapkan Diego.
"Maksut gue, gue suka... suka bakso! Nah iya bakso."
Syella terkekeh. "Ada-ada aja."
"Yaudah lo mau kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sofferenza [END]
Novela Juvenil[Follow dulu sebelum membaca🤗] Jika keluarga berpotensi menorehkan luka, lantas apa gunanya rumah yang kalian sebut sebagai tempat berbagi suka duka? ____________ Sofferenza dalam bahasa Italia yang memiliki arti penderitaan. Penasaran sama cerita...