Part 15🌼

15.2K 840 10
                                    

Happy Reading❤
¤¤¤¤

"Syel gue pulang dulu ya," pamit Ana pada Syella.

"Eh iya," jawab Syella. Ana yang mendengar jawaban Syella lantas bergegas menuju mobil di mana ibunya menunggu. Syella sangat ingin seperti Ana yang di antar jemput ibunya, atau mungkin ibunya meluangkan waktu sedikit untuk dirinya. Ah sepertinya itu hanya bisa terjadi di dalam mimpi saja.

"Syel lo mau pulang bareng gue aja gak?" tanya Sabrina yang membawa kendaraan sendiri.

Syella menggeleng, pertanda tidak mau, "Gausah nanti di jemput mang Jojo kok."

"Oh yaudah deh gue duluan ya."

"Iya."

"Syel lo pulang bareng gue aja deh sama nyokap gue juga," papar Audy namun Syella tetap pada pendiriannya.

"Gausah Audy, kamu pulang aja nanti mang Jojo pasti jemput kok," ucap Syella tersenyum tulus.

"Hm gue duluan," ucap Audy, setelah mendapat anggukan ia berjalan meninggalkan Syella sendiri.

Sudah 30 menit Syella menunggu namun mang Jojo yang sudah lama ia tunggu belum juga datang.

"Aduh mang Jojo kok gak datang-datang sih," monolog Syella.

"Oh iya aku kan bawa hp kenapa gak di telfon aja," ujar Syella menepuk pelan jidatnya.

Telfon tersambung.

"Halo non, maaf saya masih nganterin nyonya jadi gak bisa jemput non Syella."

"Oh gitu ya pak, yaudah deh gak papa."

"Heh kamu gausah manja ya, pulang sendiri punya kaki kan!"

Itu adalah suara Dian. Ya, mungkin Dian merebut telfon mang Jojo.

"Iya ma Syella pulang sendiri."

Tut. Telfon dimatikan sepihak. Syella menghela nafasnya, sekarang sudah sangat sore mana mungkin ada angkutan umum, lagian uang jajannya juga sudah habis, Syella tidak boros uangnya habis karena memang ia hanya di beri sedikit uang. Jadi dengan terpaksa ia harus pulang dengan jalan kaki.

Syella terus berjalan meski jarak rumahnya jauh. Kakinya terasa pegal, namun apa boleh buat. Ia sempat berpikir Arya akan mengajaknya pulang bersama seperti dulu, ternyata semua itu hanyalah halu Arya berlalu begitu saja tanpa menoleh kearahnya.

Saat dipertengahan jalan, Syella merasa ada orang yang mengikutinya. Ia berlari mencari tempat untuk sembunyi.

Tubuhnya gemetar dengan cepat ia mengambil handphone nya dan mencoba menelfon Arya. Ia mendapatkan nomor telfonnya dari Arya sendiri yang memberikannya.

1 kali tidak dijawab.

2 kali tidak juga dijawab.

Ia berharap semoga kali ini Arya mengangkat telfonnya.

Tersambung. Syella bernafas lega.

"Halo--"

"Ck, lo apaan sih ganggu tau gak!"

Tut. Arya mematikan telfonnya sepihak membuat Syella tersenyum miris.

Dengan tubuh yang kembali gemetar Syella menelfon Diego. Diego sempat memberikan nomornya saat mereka berbincang. Dia pernah berkata, "Telfon aja kalau lo butuh bantuan."

Tersambung.

"Halo kak Diego."

"Syella?"

"Iya kak ini Syella, kak aku minta tolong ada yang ngikutin Syella."

"Hah! Oke gue kesana sekarang lo share lock aja, telfonnya jangan dimatiin."

Syella menghela nafas lega, Diego orang yang baru dikenalnya justru mau menolongnya, sedangkan Arya..ah sudahlah.

Syella rasa orang yang mengikutinya semakin mendekat, jalanan sepi, tidak ada kendaraan yang melintas.

Syella merasakan orang tersebut membekap mulutnya hingga membuatnya kehilangan kesadaran.

▪▪▪▪

Di tempat lain Diego yang mendapat telfon dari Syella segera meraih jaket dan kunci motornya dan bergegas menuju tempat yang Syella share lock.

Saat sampai ditempat Diego tidak menemukan Syella, yang ia temui hanya tempat yang sepi.

"Syel, Syella lo dimana!" teriak Diego.

"Argh, lo dimana," ujar Diego frustasi. Entahlah ia merasa sangat khawatir, padahal dia juga baru mengenalnya.

Diego menyalakan handphonenya berharap telfonnya belum dimatikan oleh Syella, namun ternyata salah, sambungannya sudah terputus.

Diego mengotak atik handphonenya mencari kontak yang mungkin bisa membantunya.

"Halo Dim, gue butuh bantuan lo!"

"Bantuan apaan dah?"

"Lo kesini sekarang, gue share lock, cepetan!"

"Eh tap--"

Tut. Diego memutuskan telfonnya ia tidak mau mendengarkan alasan yang diberikan Dimas.

"Lo ngapain sih nyuruh gue kesini, mana sepi lagi, lo gak mau nyulik gue kan?" tanya Dimas yang baru sampai. Ia memperhatikan sekitarnya yang terlihat sunyi.

"Sekarang bukan waktunya bercanda, lo bantuin gue nyari Syella!"

"Syella? Adek kelas yang lo bantu waktu dia di buly itu kan?" tanya Dimas memastikan.

"Hm."

Mereka berdua terus menyusuri jalan, mencoba mencari keberadaan Syella. Diego berharap semoga Syella dapat ditemukan dengan keadaan selamat.

Diego berhenti membuat Dimas ikut menghentikan motornya. Diego menoleh ke arahnya.

"Lo bisa ngelacak kan?" tanya Diego.

"Bisa dong," jawab Dimas dengan bangganya.

"Lo lacak hp Syella sekarang!"

"Eh iya kok gue gak kepikiran!" pekik Dimas.

"Yaudah lo sekarang balik sana, gue mau cari Syella, nanti kalau lo udah tau posisi Syella lo telfon gue," ucap Diego panjang lebar. Ia dengan segera melajukan motornya mencari Syella, sedangkan Dimas melajukan motornya untuk kembali ke rumah.

Setelah beberapa jam Diego tak kunjung menemukan keberadaan Syella, hari telah berganti menjadi malam. Ia memberhentikan motornya ketika ada yang menelfon dirinya.

"Halo Go gue nemuin lokasinya Syella."

"Dimana?"

"Di gedung tua deket sungai."

"Makasih."

Dengan gerakan cepat Diego memutuskan sambungan lalu kembali melajukan motornya menuju gedung tua.






🍰TBC🍰

808 work.
Dahlah pendek, gatau mau nulis apa lagi.
Berikan vote, kritik dan sarannya. Tambah ke library juga:)
See You guys🍃

Selasa, 16 Februari 2021🍃

Sofferenza [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang