Part 43🌼

17.6K 928 37
                                    

Happy Reading❤
¤¤¤¤

Iren memakai gaun pesta mewah berwarna gold yang nampak cocok ditubuhnya, dengan dipadukan gaya rambut yang curly. Dan juga high heels.

Semua tamu yang datang diharuskan memakai pakaian gold. Kecuali laki-laki yang harus memakai jas berwarna hitam. Iren mengundang semua teman sekelasnya. Dan juga beberapa murid lain.

Setelah siap dengan riasan diwajahnya Iren menatap pantulan dirinya dicermin. "Gue cantik banget, pantes sih Arya milih gue." Iren duduk di sofa. Menunggu tamu-tamu berkumpul baru ia akan turun.

Sedangkan Syella, ia bersiap dengan dress selututnya. Itu bukanlah dress baru seperti milik Iren. Bahkan Syella sudah sering menggunakannya.

Syella mengurai rambut sebahunya. Memakai bandana dengan mutiara disekitarnya. Syella mengoleskan make up setipis mungkin. Dan sepasang flat shoes di kedua kakinya. Meskipun simple Syella terlihat sangat cantik.

Syella menarik kedua ujung bibirnya membentuk lengkungan.

▪▪▪▪

Para tamu mulai berdatangan, Iren berdiri ditengah-tengah orang tuanya. Sedangkan Syella berdiri di belakang Dian, Seperti anak pungut yang tak dianngap.

"Iren. Happy birthday ya," ucap Ana yang datang bersama Audy dan Sabrina.

"Makasih." Iren tersenyum dan mengambil kado yang dibawa ketiga temannya.

"Ren lo cantik banget. Gue kan iri," ucap Sabrina. Audy menyenggol lengan Sabrina.

"Udah ayo, banyak yang antri," ucap Audy membuat Sabrina menoleh kebelakang.

"Yaudah gue kesana dulu ya Ren. Banyak yang antri tuh, kaya mau ambil sembako." Iren hanya mengangguk menanggapinya.

Mereka bertiga berjalan menjauh, tanpa melihat keberadaan Syella. Gadis itu menundukkan kepalanya.

"Syella ambilin minum."

"Syella sambut tamu."

"Syella bawa semua kado ke kamar gue."

"Syella hidangin makanan."

Stop.

Syella diperlakukan seperti pembantu dirumahnya sendiri.

Setelah dansa, masih ada satu acara lagi. Yaitu pemotongan kue.

Iren menunggu waktu itu, ia juga menunggu Arya menepati janjinya. Iren masih belum melihat laki-laki itu selama acara dimulai. Tapi tidak mungkin bukan, jika Arya tidak datang.

"Syel, pijitin kaki gue dong," perintah Iren. Dengan santainya Iren duduk di kursi yang tersedia lalu mengarahkan kakinya ke arah Syella.

"Tapi Ren, aku capek."

"Ooh jadi lo gak mau?"

Syella menghela nafasnya pelan. "Oke."

Syella berjongkok, ia mengarahkan kedua tangannya pada kaki Iren.

"Ren."

Iren mendongak, matanya membola. "Kak Arya?"

Iren langsung menjauhkan kakinya dari Syella. "Syel, udah gak usah aku gak pa-pa kok."

Syella menatap Iren dengan kening mengkerut. "Loh? Tadi katanya mau dipi--"

"Oh iya nanti aja." Dengan cepat Iren memotong perkataan Syella.

Iren berdiri dari duduknya diikuti dengan Syella. Syella menatap Arya berbinar. "Kak Arya."

Arya menatap mata Syella yang menatapnya teduh. "Kenapa?"

Sofferenza [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang