Reina keluar dari ruangan Arthur dan berjalan seperti biasanya. Reina memasuki lift dan segera pergi ke kantin dengan wajah yang benar-benar kesal.
"Aku pesan sesuatu berkarbo dengan porsi yang banyak" pesan Reina dan segera membayarnya. Reina membawa makaroni keju dan ayam panggang dengan porsi banyak. Reina memakannya tanpa memedulikan yang melihatnya. Rosalie membelakkan matanya melihat Reina yang makan itu.
"Kau kenapa Reina?" Tanya Rosalie khawatir pada Reina yang makan tanpa melihat makanannya itu. Reina meletakkan garpu nya dan meneguk air mineralnya. Dia terdiam sejenak dan keempat kawannya itu melihatnya penasaran kenapa Reina seperti kesal.
"Kalian" Reina akhirnya buka suara.
"Kalian mencintaiku?" Tanya Reina melirik Rosalie dan Hans. Mereka mengangguk kepalanya.
"Ya" jawab mereka berdua. Reina melirik Alfa dan Lio didepannya.
"Kalian mencintaiku juga kan?" Tanya Reina pada mereka yang ada didepannya.
"Ya" jawab mereka juga. Reina menghembuskan nafasnya.
"Carikan aku kekasih" ucap Reina membuat mereka terkejut mendengarnya.
"Hah? Kau kenapa Reina?" Tanya Hans panik disebelah nya. Rosalie menatap wajah Reina.
"Kau ada masalah apa sampai ingin dicarikan kekasih?" Tanya Rosalie penasaran. Lio tersedak mendengar nya.
"Uhukk...uhukk... Ada angin apa kau ingin minta itu?" Tanya Lio menepuk dadanya dan dibantu oleh Alfa yang menepuk punggungnya.
"Apa kau kebosanan sampai ingin tinggal bersama?" Tanya Alfa juga penasaran. Reina menghembuskan nafasnya.
"Aku bosan saja sendiri. Ingin mempunyai kekasih yang pengertian dan tidak jahat" keluh Reina memakan kembali makanannya. Rosalie menyenderkan kepalanya di bahu Reina.
"Jangan buru-buru dulu Reina. Jodoh itu ditangan Tuhan. Bukan di tangan manusia" ujar Rosalie memeluk Reina dari samping. Lio menaikkan alisnya.
"Apa kau takut dengan pria obsesi yang aku ceritakan itu ?" Tanya Lio melihat ekspresi Reina yang sepertinya sedang ada masalah itu. Reina mengangguk kepalanya.
"Aku sampai mimpi diculik oleh orang dan memaksanya untuk jatuh cinta padanya. Aku takut mimpi itu jadi ada di dunia nyata" keluh Reina lesu. Hans bergidik ngeri.
"Reina sampai kau menemukan orang seperti itu maka jauhilah. Walau orang itu baik tapi posesif nya keterlaluan dan benar-benar toxic. Jadi carilah kekasih yang tepat dan tampan seperti..." Reina tersenyum dan menunjukkan foto member BTS.
"Seok Jin?" Tanya Reina sambil tersenyum. Hans mengangguk semangat.
"Benar sekali. Dia tampan pintar masak dan penyayang" jelas Hans membuat Reina kembali semangat.
Pulang kerja Reina menaiki sepeda yang dia bawa itu dan mengayuhnya ke apartemennya.
"Semoga orang itu tidak ada" ucap Reina memasukkan sepeda lipatnya itu ke apartemennya. Saat membuka pintu dia melihat sekelilingnya. Tidak ada keberadaan Arthur.
"Aman" dia segera membersihkan dirinya dikamar mandi dan mengganti pakaiannya dengan t-shirt oversize dan celana pendek kain. Dia merasa kenyang karena menghabiskan makaroni keju dengan ukuran jumbo di kantor ditambah dengan camilan. Dia melihat gitar yang terdiam di dekat lemari bajunya. Dulu Reina suka memainkan gitar saat dia benar-benar kesepian.
"Sudah lama aku tidak memainkan nya" Reina mengambil gitar itu dan mengencangkan senar gitarnya.
"Hmm lagu apa ya? Seesaw versi cover Inggris saja" Reina duduk didekat balkon dan merasakan angin malam di badannya.
" Alright, this stupid seesaw
It's time to leave it and never look back
Alright this stupid love game
It's me or you who will make the last move
Why it is so hard?"Reina berhenti sejenak dan air matanya mengalir sendirinya. Dia benar-benar berada di apartemennya bersama dengan teman yang dia temui selama 11 tahun yang lalu dengan memiliki penyakit jiwa.
"Sesak... Hiks... Tidak bisa bernafas lagi" Reina melemparkan gitar nya diatas sofa dan berlari ke kamarnya. Dia menenggelamkan kepalanya di bantal.
"Hikss... Aku tidak mau seperti ini. Tidak mau" Isak Reina menangis di bantalnya. Tiba-tiba ada tangan yang mengelus kepalanya dengan lembut.
"Aku tahu kau membenciku bukan saat ini" ternyata itu Arthur yang baru pulang dari kantornya itu. Dia juga mendengar keluh Reina di balik pintu. Reina melanjutkan tangisannya.
"Aku membencimu Arthur. Aku tidak mau tinggal bersamamu ataupun hidup bersamamu" bentak Reina tapi Arthur menciumnya kepalanya dengan lembut.
"Aku sudah mengatakannya bukan kalau aku benar-benar mencintai mu seorang. Aku tidak ingin pria lain mengambilmu di tanganku" ucap Arthur melepaskan kemejanya dan melonggarkan dasinya. Dia menarik tangan Reina dan membuatnya berdiri. Arthur memeluknya dengan erat seperti memeluk boneka beruang besar.
"Kau yang aku inginkan Reina. Kau membuat kembali normal" Arthur mengambil tangan Reina dan mendekatkan ke dadanya.
"Inilah rasanya kalau bersamamu Reina. Detak jantungku selalu berdebar lebih kencang dari biasanya" lirih Arthur memainkan jempolnya ke bibir Reina.
"Ayo kita menikah Reina" Reina terkejut mendengarnya dan mendorong Arthur seketika.
"Kau gila? Aku baru bertemu dengan mu 2 bulan yang lalu sekarang kau mau kita menikah" panik Reina menjauhkan diri nya dari Arthur.
"Aku masih 22 tahun. Sedangkan kau 28 tahun" pekik Reina mengingat perbedaan usia mereka yang lumayan jauh itu. Arthur tersenyum dan memeluk Reina dari belakang.
"Tapi itu tidak masalah bagiku. Asal dengan orang yang kucintai aku mau menikahinya" ujar Arthur mencium leher Reina itu.
"Tapi aku tidak mencintaimu" ketus Reina pergi ke sofa.
"Aku akan tidur disini. Kalau kau berani mendekatiku maka aku akan pergi menyusul kakakku" ancam Reina mengambil selimut dan bantal nya. Arthur terkekeh melihat tingkah Reina itu yang baginya sangat mengemaskan kalau marah.
"Hmmm ide yang bagus"

YOU ARE READING
She's My Curvy Girl (End)
Romanceseperti apa wanita yang cantik itu? berbadan ramping dan seksi? bagi Arthur Johson itu tidak berarti. karena dia tertarik dengan seorang gadis di tempat kerjanya yang bernama Reina Smith. Reina adalah seorang gadis berusia 21 yang memiliki berat ba...