Alfa menyuruh Reina memasuki apartemen nya. Dia membawa koper besar Reina itu kedalam kamar tamu. Reina memandang kamar berwarna putih dan juga abu-abu muda itu.
"Bagaimana kau menyukainya?" Tanya Alfa merangkul bahu Reina. Reina mengangguk dan mengalungkan tangannya ke leher Alfa.
"Yang penting aku nyaman" jawabnya sambil tersenyum manis. Alfa tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke Reina.
"Kau menggemaskan sayang" puji Alfa mencium bibir nya. Reina terkekeh pelan dan menerima ciuman itu.
'cupp'
Alfa menjatuhkan badan Reina diatas kasur dan menciumnya kembali diatasnya. Reina menikmati ciuman yang diberikan oleh Alfa itu.
"Alfa.." desahnya mendorong pelan Alfa diatasnya. Reina menstabilkan nafasnya itu dan menatap kembali mata biru tua yang berada diatas nya. Alfa menaikkan alisnya sambil tersenyum miring.
"Kenapa?" Tanya Alfa mengelus pipi Reina yang memerah itu. Reina menghembuskan nafasnya dan menyentuh perutnya.
"Aku lapar" jawabnya pelan. Alfa terkekeh mendengarnya dan mengangkat badan Reina untuk berdiri.
"Hahaha ternyata kau lapar" ucap Alfa mengelus kepala Reina itu.
"Biar aku beli bahan makanan dulu. Kau tidurlah disini" Alfa mencium kedua mata Reina itu dengan lembut.
"Kau seperti orang sakit kalau tidak tidur terlalu nyenyak" ujarnya kembali membuat Reina tersenyum. Dia mengangguk kepalanya.
"Baiklah aku akan tidur" ucap Reina mencium singkat Alfa. Alfa menggelengkan kepalanya dan mencium Reina kembali.
"Oh ingat jangan biarkan siapapun masuk ke apartemen ini" ucap Alfa menahan pintu. Reina mengangguk mengerti.
"Baiklah. Hati-hati ya" Reina melambaikan tangannya ke Alfa yang sudah keluar itu. Alfa segera memasuki mobilnya. Dia menelfon seseorang.
"Tolong cari sumber kamera itu di kamar Reina. Aku tidak mau dia dicelakai oleh kakakku" ucap Alfa pada salah satu pengawalnya. Dia segera pergi menuju supermarket.
Reina yang berada di kamar nya itu sedang membersihkan wajahnya dengan tisu basah.
"Benar-benar gerah" umpatnya sambil mengambil handuk dan pakaian ganti untuk mandi. Selesai mandi dia mengenakan dress pendek santai selutut berwarna putih dengan lengan pendek. Dia menaikan kakinya menuju kasur lalu merebahkan dirinya diatas bantal.
"Lebih baik aku tidur dulu. Karena aku tidak tidur nyenyak selama 2 hari ini" ucapnya sambil menaikkan selimut. Dia menatap langit-langit kamar putih itu penasaran.
"Tapi ada apa sebenarnya di apartemen ku? Apa ada masalah?" Tanyanya memikirkan kenapa apartemen nya sangat aneh. Dia menaikkan bahunya dan dia mulai tertidur.
Alfa menghembuskan nafasnya saat pulang dari supermarket. Dia baru ditelfon oleh pengawal nya untuk datang ke apartemen Reina. Dia benar-benar geram melihat beberapa kamera cctv mini yang berada di apartemennya Reina.
"Kakak" umpatnya mencubit tulang hidung nya. Ada 20 kamera yang tersembunyi di lemari, cermin, ruang tamu dan juga langit-langit kamar.
"Hancurkan semua kamera ini. Aku tidak mau hal-hal buruk terjadi padanya" ucapnya sambil meninggalkan apartemen Reina lalu memasuki mobilnya.
"Semoga Reina tidak kenapa-kenapa" lirihnya lalu pergi menuju apartemennya.
Reina yang baru bangun itu melihat jam di handphonenya. Ada beberapa panggilan yang tidak terjawab di handphonenya. Ternyata itu dari Alfa sendiri.
"Haus" dia menuruni kasur dan berlari menuju dapur. Dia mengambil sebotol air dikulkas dan meminumnya dengan cepat. Baru saja dia meminum airnya, tiba-tiba ada suara bel pintu.
"Mungkin itu Alfa" dia segera berlari menuju pintu dan melihat di layar kamera dekat pintu. Ternyata itu Alfa yang melambaikan tangannya. Reina segera membukanya lalu membantu Alfa membawa belanjaannya.
"Nyenyak tidurnya?" Tanya Alfa mencium kening Reina.
"Lebih baik" jawabnya merapikan belanjaan dapur. Reina segera mengambil pasta dan juga daging.
"Apa kau mau pasta Alfa?" Tanya Reina mengeluarkan panci. Alfa mengangguk dan memeluk Reina dari belakang.
"Biar kubantu" ujarnya sambil mengecup pipi Reina. Reina tersipu malu dan mendorong pelan Alfa.
"Sudahlah aku jadi tidak konsen" ucapnya sambil merebus spaghetti. Alfa terkekeh dan segera membantu Reina memasak.
Selesai masak mereka menikmati hasil masakan mereka dengan nikmat diruang makan.
"Enak sekali Reina" puji Alfa memakan pasta bolognese dengan lahap. Reina terkekeh pelan dan juga melanjutkan makannya.
"Jadi ada apa di apartemen ku Alfa?" Tanya Reina memasukkan gulungan spaghetti di garpunya itu kemulutnya. Alfa menaruh garpunya diatas piring. Dia menatap Reina dengan serius.
"Reina, lebih baik kau pindah apartemen ya. Karena..." Alfa melirik matanya kearah lain karena ragu akan kebenaran yang terjadi. Reina menaikkan alisnya karena Alfa ada yang aneh.
"Karena apa?" Tanya Reina penasaran. Alfa menghembuskan nafasnya pelan dan menyunggingkan senyum kecilnya.
"Karena apartemenmu ada kamera yang mencurigakan" Reina terkejut mendengarnya.
"Hah?? Bagaimana bisa?" Tanya Reina tak percaya. Alfa tersenyum kecil dan menyentuh tangan Reina.
"Begini saja. Lebih baik kau tinggal disini. Aku tidak keberatan kau tinggal disini" Alfa mendekatkan duduknya dekat dengan Reina. Dia merangkul nya dan mengecup bahu Reina.
"Aku tak mau kau celaka atau apa-apa Reina. Percaya lah padaku" ucap Alfa mengambil tangan Reina dan mencium tangannya dengan lembut. Reina berpikir sejenak dan melirik matanya ke sembarang arah.
' bagaimana ya? Tapi aku takut kalau aku kembali' tanyanya dalam hati. Reina mengangguk pelan dan tersenyum kecil.
"Baiklah" Alfa tersenyum senang dan mencium singkat Reina.
"Tapi jangan kau berbuat aneh-aneh padaku ya. Aku tak mau terjadi seperti kakakmu itu" ancam Reina dengan tatapan tajamnya. Alfa tersenyum dan mencium Reina.
"Baiklah. Apa kau mau kamar itu dirombak?" Tanya Alfa pada gadisnya itu. Reina menggelengkan kepalanya.
"Tak usah. Aku nyaman" jawabnya senang. Alfa mengelus rambut Reina itu.
"Baiklah. Besok kita ambil barang-barang mu oke" ucap Alfa melanjutkan makannya. Reina mengangguk.
"Baiklah"
![](https://img.wattpad.com/cover/250478289-288-k593257.jpg)
YOU ARE READING
She's My Curvy Girl (End)
Romansaseperti apa wanita yang cantik itu? berbadan ramping dan seksi? bagi Arthur Johson itu tidak berarti. karena dia tertarik dengan seorang gadis di tempat kerjanya yang bernama Reina Smith. Reina adalah seorang gadis berusia 21 yang memiliki berat ba...